Titik balik terjadi di tahun 2015. Persaingan yang panas dengan Rossi membuat Marc harus terlibat insiden di antara keduanya saat berlaga di Sepang. Buntut dari insiden ini adalah, Marc mendapat hantaman dan cacian dari Rossi dan penggemar garis kerasnya. Bahkan peristiwa ini sempat memunculkan 'kolusi' antar sesama pebalap Italia. Marc tidak hanya kehilangan gelar juara dunia tetapi juga harus bertahan dari hujatan yang semakin kencang menghampirinya.
Bukti ketangguhan mental Marc Marquez terlihat pada musim-musim berikutnya. Tahun 2016 dia bisa mengambil kembali gelar juara dunia yang sempat berpindah tangan, dan dilanjutkan pada musim 2017 dan 2018.Â
Kini, pada kompetisi 2019, Marc semakin matang dan mental semakin teruji. Terlihat pada torehan poin yang cukup jauh dari Andrea Dovisiozo karena pada musim ini Marc semakin jarang terjatuh dan konsisten meraih hasil yang optimal. Lo spirito yang akan selalu menyala sampai kapanpun.
Ditulis oleh Ignatius Aryono Putranto (Dosen Fakultas Ekonomi, Program Studi Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)
Email: aryono_16@yahoo.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H