Di tahap pembongkaran, kayu bekas peti kemas yang fungsi awalnya memuat mesin/alat pabrik dibongkar menjadi papan-papan, untuk selanjutnya dikirim ke bengkel perakitan. Menurut salah satu tukang kayu yang saya temui, pada tahap pembongkaran, bagian paling menyita waktu adalah pencopotan paku-paku yang menempel.
Keberadaan para tukang kayu yang direkrut Indah Kiat Serang juga menarik perhatian saya. Sempat saya temui di sela-sela waktu kerja, mereka ternyata warga asli Serang yang diberdayakan untuk berkarya. Salah satunya bernama Maman, ia mengaku sebelumnya bekerja di toko material. Pria berusia 30 tahun ini berasal dari Kecamatan Tirtayasa, dan bergabung di pekerjaan mebeler ini sejak awal tahun ini.
Setelah lonjoran-lonjoran papan terbebas dari paku, barulah papan dipotong sedemikian rupa sesuai dengan ukuran yang diinginkan untuk dirakit menjadi meja dan kursi. Selanjutnya, bagian finishing berupa pengamplasan dan pengecatan. Di bagian ini para pekerja tampak sangat sibuk, jadi saya tidak sempat berbincang dengan mereka.
Ketika melihat salah satu contoh meja dan kayu yang sudah jadi, saya bertanya seberapa kuat kayu Jati Belanda ini. Menurut tukang kayu lain yang bernama Zaenudin, selain kokoh dan tahan lama, kayu Jati Belanda tersebut anti rayap, karena telah mengalami proses pengovenan terlebih dahulu.
Kembali ke SD Jeruk Tipis. Jarak lokasi SD dengan pabrik Indah Kiat ini sekitar 15 menit perjalanan. Rasanya durasi tempuh semestinya dapat lebih singkat, apabila kondisi jalan yang kami lalui tidak seburuk itu. Ya, ini salah satu pekerjaan rumah besar Pemda Serang, yaitu memperbaiki infrastruktur serta sarana dan fasilitas publik lainnya.
Komplek SD Jeruk Tipis ini terbagi menjadi SD Jeruk Tipis 1 dan SD Jeruk tipis 3. Area SD Jeruk Tipis 1 lebih kecil. Bahkan jumlah kelas untuk siswanya hanya 5, karena satu kelas lain dipakai untuk ruang guru.
"Saya bahkan tidak memiliki ruang kepala sekolah tersendiri. Padahal idealnya, ruang kepala sekolah tidak tercampur dengan ruang guru lain,"
ujar Maksum Ependi, Kepala Sekolah SD Jeruk Tipis 1. Maksum juga bercerita ia telah berulang kali mengajukan ke Dinas Pendidikan setempat atas permasalahan terkait. Sayangnya, hingga kini respon yang diharapkan belum kunjung tiba.