Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Ungkapan lawas dan klise ini menggema sepanjang zaman. Dan barangkali tak akan pudar, karena tiap hal klise menyimpan kebenaran mendalamnya sendiri.
Sayangnya, dunia guru di republik kita tercinta masih menyisakan kisah klise yang muram pula. Dari mulai persoalan kesejahteraan hingga jumlah dan mutu guru yang belum merata.
Tidak perlu jauh-jauh ke pulau terpencil atau daerah pelosok, daerah dekat dengan kawasan metropolitan seperti Kota Tangerang Selatan (Tangsel) juga masih mengalaminya. Dalam konteks jumlah dan mutu pengajar yang memadai, belum semua sekolah di Tangsel memilikinya.
Ini dapat dilihat melalui data jumlah Guru Diperbantukan atau dikenal dengan guru yang berstatus PNS Dana Pihak Ketiga (DPK) di Tangsel yang hingga kini berjumlah 252 guru, tersebar di sejumlah TK, SD, SMP hingga SMA.
Guru DPK ini merupakan guru dari sekolah negeri yang membantu mensinkronkan program pemerintah dengan sekolah swasta. Jika ada informasi atau penyesuaian peraturan dari pemerintah ke sekolah swasta atau yayasan terakreditasi A dan B, guru DPK inilah yang bertindak sebagai jembatan penghubung.
Sebelum ditempatkan di sekolah swasta, guru DPK menjalani seleksi dan pelatihan terlebih dahulu. Untuk itulah, Dinas Pendidkan Tangsel bekerjasama dengan PT. Indah Kiat Pulp Paper (IKPP) Tangerang mengadakan kegiatan pelatihan yang bertajuk Peningkatan Motivasi Kinerja Guru Negeri Yang Diperbantukan Pada Sekolah Swasta yang diadakan Senin, 16 Mei lalu.
Kepala Dinas Pendidikan Tangsel, Mathodah mengungkapkan apresiasinya kepada IKPP Tangerang.
"IKPP dengan mendukung program pelatihan Guru DPK ini berarti telah membantu pemerataan pengajar di Kota Tangerang Selatan," ujar Mathodah
Mathodah menyebut, bahwa kerjasama program CSR perusahaan yang menyasar pendidikan ini merupakan pilihan paling tepat, karena pendidikan merupakan investasi jangka panjang paling bermanfaat.
”Guru DPK harus berdaya saing dan berinovasi,” sambung Didi.
Di tempat yang sama, General Manejer IKPP Tangerang, Suhartono Soekamto menyebut pentingnya memberikan ruang guna meningkatkan para pengajar melalui penambahan wawasan, baik bersifat akademik ataupun struktur organisasi birokrasi.
“Ini untuk kemajuan pendidikan dan guru sebagai ujung tombak pembangunan di Indonesia,” pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H