Juwitaku,
Hidup memang keras
Tapi cintaku padamu agaknya lebih keras
Ia telah tertempa begitu lama
Tersepuh oleh manis getirnya hidup bara
Aku dan engkau pada dasarnya sama
Satu hati dua jiwa
Mengembara di ladang ilalang
Mengamal cinta di padang gersang
Hatiku tertambat padamu
Takdir seakan berkonspirasi memborgolku pada wajahmu
Denganmu ku hilang akal hilang logika
Denganmu ku bagai semut dimabuk gula
Juwitaku,
Aku tak ingin berpasrah pada penyesalan
Seperti Februari yang selalu merindu Januari
Tak ingin ku mati pada kehilangan
Karena tanpamu aku gitar tanpa dawai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H