Kita sama kita setara, kalimat yang sering didengar dalam kehidupan. Memilih jalan sendiri tanpa harus dibatasi oleh identitas yang melekat pada diri. Apa yang terjadi jika semua hal tersebut hanya sebuah harapan belaka? Atau memang itu hanya omong kosong? Begitulah perjuangan Starr dalam The Hate U Give (2018) dan Michael dalam Mical (2020) digambarkan. Harmonis namun miris, ditambah lagi menceritakan sebuah realitas yang berjalan begitu tragis.
Teknologi dan film sudah mengalami kemajuan yang pesat, namun tidak dengan isu rasisme yang masih melekat dalam realitas sosial. Maka, tidak mengherankan jika kita masih hidup seperti pada zaman penjajahan, yang berkuasa selalu menindas yang terjajah.
Film mampu untuk menghantarkan pesan rasisme tersebut kepada audiens, secara tidak langsung film memiliki pengaruh pada masyarakat. Pengaruh itu dapat muncul jika negosiasi makna yang dilakukan oleh masyarakat lemah, maka akan semakin besar pengaruh film terhadap masyarakat. (McQuaill, 1991:101)
Rasisme merupakan suatu gagasan yang mengatakan bahwa gabungan dari ciri-ciri fisik seperti kepribadian, pemikiran, budaya atau gabungan dari itu semua, menimbulkan sifat superior dari ras dan golongan tertentu terhadap ras dan golongan yang lain yang memiliki perbedaan (Marger, 1994, p.29). Sehingga dapat dikatakan bahwa rasisme merupakan faktor utama yang mendukung diskriminasi sosial terhadap ras dan golongan tertentu.
Rasisme erat kaitannya dengan ras. Berbicara mengenai ras, apa yang pertama kali kita pikirkan setelah mendengar kata tersebut? Tidak jauh dari apa yang terlihat bukan? Fisik yang menjadi sasaran utama dalam rasisme. Selain itu rasisme juga dapat dibentuk dari adanya perbedaan dalam sisi psikologi, ideologi hingga ekonomi.
Rasisme hingga diskriminasi terlihat baik secara non-verbal maupun verbal dalam kedua film ini. Menohok hati memang, ketika kita harus melihat dan mendengar secara langsung bagaimana rasisme hingga diskriminasi dibalut dalam film ini.
Rasisme dalam The Hate U Give (2018)
Terdapat perbedaan ras yang sangat ditonjolkan dalam film besutan George Tillman Jr.ini. Kelompok ras kulit putih dapat dilihat dari beberapa karakter seperti polisi hingga anak-anak sekolah. Ras berikutnya adalah ras kulit hitam yang ditunjukkan oleh pemeran utama yaitu Starr yang diperankan oleh Amandla Stenberg.
Ketidakseimbangan antara ras kulit hitam dan kulit benar-benar diperlihatkan. Pandangan negatif selalu ditunjukan oleh ras kulit putih kepada ras kulit hitam. Mereka selalu memandang bahwa ras kulit hitam selalu berbuat tindakan kriminal. Begitupun sebaliknya, ras kulit hitam merasa bahwa ras kulit putih selalu merendahkan dan memandang mereka secara berbeda.
Hal tersebut tergambarkan secara non-verbal dalam salah satu adegan yang memperlihatkan polisi dengan ras kulit putih menembak Khalil yaitu teman Starr yang memiliki ras kulit hitam.
Selain tindakan non-verbal, rasisme juga digambarkan secara verbal dalam salah satu adegan yang memperlihatkan salah satu teman Starr telah menghina ras kulit hitam, namun dirinya mengatakan bahwa ia tidak rasis.
Rasisme juga tidak hanya dilakukan oleh ras kulit putih saja, namun juga ras kulit hitam, yang diperlihatkan dalam salah satu adegan ketika Starr membawa pacarnya pulang ke rumahnya, namun tidak disambut hanya oleh ayahnya. Ayahnya tidak menyukai ras kulit putih.
Rasisme merupakan hal yang sudah menjadi realitas sosial di dalam masyarakat, suatu ras tertentu merasa bahwa mereka lebih baik daripada ras lainnya, sehingga rasisme akan terus terjadi.
Diskriminasi dalam Mical (2020)
Rasisme juga mendorong adanya diskriminasi tidak hanya pada ras namun terhadap suatu golongan. Perbedaan golongan ditonjolkan dalam film ini. Golongan orang normal dapat terlihat dari karakter Ayah Michael, guru Michael dan teman-teman sekolah Michael. Golongan berikutnya adalah golongan disabilitas yang terlihat pada karakter utama yaitu Michael yang diperankan oleh William Biletsky.
Ketidakseimbangan golongan tergambarkan dalam film ini. Pandangan negatif terhadap golongan disabilitas yang dirasa tidak mampu untuk menyamai kemampuan yang sama seperti golongan normal. Golongan normal selalu merasa bahwa mereka lebih baik daripada golongan disabilitas, sementara golongan disabilitas selalu merasa bahwa mereka berberda. Hal inilah yang mendorong terciptanya diskriminasi.
Diskriminasi digambarkan secara verbal, terlihat dalam adegan ketika guru Michael memarahi Michael karena Michael malas, Michael menjawab bahwa dirinya tidak malas, namun karena guru ini menyadari bahwa Michael berbeda ia mengatakan bahwa Michael bodoh.
Diskriminasi dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Bahkan di intitusi sekolah sekalipun.
Diskriminasi, kembali digambarkan secara verbal, terlihat dalam adegan ketika teman-teman Michael mem-bully Michael bahwa ia tidak dapat mengeja namanya sendiri, Michael mengeja nama M-I-C-A-L, temannya mengejeknya dan berkata seharusnya namanya diganti menjadi B-O-D-O-H. Hal tersebut menunjukan bahwa diskriminasi tidak memandang usia, diskriminasi dapat dilakukan oleh anak kecil sekalipun.
Diskriminasi, juga dapat terjadi di dalam kelompok sosial yang paling dekat dengan kita yaitu keluarga. Terlihat dalam adegan ketika ayah Michael menyebut bahwa dirinya lebih lambat menangkap pelajaran dibandingkan teman-temannya yang lain, dan hal itu didengarkan langsung oleh Michael. Siapa saja dapat mendiskriminasi diri kita, apalagi orang terdekat kita.
Film ini dapat diambil dari berbagai perspektif, baik positif maupu negatif. Namun, sebenarnya film ini ingin menunjukkan sisi kekejaman serta sisi keindahan dari sebuah perbedaan. Rasisme hingga diskriminasi bukanlah suatu pilihan yang harus diambil.
Tindakan rasisme hingga diskriminasi selalu dilakukan berdasarkan fisik. Kaum lemah tidak memiliki kuasa atas kaum yang lebih kuat, begitupun sebaliknya kaum kuat seakan-akan memandang bahwa mereka memiliki kuasa ata kaum yang lemah, dan nyatanya hal tersebut sudah menjadi realitas sosial yang melekat pada masyarakat.
Berbagai sindiran yang disampaikan dalam kedua film, begitu menohok hati. Perbedaan hingga pertentangan antara kaum kuat dan kaum lemah masih menjadi sumber masalah.
Ras dan golongan yang benar-benar menjadi pembeda dapat diabaikan agar memperoleh kedamaian. Perbedaan ada bukan untuk ditentang melainkan untuk saling melengkapi satu sama lain.
Perbedaan bukan lagi menjadi halangan bukan?
Daftar Pustaka
Douglas, Heil. (1996). The Contuction of Racism throuh Narrative and Cinematography in the Letter Litterature Film Quarterly, Vol. 24 Issue 1, p17
Marger, Martin N. (1994). Race and Ethic Relation: #rd ed Belmount, California: Wadswouth Publishing Company
McQuail, Denis, (1991). Teori Komunikasi Massa. Erlangga: Jakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H