Keberhasilan Sarri meraih gelar Europa League menarik minat salah satu klub elit Italia, yaitu Juventus. Juventus, yang sering juga dipanggil dengan sebutan 'Nyonya Tua', memang sedang mencari solusi mujarab untuk mengakhiri paceklik gelar mereka pada kompetisi Eropa. Juventus memang tidak kering prestasi.Â
Hal ini dibuktikan dengan dominasi mereka di liga domestik hingga mampu meraih delapan gelar juara Seri-A secara beruntun. Tentu saja prestasi ini menggembirakan, tetapi tidaklah cukup.
Bisa dikatakan, hingga saat ini trofi-trofi Eropa seolah enggan untuk singgah di Turin. Jika menilik prestasi Juventus, gelar Eropa mereka terakhir kali adalah Juara Super Eropa pada tahun 1996-1997, atau sekira lebih dari dua dekade lalu.Â
Segala hal sudah dilakukan oleh Juventus untuk mengembalikan hegemoni mereka di Eropa. Pemain-pemain bintang secara regular mulai direkrut, bahkan pelatih-pelatih kelas dunia pun mereka dapatkan. Tetapi ternyata tidak membuahkan hasil. Beberapa usaha mereka kandas termasuk takluk di babak Final Liga Champions. Harapan menjuarai kompetisi Eropa pun selalu pupus.Â
Bahkan, pada akhirnya, Juventus merekrut salah satu mega bintang dari Portugal, Cristiano Ronaldo yang memiliki segudang prestasi termasuk juara kompetisi Eropa.Â
Asapun melambung. Juventini mulai antusias dan seolah akan melihat mimpi mereka yang menjad nyata. Akan tetapi, fakta berkata lain. Kehadiran Cristiano Ronaldo yang sudah kenyang gelar dengan Manchester United dan Real Madrid ternyata tidak mampu menghasilkan gelar juara kompetisi Eropa.
Dan pada akhirnya, hari ini, 16 Juni 2019, Juventus secara resmi mengumumkan bahwa Maurizio Sarri, putra kebanggan Napoli, menjadi pelatih baru mereka, menggantikan Massimiliano Allegri.Â
Sarri memang belum menunjukkan prestasi juara liga, tapi saya yakin, bukan itu yang dipertimbangkan oleh manajemen klub Juventus. Bisa jadi mereka pun bosan dengan gelar juara lokal yang selalu mereka raih.Â
Sebagai sebuah entitas olahraga (dan bisnis), Juventus perlu mengembangkan diri, dan gelar juara kompetisi Eropa merupakan opsi pengembangan diri yang ideal.Â
Sarri juga belum pernah meraih gelar tertinggi di kompetisi Eropa. Tetapi pencapaian Sarri yang mampu meraih gelar Europa League bahkan terlihat lebih mewah daripada Juventus yang sampai saat ini belum mampu meraihnya.
Apakah kehadiran Sarri akan menjadi jaminan bagi Juventus untuk meraih gelar kompetisi Eropa? Memang agak sulit menjawab pertanyaan ini karena ada banyak faktor lain yang menjadi pertimbangan, tetapi setidaknya Sarri tidak datang ke Juventus hanya bermodalkan daftar riwayat hidup dan daftar riwayat karir kepelatihan nir-gelar, melainkan dia datang sebagai Juara Europa League.