Mohon tunggu...
Igoendonesia
Igoendonesia Mohon Tunggu... Petani - Catatan Seorang Petualang

Lovers, Adventurer. Kini tinggal di Purbalingga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cabe-cabean, Gadis Taruhan di Arena Balapan

13 Desember 2013   14:56 Diperbarui: 4 April 2017   18:19 25286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam sudah semakin larut, udara dingin menggigit kulit. Namun, suasana itu tak membuat sekelompok pemuda dan pemudi beringsut dan kembali ke rumah. Bertempat di sebuah jalanan jembar yang berada agak jauh dari pemukiman penduduk,kumpulan itu malah bertambah ramai seiring larutnya malam.

Sepeda motor berbagai jenis berjejer-jejer. Bunyi mesin meraung-raung. Anak-anak muda itu tengah bersiap menggelar adu kenceng kuda besi tungganganya di jalanan, bukan di sirkuit. Inilah balapan liar.

"Berapa neh taruhanya bro?," tanya seorang anak muda yang sudah siap beradu balap.

"Biasa satu juta aja dulu," jawab pemuda lainnya, yang juga tak kalah siap. Ia lalu menggeber motornya.

"Ada bonusnya ndak," tanya pemuda itu lagi.

"Ada lah, itu cabe-cabean gue," ujarnya seraya menunjuk sesosok gadis belia dengan rok mini. "Mana cabe-cabean loe?

"Yang itu cabe-cabean gue, mantap deh. Kalo loe menang lawan gue, dia jadi milik loe malam ini..." ujarnya merujuk gadis belasan tahun yang tengah duduk santai diatas jok sepeda motor sport.

Bunga, sebut saja begitu, adalah salah satu gadis belia itu. Ia baru saja duduk di bangku SMA, tengah mekar-mekarnya. Harusnya pada tengah malam seperti itu, Ia sudah ada di rumah. Bukan keluyuran di tengah jalan seperti itu.

Namun, gadis belia itu sepertinya sudah menikmati dunia malamnya. Ia tampak sudah terbiasa di tengah-tengah balapan liar jelang dinihari itu. Seperti mengejek dinginya malam, Ia santai saja dengan rok mini dan tank top ketat yang memamerkan dadanya yang mekar itu. Sebatang rokok terselip dibibirnya. Asap putih pun membumbung dari bibirnya yang disapu gincu merah.

Bunga inilah yang tadi disebut cabe-cabean. Sebuah sebutan yang membuat saya miris dan merinding melihat pergaulan anak muda jaman sekarang. Saya tak tahu dari mana dan kenapa muncul sebutan cabe-cabean. Mungkin mereka 'hot and spicy' seperti cabe kali yah. Yang jelas, cabe-cabean adalah sebutan untuk gadis remaja belia yang menjadi taruhan di arena balapan.

Dengan adanya cabe-cabean, katanya, akan lebih menambah semangat dan memacu adrenalin untuk memenangkan balapan. Pasalnya selain uang, peserta lomba menjadi lebih terpacu karena akan mendapatkan 'piala' istimewa itu. Tentu saja, cabe-cabean tugasnya adalah memuaskan syahwat joki pemenang balapan liar. Dan pemenang akan berganti, cabe-cabean pun layaknya sebuah 'piala bergilir'. Miris bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun