Mohon tunggu...
Ignasius Haryadi
Ignasius Haryadi Mohon Tunggu... -

Suami seorang bidadari tak bersayap, ayah seorang putri jelita.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Selembar Kertas dari Balik Layar

21 April 2016   00:22 Diperbarui: 21 April 2016   13:45 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah pengalaman yang berkesan melihat mesin-mesin raksasa bekerja. Garis kuning memanjang di lantai menandai jarak aman pengunjung dengan mesin. Namun dasar penasaran, para pengunjung dengan santainya melanggar garis itu guna melongok lebih dekat dengan mesin jumbo maha canggih itu. Beberapa pekerja tampak mengawasi kami dengan raut harap cemas. Ada juga yang menegur dengan sopan, 'Mas jangan terlalu dekat ya,'

Yang sangat mengagumkan, penulis menyaksikan sendiri proses produksi kertas di pabrik dari awal hingga akhir tanpa sentuhan langsung tangan manusia! Mulai dari memilah bahan baku, mencincang, mencampur bahan, mencetak lembaran kertas, menggulung bahkan menumpuknya dalam bentuk gelondongan raksasa--semua itu menggunakan mesin otomatis! Bahkan urutan mana gelondongan kertas yang baru masuk, atau sudah harus keluar untuk kemudian dipotong sesuai ukuran telah dilengkapi barcode khusus. Unsur manusia dibutuhkan dalam proses quality control, tentu saja. Komputer dan perangkat canggih dengan indikator yang sekilas terlihat rumit itulah sebagai alat perang utamanya.

[caption caption="Ruang Kontrol. Saya yakin pengunjung (memakai helm) hanya berpura-pura mengerti saat dijelaskan cara kerjanya (sumber; koleksi pribadi)"]

[/caption]

[caption caption="Gulungan kertas berukuran jumbo sebelum dipotong sesuai ukuran yang dikehendaki (sumber: koleksi pribadi)"]

[/caption]

Menjadi saksi mata produksi kertas di pabriknya langsung merupakan pengalaman berharga. Selama ini hanya melalui tayangan semacam Laptop Si Unyil atau program di saluran National Geographic saja saya mencermati proses pembuatan sebuah bahan atau barang. Melihat di layar kaca dengan langsung memang beda. Mengalaminya langsung dengan indra penglihatan, pendengaran, peraba serta penciuman, semuanya turut aktif. Indra pengecap saja yang tak digunakan, saya ragu juga untuk menjilat bubur kertas. Lebih baik digunakan untuk bubur ayam, pikir saya.

Sejak berkunjung ke Pindo Deli dan mendapatkan penjelasan langsung dari Mbak Melisa dan Mas satunya lagi, saya kira telah terjadi pergeseran paradigma dalam cara pandang saya terhadap kertas, utamanya tisu. Mulai saat ini saya bertekad untuk menggunakan tisu sesuai peruntukannya. Dan Pindo Deli telah membantu saya dalam proses awalnya. Saya diberi oleh-oleh berupa tisu dalam berbagai fungsinya.

[caption caption="Buah tangan dari Pindo Deli: perlengkapan tempur lengkap dalam ranah per-tisu-an (sumber: koleksi pribadi)"]

[/caption]

Terima kasih atas kesempatan yang diberikan oleh Pindo Deli Pulp & Papers Mill. Kunjungan yang sangat berkesan dan menggugah hati lainnya sangat dinanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun