Mohon tunggu...
Ignasius Haryadi
Ignasius Haryadi Mohon Tunggu... -

Suami seorang bidadari tak bersayap, ayah seorang putri jelita.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Riau Siaga Api, Saatnya Semua Pihak Bersinergi

12 Maret 2016   22:08 Diperbarui: 14 Maret 2016   09:16 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Heli Superpuma Sinar Mas Forestry Selasa (8/3/2016) melakukan Water Bombing pada lokasi kebakaran di dekat Bandara Pinang Kampai, Dumai (Sumber: pekanbaru.tribunnews.com)"][/caption]Meski belum sampai menimbulkan bencana kabut asap tingkat ekstrem, Plt Gub Riau Andi Rachman pada Senin (7/3/2016) telah menetapkan siaga darurat kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) selama 3 bulan ke depan. 

Dengan ditetapkannya status darurat ini, maka koordinasi dengan kabupaten/kota yang terbakar akan ditingkatkan. Sebelumnya tiga daerah di Riau sudah menetapkan status darurat asap. Tiga daerah itu Kabupaten Bengkalis, Meranti dan Kota Dumai. Andi juga meminta segenap elemen masyarakat mulai dari TNI, Polri, pemerintah dan perusahaan harus turut ambil bagian dalam mencegah semakin meluasnya karlahut.

Jelang berakhirnya musim penghujan 2016, Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) memastikan seluruh anggotanya untuk menyiapkan upaya pencegahan dan pengendalian kebakaran lahan dan hutan. Langkah yang harus dilakukan termasuk manajemen tata air di lahan gambut, membangun sistem deteksi dini dan menyiapkan perangkat pengendalian kebakaran.

Salah satu perusahaan yang memiliki komitmen dalam menjaga kelestarian alam dan menjegah terjadinya karlahut di Riau yakni PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) telah mempersiapkan beberapa cara untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran dan berfokus pada upaya antisipasi kebakaran (fire prevention).

Fire and Aviation Manager RAPP, Yuneldi menyampaikan bahwa saat ini RAPP memiliki sebanyak 700 personel Fire Fighter yang tersebar di 12 estate dengan peralatan pemadam kebakaran yang lengkap. Personel Fire Fighter ini melakukan pemantauan rutin dan saksama dalam upaya mencegah munculnya titik api baik di area konsesi perusahaan maupun area milik warga.

Direktur RAPP, Rudi Fajar mengatakan pihaknya terus mengajak masyarakat untuk mencegah Karlahut melalui program Desa Bebas Api dan Masyarakat Peduli Api. Dijelaskannya, program Desa Bebas Api yang telah diselenggarakan sejak tahun 2014 ini awalnya hanya diikuti oleh 5 desa, kemudian di tahun 2016 berkembang menjadi 20 desa dari 5 kabupaten dengan insentif sebesar Rp 100,- juta bagi desa yang berhasil menjaga lahannya dari kebakaran.

Rudi Fajar juga menyampaikan bahwa RAPP terus berusaha mencegah karlahut dengan menggandeng pihak TNI/POLRI, pemerintah, dan masyarakat salah satunya dengan membuat sekat kanal dan embung yang berfungsi sebagai pengatur tinggi permukaan air agar lahan tidak kering.

Pangdam Bukit Barisan/I, Mayjend TNI Lodewyk Pusung menilai upaya yang dilakukan RAPP dalam membuat embung sangat bagus dan mampu menjadi percontohan bagi perusahaan lain.

"Embung ini sangat menarik, semakin banyak semakin bagus, RAPP punya 158 embung, ini luar biasa, saya berharap TNI dan masyarakat perlu mencontoh RAPP termasuk perusahaan-perusahaan lain yang beroperasi di Riau," kata Pangdam

RAPP tidak sendirian. Perusahaan HTI lain seperti APP - Sinar Mas Forestry juga telah melakukan upaya optimal dengan Program Desa Makmur Peduli Api, pembuatan embung air untuk mempertahankan kelembaban lahan gambut, serta pengoperasian helikopter (satu jenis superpuma) untuk water bombing dalam upaya pemadaman karlahut di Dumai.

Selain karena anomali cuaca, terjadinya Karlahut di sejumlah kawasan di Riau juga diakibatkan kesengajaan pembakaran dengan motif land-clearing. Hal ini terjadi di Siak, di mana sejumlah tersangka pembakaran lahan sudah ditangkap. 

Data dari Satelit NOAA18 menunjukkan terdapat 56 titik panas api selama periode 1 – 10 Maret 2016. Pada 2015 dalam periode yang sama, ada 369 titik panas api. Artinya dalam kurun waktu yang sama, kondisi tahun ini dapat dikatakan lebih baik. Namun hal ini hendaknya tidak mengurangi kewaspadaan dan kesiagaan seluruh pihak terkait.

Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Siti Nurbaya menyatakan, meski tahun ini langkah-langkah penanganan di lapangan dianggap lebih baik (termasuk respon cepat dengan menggunakan helikopter) ia mengakui perlunya ada sistem kendali wilayah yang lebih kuat. 

Kita semua tentunya tak ingin bencana asap 2015 terulang kembali. Sinergi yang apik antara pemerintah, masyarakat, dan pihak perusahaan sangat mutlak diperlukan. Ego sektoral, terlebih tindakan provokatif yang tidak ada sangkut pautnya dengan pencegahan Karlahut hendaknya disingkirkan. Ancaman api telah di depan mata. Saatnya fokus kepada solusi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun