Mohon tunggu...
Ignatius Kisa
Ignatius Kisa Mohon Tunggu... Pemuka Agama - tinggal di seminari tinggi Pineleng

lahir di modo, 8 Januari 1997, Buol sulawesi tengah. sekarang sedang kuliah di STF-SP sebagai mahasiswa teologi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Corona di Benak Masyarakat Indonesia: "Antara Dongeng dan Fakta"

26 Oktober 2020   14:50 Diperbarui: 26 Oktober 2020   14:53 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada saat  ini dunia sedang menangis. Ibu Pertiwi sedang merintih kesakitan. CORONA, saat ini bagaikan hantu dalam dunia dongeng yang menakutkan bagi anak-anak. Dengar namanya saja anak-anak pasti langsung takut. Corona, sebuah virus yang kasat mata, tetapi mematikan. Dan corona ini bukan cerita dongeng. Corona bukan dongeng pengantar tidur bagi anak-anak. Corona adalah sebuah fakta yang sedang terjadi. Corona sedang menimpa kita saat ini dan mungkin di sini. Namun anehnya, banyak manusia yang dikatakan sebagai makhluk berakal budi, mahkluk yang sadar dengan dirinya, dan mahkluk yang berperasaan, seolah tutup mata dan cuek dengan situasi ini. Lebih parahnya lagi, ada yang tidak percaya dengan virus corona yang juga sedang menimpa negara kita ini. Ini adalah sebuah ketololan yang hakiki. Kalau belum ada yang tahu, saya beritahu sekarang bahwa virus ini fakta yang sedang terjadi. Virus ini berasal dari Wuhan, China. Ada beberapa cerita kontraversi yang mengatakan bahwa virus ini buatan China, virus ini beraal dari salah laboratorium yang bocor di Wuhan, dan berasal dari kelelawar yang dijual di salah satu pasar di Wuhan. Itu tidak penting karena tidak tahu pasti mana cerita yang benar. Namun yang pasti, virus ini terdeteksi pertama kali di Wuhan China. Virus ini kemudian membunuh banyak warga Wuhan dan sekitarnya. Memang saya belum pernah ke sana dan meneliti di sana, tetapi saya tahu dari berbagai media yang ada dan dapat dipercaya kebenarannya. Makanya yang belum tahu, update dong, baca korang dan media yang ada dengan teliti.

            Mengapa corona bisa masuk ke Indonesia. Nah, kalau belum ada yang tahu bagaimana masuknya saya kasi tahu ya... Virus ini dapat tersebar dari manusia ke mausia. Negara kita ini adalah adalah salah satu destinasi wisata dunia yang terkenal. Banyak wisatawan mancanegara yang datang karena tertarik dengan keindahan alam kita ini, termasuk China. Jadi ketika corona sedang menyebar di China, wisatawan China juga sedang mengunjungi negara kita. Maka menyebarlah virus ini di negara kita. Maka pada tanggal 2 Maret 2020 Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus corona pertama di Indonesia.

            Tapi sayangnya, banyak warga masyarakat Indonesia yang kepala batu dengan situasi ini. Tidak mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah, dan bahkan malah ada menantang virus ini. Yang sungguh herannya, mereka yang menantang itu justeru orang-orang yang dianggap terpelajar. Mereka yang katanya berpendidikan tinggi. Lebih menyedihkan lagi, mereka itu adalah para penegak hukum. Contoh, masa pandemik seperti ini ada kegiatan unjuk rasa dan demonstrasi para mahasiswa. Ada juga pertemuan-pertemuan yang mengundang masa. Unjuk rasa berbau anarkis lagi, pake baku hantam dan merusak fasilitas umum segala. Mereka menantang kebijakan pemerintah membuat undang-undang untuk mengatasi situasi pandemik dan penyebaran virus corona. Bahwa peraturan ini merugikan banyak warga masyarakat. Kalian pikir pemerintah dalam hal ini DPR, adalah kumpulan orang-orang bodoh yang tidak paham dengan peraturan dan undang-undang negara? Sehingga UU yang dikeluarkan dibuat asal-asalan saja? Kalian salah brow...!!! Mereka lebih paham dengan peraturan dan UU negara dari pada kalian. Kalian yang datang demo itu mahasiswa jurusan apa? Kedokteran? Teknik mesin? Perguruan tinggi? Atau Pertanian??? Kalian paham dan mengerti dengan peraturan perundang-undang negara  bagi kalian mahasiswa yang jurusan pertanian, kedokteran, dan teknik mesin itu. Sebagai orang yang terpelajar, jangan mudah dibohongi dan dibodohi oleh oknum tertentu yang mau merusak NKRI. Jangan hanya demi uang sogokan yang hanya Rp. 50.000 kalian mau melakukan hal bodoh itu. Menyedihkan sekali ya... demi Rp. 50.000 kalian rela habis suara, capek, hingga sampai digebukin polisi lagi. Ketika pulang ke rumah, kalian dapat apa? Yang ada paling cacian dan paling-paling sedikit pujian. Jangan cuma ikut arus dong. Dan kalau mau demo, yang damai dong. Tunjukan eksistensimu sebagai orang yang terpelajar dan manusia yang bermartabat. Kalau mau berantem, lampiaskan itu di ring tinju, game FF, Mobile Legends dan kawan-kawannya. Jangan lampiaskan di gedung DPR atau fasilitas umum. Perlu biaya lagi untuk memperbaiki itu semua. Dari pada uang negara habis dipakai untuk memperbaiki berbagai fasilitas umum yang rusak akibat demo kalian yang tidak beradab itu, lebih baik dipakai buat penanganan COVID-19. Atau bantuan kuata gratis bagi kalian mahasiswa yang miskin. Iya kan....? Jadi ketika pemerintah mengeluarkan UU itu tandanya pemerintah sedang peduli dan berusaha yang terbaik untuk masyarakat dan bukan merugikan.

            Baru lagi ada yang menantang, mau lihat kalau aksi kali itu kalau ada yang terkena corona. Mereka menganggap corona ini tidak ada dan hanya cerita dongeng saja. Menurut saya ini juga ketololan yang hakiki. Kalian mau nanti Corona melanda dan menampar dengan parah negara kita baru sadar? Habis itu nanti berteriak-teriak kepada pemerintah: "DPR...kami su mo mati di sini... tolong suntik kami dengan vaksin dolo...".  Kita bisa ambil contoh salah satu kota di negara Ekudor yang begitu mengerikan penyebaran wabah coronanya. Warga yang mati tidak tahu mau kubur di mana lagi, karena begitu banyak yang mati. Sampai-sampai ada mayat yang dibuang dan diletakan dipinggir jalan oleh keluarga mereka sendiri. Kita tidak mau seperti itu kan? Bersyukur sekarang corona tidak separah negara-negara lain. Mengapa? Tidak lain karena usaha pemerintah dan usaha kita bersama. Pemerintah juga belajar dari pengalaman negara lain. Memberlakukan protokol kesehatan, anjuran memakai masker, lock down dan sebagainya. Dan ini rupanya berhasil di negara kita, walaupn masih banyak yang terpapar corona. Maka mari kita dukung itu, jangan melawan. Nah maka dari itu, sebagai warga negara yang baik, mari kita bersama-sama melawan wabah ini dengan taat pada protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah. Karena itu semuan demi kebaikan kita bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun