"Aku umumkan, Arjuna adalah murid terbaik dan pemanah terhebat di dunia," ujar Drona.
Tiba-tiba Karna muncul menantang Arjuna sambil memamerkan kesaktiannya. Ia tak rela, Arjuna disebut pemanah terbaik di dunia. Sebagai pemanah, Ia menantang pangeran Pandawa ketiga itu untuk adu kuat ilmu memanah. Resi Krepa selaku pendeta istana meminta Karna supaya memperkenalkan diri terlebih dahulu karena untuk bisa menghadapi Arjuna haruslah dari golongan yang sederajat.
Karna memberontak, Ia menilai semua orang berhak untuk menunjukan kekuatanya tanpa melihat asal-usulnya.
[caption id="attachment_323959" align="aligncenter" width="300" caption="Karna, Anak Yang Dibuang (www.india-forums.com)"]
"Sungai tak pernah bertanya air siapa yang memasukinya? Yang dia tau hanyalah kekuatannya. Dewa siwa tak pernah mempertanyakan bunga teratai darimana yang menjadi persembahannya. Karena yang terpenting adalah keindahanya. Mengapa manusia harus mempertanyakan siapa asal-usulnya?!"
Di hadapan khalayak ramai yang sedang menyaksikan perang tanding itu, Ia menyatakan pemberontakanya atas sistem kasta diskriminatif itu. Ia sangat menentang kasta yang memenjarakanya sejak kecil. Kasta yang sudah menghalanginya untuk menunjukan kekuatanya. Menurutnya, manusia semua sama. Ksatria, brahmana, suta boleh diakui bukan karena statusnya tetapi karena kekuatan, kerja kerasnya. Karna adalah pengagum kekuatan sejak kecil. Ia bersumpah untuk menjadi 'sesuatu' dan diakui dengan kekuatan yang ada dalam dirinya.
Oleh karena itu, Karna bersikeras menantang arjuna untuk membuktikan siapa pemanah terbaik di muka bumi. Arjuna pun menyanggupinya. Ia tak gentar dengan tantangan karna dan yakin dengan didikan Resi Drona. Namun, sebelum busur tertarik, Adinata turun ke gelanggang. Ia meminta maaf dan memaksa Karna, yang dinilainya tak tahu sopan santun serta mempermalukan keluarga, untuk pulang. Ibunya juga bercucuran air mata melihat anaknya mempermalukan diri dan keluarganya.Karna akhirnya luluh.
Ia pun dengan berat hati meninggalkan gelanggang. Sampai, Duryodana yang barusaja di kalahkan Arjuna berteriak. "Tunggu dulu pemanah," katanya.
Duryodana, melalui rengekanya kepada ayahnya Destrarata, kemudian meminta mengangkat Karna hari itu juga menjadi raja dan agar diizinkan bertanding melawan Arjuna. Duryodana tahu. Karna adalah lawan sebanding Arjuna, ksatria Pandawa yang paling ditakutinya. Otak licik Duryodana bekerja, dengan menaruh budi pada Karna maka Anak Suta itu akan menjadi orang yang dipihaknya, Kurawa.
Maka, perang tanding antara Arjuna dan Karna pun dimulai. Perang tanding yang bukan sekedar adu ilmu keprajuritan tetapi juga sebuah perjuangan Karna untuk mendapatkan pengakuan. Perjuangan emansipasi seoraang Karna menentang sistem kasta yang diskriminatif.
Dan, adu kekuatan dua pemanah terhebat di dunia pun dimulai. Perang tanding antara Arjuna dan Karna yang sesungguhnya adalah kakak tirinya.