Mohon tunggu...
Ignasius Haryadi
Ignasius Haryadi Mohon Tunggu... -

Suami seorang bidadari tak bersayap, ayah seorang putri jelita.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gotong-royong Benahi Sarana Pendidikan dan Kesehatan di Karawang

21 Mei 2016   23:16 Diperbarui: 21 Mei 2016   23:47 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah prasasti kolaborasi HfH-Pindo Deli terpampang di salah satu dinding kelas Madrasah Diniyah Takmiliyah Manarul Hidayah (foto: dokumen HfH)

Kamis lalu (19/05), sang surya menunjukkan kedigdayaannya di Karawang. Sebuah siang yang terik, udara yang panas, dengan mudahnya membuat keringat mengucur deras. Cuaca kurang bersahabat tersebut tak terkecuali melanda Dusun Cihamulu, Desa Taman Mekar, Kecamatan Pangkalan, Karawang.

Namun itu semua tak menyurutkan antusiasme dan sukacita warga untuk menghadiri peresmian Sekolah dan sarana MCK (Mandi, Cuci, Kakus) di Madrasah Diniyah Takmiliyah Manarul Hidayah.

Para warga, bersama siswa-siswi Madrasah tampak sumringah. Sungguh sebuah hal yang menginspirasi, berada di tengah-tengah wajah-wajah yang memancarkan secercah semangat, harapan dan kebanggaan.

Bagaimana tidak, gedung Madrasah yang tadinya berdinding separuh bata, separuh triplek, lantai plesteran semen, atap bocor, sirkulasi udara yang kurang, kini telah berubah menjadi bangunan yang jauh lebih layak.

Ditambah dengan adanya fasilitas MCK yang memadai, kini kegiatan belajar-mengajar di Madrasah menjadi lebih kondusif. Sebelumnya, para siswa-siswi harus melaksanakan kegiatan MCK ini di pekarangan, ladang, atau menumpang warga sekitar madrasah.

"Dengan adanya bantuan renovasi kelas dan MCK ini, anak-anak kami bisa belajar dengan tenang,"

ungkap Amsad, penggagas sekaligus kepala sekolah Madrasah Diniyah Takmiliyah Manarul Hidayah.

Amsad, penggagas sekaligus kepala sekolah Madrasah Diniyah Takmiliyah Manarul Hidayah (foto: dokumen HfH)
Amsad, penggagas sekaligus kepala sekolah Madrasah Diniyah Takmiliyah Manarul Hidayah (foto: dokumen HfH)
Ada kisah menarik di balik Madrasah yang mulai dibangun sejak tahun 2005 ini. Tanah yang digunakan merupakan hibah dari warga. Secara keseluruhan, kini Madrasah menempati wilayah seluas lebih kurang 400m2 di mana sekitar separuhnya merupakan tanah milik Amsad.

Melalui swadaya masyarakat, bantuan dana pemda yang terbatas, serta gotong-royong warga, meski sangat sederhana berdirilah bangunan Madrasah.

Di area Madrasah, terdapat bangunan yang belum dapat disebut setengah jadi, masih berupa rangka dan dinding, minus atap. Melihat ciri fisiknya, bangunan tersebut tampak terbengkalai, tidak terurus dalam jangka waktu lama. Bangunan tersebut adalah calon kediaman Amsad.

Antusiasme warga dan para murid. Tampak di kejauhan, bangunan rumah Amsad yang belum jadi. (foto: dokumen HfH)
Antusiasme warga dan para murid. Tampak di kejauhan, bangunan rumah Amsad yang belum jadi. (foto: dokumen HfH)
Perjuangan Amsad dalam mewujudkan fasilitas terbaik untuk anak-anak di dusunnya layak menjadi suri tauladan. Amsad menderma dalam keterbatasan, sebuah hal yang makin jarang kita temui hari-hari ini.

Pengorbanan Amsad tak sia-sia. Kepedulian Amsad ini menggerakkan Pindo Deli, perusahaan kertas yang terletak di satu kecamatan yang sama, untuk turut berkontribusi. Pindo Deli yang merupakan anak perusahaan Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas ini menggandeng Habitat for Humanity (HfH) Indonesia sebagai mitra dalam pembangunan ulang madrasah.

