Mohon tunggu...
Ignasius Haryadi
Ignasius Haryadi Mohon Tunggu... -

Suami seorang bidadari tak bersayap, ayah seorang putri jelita.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menanam Pohon di Riau: Upaya Mengurangi Laju Pemanasan Global

9 Agustus 2016   02:00 Diperbarui: 9 Agustus 2016   02:07 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Risky Resiwa, salah satu perwakilan siswa, wilayah tempat tinggalnya mayoritas berada di kawasan hutan produksi (foto: pribadi)

Waktu paling baik untuk menanam pohon adalah 20 tahun yang lalu. Waktu terbaik lainnya adalah sekarang -Pepatah Cina

Pemanasan global bukanlah isapan jempol belaka. Meski banyak pihak menampik fakta seputarnya, dampak dari kenaikan suhu permukaan bumi kian nyata. Berbagai penelitian telah mengungkap korelasi pemanasan global dengan fenomena anomali cuaca-iklim dan naiknya permukaan air laut akibat mencairnya lapisan es di kutub bumi. Kedua hal ini dianggap sebagai gejala utama pemanasan global.

Kedua gejala tersebut memiliki dampak yang sangat mengancam keberlangsungan hidup penghuni planet bumi. Mulai dari menurunnya hasil pertanian akibat gangguan siklus cuaca, kondisi cuaca ekstrem yang menimbulkan bencana kekeringan hingga banjir, punahnya berbagai spesies hewan dan tumbuhan, meluasnya penyebaran penyakit, hingga tenggelamnya pulau-pulau kecil dan dataran rendah.

Pencairan es di kutub akibat pemanasan global, menimbulkan efek berantai (foto: futuretimeline.net)
Pencairan es di kutub akibat pemanasan global, menimbulkan efek berantai (foto: futuretimeline.net)
Perdebatan mengenai fakta seputar pemanasan global rasanya sungguh mubazir. Waktu dan energi kita akan terkuras sia-sia jika hanya membahas atau saling tunjuk siapa yang dipersalahkan. Yang diperlukan adalah kesadaran kolektif untuk turun ke lapangan melalui tindakan nyata.

Inilah yang dilakukan oleh berbagai stakeholder di Siak, Riau pada pekan lalu. Bertempat di kawasan arboretum milik PT Arara Abadi yang terletak di Kecamatan Perawang, Kabupaten Siak, dilakukan penanaman secara simbolis bibit pohon oleh berbagai pihak.

Semakin banyak pohon, akan semakin banyak pula daun yang menyerap CO2, sehingga konsentrasi CO2 di udara bisa berkurang. Oleh karena itu penanaman pohon merupakan sebuah langkah penting mengurangi pemanasan global.

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari program restorasi tahun 2014 lalu yang telah melaksanakan penanaman 10.000 bibit pohon Meranti di kawasan cagar biosfer Giak Siam Kecil, yang merupakan salah satu dari 7 Cagar Biosfer yang ada di Indonesia.

Profesor Akira Miyawaki alias Bapak Penanam Pohon ketika menanam bibit pohon di Riau 2014 lalu (foto: beritadaerah.co.id)
Profesor Akira Miyawaki alias Bapak Penanam Pohon ketika menanam bibit pohon di Riau 2014 lalu (foto: beritadaerah.co.id)
Program yang digagas oleh Asia Pulp Paper (APP) Sinar Mas ini awalnya direkomendasikan oleh Profesor Akira Miyawaki, seorang botanis dan pakar ekologis yang dikenal sebagai Bapak Penanam Pohon. Sampai dengan 2014, sudah lebih dari 40juta pohon yang ditanam oleh Prof. Akira di sekitar 40 negara. Sayangnya, kesehatan Prof. Akira yang tahun ini genap berusia 88 tahun sedang menurun, sehingga kali ini beliau urung hadir.

Program ini juga didukung penuh oleh Yayasan Belantara, sebuah yayasan nirlaba yang mengumpulkan dan mengelola dana konservasi dan pemberdayaan masyarakat di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Unsur lokal yang turut hadir adalah Pemerintah Derah Siak yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Siak, Said Hamzah, Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Tahura Minas (Kawasan Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim), serta Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau.

Support penuh juga diberikan oleh dua lembaga dari negeri Sakura, yaitu ITTO (International Tropical Timber Organization) dan Japan Agency for Environmental Business. Ini bukti bahwa persahabatan antar kedua negara terjalin dengan baik, termasuk dalam ranah lingkungan hidup.

Pendiri Japan Agency for Environmental Business, Mitsunori Kamiya (mengenakan topi biru) bersama para generasi muda Perawang (foto: pribadi)
Pendiri Japan Agency for Environmental Business, Mitsunori Kamiya (mengenakan topi biru) bersama para generasi muda Perawang (foto: pribadi)
Pendiri Japan Agency for Environmental Business, Mitsunori Kamiya mengungkap, pemanasan global bergerak lebih cepat dari dugaan kita.

"Dampaknya adalah terjadinya bencana seperti banjir besar, angin taufan, dan sebagainya. Untuk memperlambat atau menanggulangi pemanasan global, salah satunya adalah dengan penanaman pohon."

Tak kalah penting adalah kehadiran siswa-siswi yang berasal dari sekolah di sekitar kawasan konservasi. Kiranya tidak ada pihak yang lebih tepat untuk diberikan pemahaman serta suri tauladan akan kelestarian lingkungan selain generasi muda. Tak kurang dari belasan siswa-siswi perwakilan dari SMA dan SMK di Perawang hadir dalam acara ini.

Risky Resiwa, salah satu perwakilan siswa, wilayah tempat tinggalnya mayoritas berada di kawasan hutan produksi (foto: pribadi)
Risky Resiwa, salah satu perwakilan siswa, wilayah tempat tinggalnya mayoritas berada di kawasan hutan produksi (foto: pribadi)
Salah satunya adalah Risky Resiwa, murid kelas 3 dari SMAN 3 Tualang, Perawang. Risky mengaku sangat senang ditunjuk oleh gurunya untuk menghadiri acara ini. Risky berpendapat, acara seperti ini sangat bagus untuk penghijauan lingkungannya, mengingat wilayah tempat Risky tinggal dan bersekolah masih di seputar kawasan hutan produksi.

Pelajaran di dalam kelas kadang dengan mudah terlupakan, namun dengan mengajak generasi muda langsung ke lapangan melihat aksi nyata, semoga ini akan lebih terpatri dalam benak mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun