"Tekad kita bersama tidak boleh lagi ada kebakaran dan asap tahun ini dan tahun-tahun mendatang," tegas Gubernur Sumsel Alex Noerdin.
Khusus untuk program Desa Makmur Peduli Api, pihak perusahaan telah mengalokasikan dana senilai $10 juta atau sekitar Rp130 miliar. Inti dari program ini adalah pelibatan dan pemberdayaan masyarakat sekitar area konsesi perusahaan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan karlahut.
"Tahun ini kami sudah menggarap 118 desa dari target 500 desa hingga tahun 2020," ungkap Direktur Utama APP Sinar Mas Suhendra Wiriadinata.
Di tempat yang sama, Penanggung Jawab Program Desa Makmur Peduli Api, Agung Wiyono mengatakan program ini tidak hanya berfokus pada upaya pencegahan karlahut, namun juga sekaligus pemberdayaan ekonomi masyarakat, transfer teknologi, dan penyelesaian konflik lahan.
"Kami juga menyalurkan dana untuk pencetakan sawah baru, penanaman jagung dan buah, serta tambak ikan. Nanti hasilnya dibeli oleh perusahaan," pungkas Agung Wiyono.
Alangkah indahnya jika semua pihak dapat saling bersinergi seperti ini. Semoga mereka yang masih saja sibuk mencari-cari kesalahan segera sadar, bahwa karlahut adalah isu kolektif yang tak mungkin diselesaikan dengan menggembar-gemborkan wacana surgawi, apalagi dengan menudingkan telunjuknya ke kanan dan ke kiri.
Semoga kita semua dapat meneladani Bapak Sambosir, sosok yang memberikan kontribusi nyata dalam upaya penanggulangan karlahut melalui kreasinya, Sambu Ponti Nozzle.
[caption caption="Sambosir (paling kiri) tengah memperagakan kreasinya di depan para tamu kehormatan apel Siaga Api (sumber: istimewa)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H