HfH adalah lembaga kemanusiaan nirlaba yang mengkhususkan kegiatannya pada pembangunan rumah layak huni dan penyediaan air bersih dan sanitasi yang memadai.

"APP tidak hanya concern menciptakan produknya berupa kertas yang bermutu, tapi juga bagaimana mewujudkan masyarakat yang berkualitas. Bersama dengan HfH, kami berusaha untuk berpartisipasi dalam mencapai kualitas tersebut,"

demikian tanggapan James Tumbuan, Direktur Nasional HfH Indonesia.

Direktur HfH, James Tumbuan (kiri) dan Deputi Direktur Pindo Deli, Adil Teguh (kanan) meninjau ruang kelas madrasah yang telah direnovasi. (foto: dokumen HfH)
Direktur HfH, James Tumbuan (kiri) dan Deputi Direktur Pindo Deli, Adil Teguh (kanan) meninjau ruang kelas madrasah yang telah direnovasi. (foto: dokumen HfH)
Sementara pihak APP sendiri dalam sambutannya yang diwakili oleh Kordinator Program CSR, Handoko menyatakan:

"Ini merupakan komitmen APP melalui unit usahanya, Pindo Deli untuk masyarakat Karawang. Sekolah adalah tempat anak-anak memulai mewujudkan impian-impiannya. Dan berbicara MCK juga berarti terkait isu kebersihan dan kesehatan."

Adil Teguh, selaku Deputi Director Pindo Deli menambahkan

"Semoga ini menjadi sarana untuk mencerdaskan anak-anak kita semua."

Peran pemerintah daerah juga tidak dapat diabaikan. Dalam fase pembangunan awal Madrasah sekitar tahun 2007, pemda juga turut menggulirkan dana. Namun karena keterbatasan anggaran, hasilnya belum optimal.

"Tahun ini saja terdapat 1400an kelas yang harus diperbaiki di Karawang. Jika hanya mengandalkan APBD, kami tak akan sanggup menyelesaikan semua persoalan. Di sinilah program CSR Pindo Deli menjadi bagian dari solusi."

papar Kepala Dinas Karawang, Dadan Sugardan.

Fasilitas MCK Madrasah, lengkap dengan menara air + torrent. (foto: dokumen HfH)
Fasilitas MCK Madrasah, lengkap dengan menara air + torrent. (foto: dokumen HfH)
Peresmian Madrasah ini telah didahului dengan program sanitasi air di Desa Taman Mekar dan Cikonju. Pembangunan akses air di dua desa ini berupa 2 unit sumur bor dengan fasilitas MCK umum. Selama ini masyarakat setempat melakukan kegiatan MCK di sungai, karena sulitnya mendapatkan air bersih lewat sumur. Hasil penelusuran didapatkan angka sekitar 60% warga tidak memiliki toilet sendiri.

MCK yang dibangun bisa menampung sekitar 20 keluarga. Pembangunan MCK juga dilakukan secara bergotong-royong, sehingga tumbuh di hati para warga rasa memiliki (sense of belonging).

"Masyarakat di sini sangat senang dengan dibangunnya MCK. Perilaku masyarakat untuk buang air besar di ladang sudah berkurang. Selain itu, mereka tidak lagi kesulitan air bersih," kata Darsum selaku Ketua RW.

Hal senada juga diutarakan Atem, salah satu warga,

"Kalau dulu sebelum ada MCK kami buang air besar di ladang. Susah kalau malam hari, apalagi kalau hujan, sementara perut sakit, kami harus pergi ke ladang dan takut digigit ular."

Pembangunan Madrasah serta fasilitas MCK di Desa Taman Mekar dan Cikonju ini merupakan contoh nyata kolaborasi apik antara pemda, warga, juga pihak swasta. Ketika elemen-elemen bangsa bersatu-padu, sesungguhnya tidak ada masalah yang terlampau berat untuk dapat diselesaikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun