Mohon tunggu...
Igoendonesia
Igoendonesia Mohon Tunggu... Petani - Catatan Seorang Petualang

Lovers, Adventurer. Kini tinggal di Purbalingga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Petani Lada Purbalingga Dikunjungi Komunitas Petani Lada Internasional

7 Juni 2014   17:02 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:50 944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_327810" align="aligncenter" width="518" caption="Direktur Eksekutif IPC S.Kanaan di Desa Kedarpan, Purbalingga (Foto : Igoen)"][/caption]

Purbalingga – International Pepper Community (IPC) mengunjungi petani lada di Desa Kedarpan, Kecamatan Kejobong yang tergabung dalam Asosiasi Petani Lada Purbalingga (ASPALAGA). IPC juga memberikan bantuan bibit lada unggul dan membantu pengembangan model pembibitan lada.

Bibit unggul yang diberikan adalah varietas Natar I dan Natar II yang dikembangkan oleh Balai Penelitian Tanaman Rembah dan Obat (Balittro) sebanyak 5 ribu bibit yang bisa dikembangkan untuk areal sekitar 6 ha. IPC dan Balitro akan membimbing ASPALAGA dalam pengembangan model pembibitan lada berkualitas unggul.

Dalam kesempatan tersebut, Direktur Eksekutif IPC S.Kanaan menyatakan komoditas lada memiliki nilai ekonomi yang baik sehingga bisa membantu meningkatkan kesejahteraan petani. “Selama tiga tahun terakhir harga lada sangat bagus. Ini seharusnya membuat petani tambah semangat dan lada bisa terus berkembang,” ujar Kanaan saat menemui petani lada di Desa Kedarpan, Jumat (06/06).

Kanaan berkunjung ke Desa Kedarpan didampingi istrinya, Kepala Seksi Pelayanan Teknologi Balittro Dr. Sukamto dan Kepala Kebun Percobaan Balittro Cimanggu Dadang Rukmana.

Kanaan yang merupakan pejabat Kementerian Perdagangan India menyatakan permasalahan yang dihadapi petani lada di Purbalingga secara umum adalah ketersediaan bibit yang masih rendah kualitasnya. Kanaan berharap bantuan bibit unggul dan teknologi baru dalam budidaya lada bisa meningkatkan produktivitas lada di Purbalingga.

Menurutnya, petani di Indonesia sudah lebih dari 100 tahun mengembangkan lada. Akan tetapi, produktivitasnya kalah jauh dengan petani lada di Vietnam yang baru mengembangkan lada sekitar 20 tahun terakhir.  Produktivitas lada di Vietnam bisa mencapai 8 ton per ha, sedangkan di Indonesia hanya sekitar 8 kuintal/ha.

Saat ini, Vietnam adalah eksportir lada terbesar di dunia dengan produksi 100.000 ton/tahun. Sedangkan, Indonesia yang memiliki lahan jauh lebih luas hanya 33.000 ton/tahun. “Ini karena petani Vietnam mengadopsi teknologi baru, petani disini juga harus seperti itu,” katanya.

Kanaan berharap bantuan yang diberikan IPC bisa bermanfaat bagi petani yang tergabung dalam ASPALAGA. “Semoga saat saya datang kesini lagi 2 atau tiga tahun lagi, produktivitasnya sudah bisa 4 ton/ha dan petani lebih sejahtera,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bidang Perkebunan Dintanbunhut Kab Purbalingga Suyanto menyatakan bantuan dari IPC sangat bermanfaat bagi petani lada di Purbalingga. Bantuan bibit unggul diharapkan bisa dikembangkan dan meningkatkan produktivitas petani lada. “Kita memiliki daerah dengan kondisi agroklimat yang sangat sesuai untuk budidaya lada,” katanya.

Suyanto berharap petani bisa melakukan budidaya yang intensif karena lada memiliki nilai ekonomi yang tinggi. “Harganya saat ini ditingkat petani Rp. 115.000/kg kering. Ini sangat menguntungkan,” katanya.

Menurutnya, daerah yang sangat sesuai untuk budidaya tanaman lada di Purbalingga ada di tiga kecamatan yaitu Kejobong, Kaligondang dan Pengadegan. Saat ini, tanaman lada di Purbalingga memiliki luas areal 456 ha dengan produksi 652 ton per tahun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun