Mohon tunggu...
Ignasius Sabinus Satu
Ignasius Sabinus Satu Mohon Tunggu... -

Staf Pendidik SMPN 1 Bajawa Penggiat literasi dan Rumah Baca, Gerakan Jurnalis Pelajar, Gerakan Literasi Sekolah, AGUPENA.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Remaja, antara Vandalistis atau Apresiatif?

16 Februari 2019   09:26 Diperbarui: 16 Februari 2019   10:49 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bajawa Ibu Kota Kabupaten Ngada merupakan daerah yang kaya akan potensi. Kultur dan kebudayaan merupakan warisan leluhur yang sungguh mulia. 

Dengan perkembangan dan kemajuan di segala bidang, tak terkecuali talenta kaum muda (remaja) ikut berkembang. Kaum muda (remaja) merupakan generasi yang disiapkan untuk masa yang akan datang dalam rangka pembangunan daerah, baik dari segi pembangunan manusia maupun pembangunan segala lini lain yang dibutuhkan daerah.

Namun kenyataan pahit yang harus kita terima yakni; potensi yang dimiliki remaja hilang mungkin karena pengaruh era globalisasi di zaman moderen ini, mungkin juga ada pengaruh lain yang membuat remaja-remaja kita menjadi makhluk antagonis. Remaja kita justru muncul dalam bentuk generasi-generasi vandalistis.


Banyak remaja kreatif yang mampu menghasilkan karya-karya bermanfaat, namun tidak sedikit pula remaja dengan daya pikir yang masih rentan serta menginginkan sensasi yang merusak karya orang lain, menjadi remaja vandalis.
Sifat yang hanya tau merusak (vandalisme) tertanam dalam diri remaja.

Sumber: dokpri
Sumber: dokpri
Mungkin ini terjadi karena beberapa faktor yaitu; faktor pergaulan, faktor negatif dari keluarga dan faktor pengaruh dari diri sendiri. Bentuk sikap vandalisme yang dilakukan remaja antara lain merubah penampilan diri menjadi pribadi yang lain atau mengikuti mode yang kelewatan, merusak fasilitas umum mencoret tembok pagar sekolah, stadion, biara, gereja, masjid, dan saran-saran umum lainya, merusak lampu jalan.

Ada juga sikap vandalis remaja yang berkumpul (mangkal) di deker atau pinggir jalan untuk sekadar menikmati minuman keras sehingga mengganggu ketertiban umum masyarakat.

Hal yang disoroti yakni; hampir di setiap sudut kota kita bisa saksikan, tembok-tembok pagar yang tertata begitu rapih bagus, dirusak, penuh dengan coretan-coretan yang sungguh merusak tujuan awal pembangunan dan merusak pemandangan/keindahan.

Hal ini tentu sangat merugikan. Baik diri sendiri, maupun orang lain, masyarakat dan menghambat kemajuan daerah.

Perilaku-perilaku vandalis ini mencerminkan sikap yang sangat tidak mendukung pembangunan dan kemajuan daerah.

Pemerintah daerah, instansi pemerintahan maupun swasta mengeluarkan banyak biaya untuk pembangunan namun remaja hadir justru merusak, tidak menghargai dan tak sedikitpun rasa bersalah atas aksi-aksi yang dilakukan. Sungguh sangat disayangkan!

Fenomena ini harus diberantas secara bersama. Baik dari pemerintahan, masyarakat, keluarga maupun pribadi remaja itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun