[caption caption="Sambu Ponti Nozzle (sumber: istimewa)"][/caption]
Ada pepatah lama yang berbunyi 'induk dari penemuan adalah kebutuhan'. Kiranya hal ini berlaku pula untuk sebuah inovasi yang digagas oleh seorang bernama Sambosir. Atas dasar kebutuhan mendesak untuk memadamkan api di kebakaran lahan dan hutan (karlahut), Sambosir berkreasi, dan terciptalah Sambu Ponti Nozzle.
Sambu Ponti Nozzle adalah pipa/selang air yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dapat memaksimalkan proses pemadaman api, terutama pada lahan gambut. Keistimewaan alat ini yang utama adalah proses penyemprotan air dapat dilakukan dari berbagai arah/penjuru.
Selanjutnya, Sambu Ponti Nozzle dapat ditancapkan dalam tanah sampai kedalaman tertentu sehingga dapat menjangkau bara api yang berada di bawah permukaan tanah, sebagaimana lazim terjadi pada kebakaran lahan gambut.
Sambosir yang masih bagian keluarga besar perusahaan Sinar Mas ini merupakan putra asli Komering, Sumatera Selatan. Ia memperagakan hasil kreasinya ini di acara apel Siaga Api di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan (24/03).
Sumatera Selatan sebagai salah satu wilayah paling terkena dampak karlahut tahun 2015 lalu tak ingin kecolongan lagi. Setidaknya ini terlihat dari persiapan segenap elemen dalam acara apel Siaga Api tersebut. Masyarakat, perusahaan, TNI-Polri, serta pemerintah daerah dan pusat solid merapatkan barisan.
"Upaya pencegahan karlahut tahun ini tidak boleh gagal. Semua dituntut fokus dengan tugas, meningkatkan kewaspadaan, penuh semangat, dan jangan lengah." demikian sambutan kepala BNPB Willem Rampangilei.
Apel siaga api yang dibarengi peluncuran program Desa Makmur Peduli Api ini dihelat di kawasan unit industri PT OKI Pulp & Paper yang terletak di kecamatan Air Sugihan, kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.
Apel siaga ini dipimpin langsung oleh kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei. Hadir pula Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Gubernur Sumsel Alex Noerdin, Bupati Ogan Komering Ilir Iskandar, staf khusus Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan, serta board of member Sinar Mas Franky O Widjaja selaku tuan rumah.
"Semua pihak harus terlibat, jalin koordinasi dan komunikasi, termasuk perusahaan." ujar Mendagri Tjahjo Kumolo.
Kerjasama semua pihak mutlak dibutuhkan. Koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah sebagai pihak otoritas harus dilakukan dengan lebih sigap dan taktis.
"Tekad kita bersama tidak boleh lagi ada kebakaran dan asap tahun ini dan tahun-tahun mendatang," tegas Gubernur Sumsel Alex Noerdin.
Khusus untuk program Desa Makmur Peduli Api, pihak perusahaan telah mengalokasikan dana senilai $10 juta atau sekitar Rp130 miliar. Inti dari program ini adalah pelibatan dan pemberdayaan masyarakat sekitar area konsesi perusahaan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan karlahut.
"Tahun ini kami sudah menggarap 118 desa dari target 500 desa hingga tahun 2020," ungkap Direktur Utama APP Sinar Mas Suhendra Wiriadinata.
Di tempat yang sama, Penanggung Jawab Program Desa Makmur Peduli Api, Agung Wiyono mengatakan program ini tidak hanya berfokus pada upaya pencegahan karlahut, namun juga sekaligus pemberdayaan ekonomi masyarakat, transfer teknologi, dan penyelesaian konflik lahan.
"Kami juga menyalurkan dana untuk pencetakan sawah baru, penanaman jagung dan buah, serta tambak ikan. Nanti hasilnya dibeli oleh perusahaan," pungkas Agung Wiyono.
Alangkah indahnya jika semua pihak dapat saling bersinergi seperti ini. Semoga mereka yang masih saja sibuk mencari-cari kesalahan segera sadar, bahwa karlahut adalah isu kolektif yang tak mungkin diselesaikan dengan menggembar-gemborkan wacana surgawi, apalagi dengan menudingkan telunjuknya ke kanan dan ke kiri.
Semoga kita semua dapat meneladani Bapak Sambosir, sosok yang memberikan kontribusi nyata dalam upaya penanggulangan karlahut melalui kreasinya, Sambu Ponti Nozzle.
[caption caption="Sambosir (paling kiri) tengah memperagakan kreasinya di depan para tamu kehormatan apel Siaga Api (sumber: istimewa)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H