Mohon tunggu...
Ignatia Sarita
Ignatia Sarita Mohon Tunggu... -

Menulis apa yang dilihat, mengungkapkan apa yang dirasakan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pertanyaan dan Pernyataan Perempuan (yang Mencoba) Kritis (tapi Galau)

2 Mei 2014   00:33 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:58 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat sore, dan selamat bertemu lagi..

Hari ini saya punya waktu untuk diri sendiri, setelah sekian lama mengejar target akademik maupun non-akademik. Libur dalam rangka Hari Buruh ini memberi saya sekitar 10 jam kesempatan untuk menikmati setiap hembusan nafas, dinginnya kamar di tengah cuaca luar yang panas, indahnya pemandangan Gunung Ungaran yang terlihat dari jendela kamar, dan kasur yang begitu ramah menyambut saya di hari libur.

Sayangnya, kebiasaan saya memiliki waktu sibuk sampai kurang lebih pukul 21.00 membuatku merasa tidak efektif dan tidak bisa mengerjakan apa-apa hari ini. Duduk di kasur, bermain beberapa game di smartphone, bosan. Waktu-waktu yang ada ini akhirnya saya gunakan untuk berpikir.. *berpikir ala remaja galau 2014*

Sebenarnya hati (selain hati yang dipelajari di Biologi) itu bisa apa sih dalam kehidupan? Mengapa pengaruh hati begitu besar buat psikis seseorang, mengapa semuanya tersimpan di dalam hati (katanya), mengapa menggunakan kata hati dan apakah hati yang dikait-kaitkan dengan perasaan itu adalah hati yang dipelajari di Biologi? Mungkin pertanyaan saya terkesan bodoh, atau mungkin ini pertanyaan kuno bagi beberapa orang. Tetapi pernahkah kita berpikir bagaimana sesuatu yang mengecewakan kita itu terekam betul dalam benak kita dan membuat sesuatu di sekitar dada (yang disebut hati) menjadi sakit, begitu lamanya? Bahkan ketika kita sudah mengampuni dan melupakan kekecewaan kita. Atau mungkin perasaan senang yang begitu hebatnya juga terekam di otak dan di hati. Rasanya seperti hati itu otak kedua, hahaha.. padahal kalau kata remaja, otak itu bekerja berlawanan dengan hati. Otak itu rasional, hati itu mengukur dari segi nyaman, kasihan, dan lain sebagainya. Unik.. saya bertanya-tanya karena saya sebagai umat Nasranidan percaya Roh Kudus juga meyakini bahwa Roh Kudus itu tinggal di dalam hati saya. Tapi, hati tempat Roh Kudus tinggal itu di dalam di sebelah mana? Di organ hati itu? Apa iya sih? Apa hati itu hanya sebuah penggambaran.. tapi penggambaran akan apa?

Saya baru merasa bahwa PORSI itu sesuatu yang penting dalam hidup seseorang. Tidak berlebihan, tidak kekurangan. Contoh saja dalam hal makan. Makan terlalu sedikit, tentu rasa lapar tidak terpenuhi. Makan terlalu banyak, bisa membuat sakit perut (dan untuk perempuan yang memperhatikan berat badan seperti saya bisa membuat berat badan meningkat). Tidur terlalu sebentar, rasa kantuk belum hilang. Tidur terlalu lama bisa menyebabkan pusing ketika bangun tidur. Saat kerja kelompok jika kita bekerja terlalu banyak dan mendominasi sebuah regu, kita akan dirugikan (antara dimanfaatkan atau dinilai individual). Termasuk porsi perhatian seseorang.. hihi maaf ya berbalik ke soal itu lagi. Ironis memang kalau seseorang yang lagi PDKT (pendekatan) memberikan perhatian kepada yang lagi didekati, tapi terkadang berlebihan dan mengganggu. Bahkan niat baik tanpa mengetahui porsinya yang tepat juga akan mengganggu. Saya jadi paham betul bahwa menempatkan diri sesuai yang seharusnya, melakukan sesuatu sesuai porsinya, itu penting. Tidak selamanya kita harus berbuat baik seperti malaikat, kebaikan juga harus dibatasi dengan pemikiran apakah itu akan mendidik orang lain atau tidak. Perhatian yang berlebihan untuk orang yang lagi PDKT seringkali menyebabkan kesalahpahaman, dan berujung pada kata gaul anak remaja sekarang.. PHP (Pemberi Harapan Palsu)

Pemikiran berikutnya, mungkin yang terakhir. Saya mengagumi respon orang yang berbeda-beda, sikap yang berbeda-beda, karena pemberian Tuhan tentunya dan faktor internal maupun eksternal yang mendukung pembentukan karakter seseorang. Dalam satu situasi atau kondisi, bisa jadi 3 orang meresponinya dengan berbeda. Misalkan, perempuan bernama A, B, dan C memiliki wajah yang cantik. Perempuan A mengakui kecantikannya dan mengumbar kecantikannya dimana-mana dengan cara berfoto-foto, gonta-ganti pacar, merasa laris. Lain halnya dengan perempuan B, yang mengakui kecantikannya tetapi tetap bersikap tenang. Perempuan C malah tidak merasa cantik, dan selalu merendah diri dan tidak pernah percaya kata-kata orang kalau dia cantik. Saya juga kagum mengapa ada orang yang pandai sekali menyembunyikan keadaan di dalam hatinya (lagi-lagi hati) dan bersikap baik-baik saja di depan khalayak umum. Ada yang benar-benar menyembunyikannya, ada yang menceritakannya hanya kepada orang tua atau sahabat terdekat, ada yang mengumbarnya di social media seperti Twitter, Facebook, dan sejenisnya. Kalau bersikap terbuka itu lebih mudah, mengapa harus serba ditutup-tutupi? Saya juga bingung kenapa ada beberapa orang yang melakukan refreshing dengan cara shopping, ada juga yang hanya bisa tenang dengan mendengarkan lagu, ada yang bisa tenang dengan melihat pemandangan alam, bahkan melihat fotonya saja sudah tenang. Kebutuhan orang berbeda-beda, didasarkan oleh...?

Pertanyaan dan pernyataan yang sedikit buntu ini akhirnya mengingatkan saya kepada laptop untuk dituliskan. Semoga tidak banyak remaja, atau anak-anak, bahkan orang tua (?) yang dibingungkan dengan tulisan saya. Saya akan sangat senang kalau ada yang mau menjelaskan, hehe..

Selamat menikmati sisa hari libur ini :)

05 Mei 2014

Ignatia Sarita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun