Mohon tunggu...
Ignasius Haryadi
Ignasius Haryadi Mohon Tunggu... -

Suami seorang bidadari tak bersayap, ayah seorang putri jelita.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kemasifan dan Kecanggihan IKPP Perawang

6 Juni 2016   00:12 Diperbarui: 6 Juni 2016   03:50 780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mesin canggih ini dapat mendeteksi kemasan yang cacat produksi (koleksi pribadi)

Ternyata, industri nasional kita sudah sedemikian majunya, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

Ini kesimpulan saya setelah mengunjungi pabrik Indah Kiat Pulp & Paper (IKPP) di Perawang, Kabupaten Siak, Riau. Memang kunjungan singkat saja, namun sungguh terbayang betapa masif dan canggihnya produksi pulp dan kertas di IKPP Perawang ini.

Menempati area seluas 2.400 hektar, pabrik pulp dan kertas ini mengolah dari bahan baku mentah hingga menjadi kertas sampai dengan pengemasan.

Saya yakin, satu hari penuh pun tidak akan cukup waktu untuk mengunjungi tiap bagian produksi di IKPP Perawang ini. Yang paling menarik perhatian saya adalah bagian pemotongan kertas dan pengemasan.

Baru kali ini saya mendapati kertas gelondongan sebesar ini. Satu gelondongan beratnya mencapai 3-4 ton, saudara sekalian! Tiap unit gelondongan memiliki kode produksi. Kode ini merekam semua informasi, mulai dari shift waktu pekerjaan, sampai detail asal roll. Jadi ketika ada kesalahan, langsung dapat ditelusuri.

Sekilas semua gelondongan kertas jumbo ini terlihat sama, namun ternyata tidak demikian. Setelah mendapat penjelasan dari salah seorang staf pegawai IKPP, saya baru menyadari kertas tersebut berbeda secara ukuran ketebalan dan gradasi warnanya.

Untuk pasar ekspor ke Jepang misalnya, mereka menyukai warna kertas yang tidak terlalu putih terang, melainkan agak redup. Ini ternyata berkaitan dengan penggunaan tinta dan selera penglihatan orang Jepang yang berbeda dengan pasar lainnya.

Selanjutnya mata saya tertuju pada sebuah mesin yang bertugas memotong kertas menjadi unit ukuran tertentu, misalnya A3, atau A4. Kecepatan kerja mesin dalam memotong sungguh menakjubkan. Kecepatannya bervariasi, tergantung ketebalan kertas yang dipotong. Saat itu indikator angka yang tertera menunjukkan angka 82. Ini artinya mesin dapat memotong sebanyak 82 rim kertas per menit! Ya, 1 rim setara dengan 500 lembar kertas, jadi silakan dikalikan sendiri ya berapa totalnya.

Angka menunjukkan 82, artinya kecepatan mesin memotong 82 rim per menit! (koleksi pribadi)
Angka menunjukkan 82, artinya kecepatan mesin memotong 82 rim per menit! (koleksi pribadi)
Total per hari, sebanyak 800 ton kertas melalui proses cutting ini. Sebagian besar proses melalui proses mekanisme otomatis via mesin. Namun masih ada juga proses manual, yaitu tahap Quality Control (QC).

Tahap QC ini meliputi kontrol jumlah, ukuran, serta kelayakan kertas. Di bagian kontrol jumlah kertas, terdapat mesin penghitung lembar kertas. Alat ini mirip dengan mesin penghitung uang kertas. Bedanya adalah, ukurannya lebih besar, dan kertasnya tak ikut bergerak ketika dihitung.

Alat penghitung jumlah lembar kertas (koleksi pribadi)
Alat penghitung jumlah lembar kertas (koleksi pribadi)
Untuk kontrol ukuran diambil sampel kertas lalu diletakkan di atas alat ukur yang akan mencocokkan panjang dan lebar kertas. Saya sempat meminta arahan salah seorang petugas yang dengan ramah menunjukkan bagaimana cara kerja alat pengukur dimensi kertas tersebut.

Alat pengukur dimensi kertas (koleksi pribadi)
Alat pengukur dimensi kertas (koleksi pribadi)
Salah seorang petugas menunjukkan cara kerja alat pengukur dimensi kertas (koleksi pribadi)
Salah seorang petugas menunjukkan cara kerja alat pengukur dimensi kertas (koleksi pribadi)
Selanjutnya adalah QC terhadap kelayakan kertas. Di bagian ini, para pekerja perempuan tampak mendominasi. Meski tak sempat mengkonfirmasi, namun dugaan saya mereka dipilih karena cenderung lebih cermat dan tekun daripada laki-laki.

Kertas yang terlipat, terkoyak, atau mengalami cacat produksi lain segera dipisahkan. Selanjutnya, kertas tak lolos QC ini ditumpuk untuk kemudian akan diolah lagi menjadi bubur kertas. Demikian seterusnya.

Para pekerja dengan cermat dan cekatan melakukan proses Quality Control (koleksi pribadi)
Para pekerja dengan cermat dan cekatan melakukan proses Quality Control (koleksi pribadi)
Mesin canggih ini dapat mendeteksi kemasan yang cacat produksi (koleksi pribadi)
Mesin canggih ini dapat mendeteksi kemasan yang cacat produksi (koleksi pribadi)
Tahap terakhir adalah pengemasan. Proses ini juga menggunakan mesin otomatis berkecepatan tinggi. Uniknya mesin ini dapat mendeteksi kemasan yang cacat atau sobek. Bila didapati demikian, maka mesin secara otomatis akan mengeluarkannya dari jalur. Canggih, bukan?

Jumlah karyawan di unit cutting ini sendiri 188 orang. Sementara total karyawan seluruh unit pabrik mencapai 9800 orang dengan komposisi 80% merupakan pekerja lokal. Ini adalah bukti bahwa keberadaan IKPP Perawang dapat memberdayakan warga lokal.

Data terakhir menunjukkan, industri pulp Indonesia menduduki peringkat 9, sedangkan industri kertas kita meraih ranking 6 dunia. Khusus di Asia, industri pulp dan kertas nasional menempati peringkat ke-3. Setelah kunjungan ke pabrik IKPP Perawang, saya optimis bahwa di tahun-tahun yang akan datang kita masih akan menjadi pemain utama dalam industri kertas global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun