Ponselku bergetar,
beep brrr, beep brrr, beep brrr
aku terkejut seolah terlempar,
tampak notifikasi menghias layar
Dia lagi dan lagi…
kututup mataku yang nanar
Dada pedih dan nyeri…
hati tersayat, jantung berdebar
Bilah pesan penuh dengan makian
menjajar emotikon sinyal bahaya…
Senyummu sinis penuh ancaman
mengumbar jerat dan tipu daya…
Aku meringkuk…
dalam gelap dan kesunyian
Kutinggalkan segala kerumunan
kuhidupkan nyala kebencian
Aku menggelepar…
dalam ruang penuh bayangan
Ceracau papa di luar kamar…
tangis mama berbaur jeritan
Duhai manusia durjana,
mengapa dunia kautebar murka
Ketika kemudahan bicara kaunikmati
hanya luka dan adu domba yang kauberi
Bijaklah dalam berkata,
jagalah atitude dan etika
Buka hati jangan hanya buka mata,
kau tak beda dengan aku dan mereka
Tahukah kau?
tahukah kalian?
Ancamanmu meluluhlantakkan hatiku
bully-anmu menjauhkan aku dengan orang-orang terkasihku
Berhentilah,
lihat dirimu dan berkacalah
Jaga mulut dan kuasa jemarimu
jangan sampai menorehkan luka
Ingat Tuhanmu,
ingat pencipta seluruh ruh dan ragamu
Ia takkan membiarkanmu,
menghancurkan hidup mereka dan aku
Bersujudlah pada-Nya
mohon ampun dan bertobatlah…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H