Film The Hate U Give (2018) merupakan film yang diadaptasi langsung dari novel karya Angie Thomas. Film ini bercerita mengenai rasisme terhadap remaja berkulit hitam.
Di saat semua sudah serba maju, isu rasisme tetap ada di dalam realitas sosial. Tidak heran, jika kita masih hidup seperti di zaman kolonialisme, kita seolah-olah menjauhi individu atau kelompok yang berbeda dengan kita.
Banyak film yang menunjukan masyarakat berkulit hitam hampir selalu disetarakan dengan masyarakat kulit putih, namun kalian nggak akan menemukannya dalam film The Hate U Give. Film yang menceritakan bagaimana ras kulit hitam diperlakukan oleh ras kulit putih.
Tokoh utama dalam film ini yaitu Starr (Amandla Stenberg) sebagai masyarakat berkulit hitam lebih senang memilih daripada melawan saat masyarakat kulit hitam mulai ditindas, karena terkadang bertahan merupakan satu-satunya pilihan terbaik yang dapat dilakukan oleh masyarakat minoritas.
Starr berusaha untuk tidak terlihat mencolok agar tidak menimbulkan masalah baru bagi keluarganya, bahkan ia sampai bersekolah di sekolah orang kulit putih. Kenyataan bahwa ia terlahir dan besar di keluarga yang minoritas pun rasanya cukup sulit untunya, sehingga ia tidak ingin keadaanya bertambah buruk.
Sang Ayah selalu mengajarkan kepada Starr serta keluarganya agar tidak panik, jika suatu saat nanti diberhentikan oleh polisi saat sedang mengendarai mobil. Dalam film ini juga diceritakan bagaimana sikap polisi kulit putih sering kali memandang orang berkulit hitam sebagai seorang kriminal, sepertinya kebiasaan tersebut sudah mendarah daging.
Starrpun akhirnya memandang polisi sebagai sesuatu yang menakutkan, hal tersebut juga ditambah saat Star bersama Khalil (teman kecilnya) mengendarai mobil di malam hari tanpa melakukan kesalahan apapun, namun polisi berkulit putih memberhentikan mobil mereka.
Polisi berkulit putih akhirnya mengintrogasi Starr dan Khalil dengan pertanyaan yang menyudutkan mereka dan menganggap mereka sebagai seorang kriminal. Starr tetap tenang, namun bertolak belakang dengan Khalil yang malah bercanda dengan polisi tersebut, sehingga Khalil ditembak polisi sampai mati.
Perlakuan rasisme dan diskriminasi tersebut tertanam di otak Starr, hal tersebutlah yang mendorong Starr untuk membela hak-hak masyarakat kulit hitam agar diperlakukan sebagai selayaknya manusia. Starr melibatkan dirinya dalam berbagaai aksi demo hingga ia memperoleh keadilan.
Mulai dari aksi demo melawan polisi yang dirasa menganaktirikan masyarakat kulit hitam, hingga melakukan aksi tuntutan atas keamtian Khalil.
Film ini mengajarkan kita perjuangan untuk menghilangkan rasisme. Isu rasisme ini dering sekali menjadi hal utama yang memecah belah bangsa. Sebagai manusia yang diberikan akal budi, seharusnya kita mau untuk merangkul sesama tanpa melihat ras, suku, ataupun agama. Kita juga diajak untuk berani membuka suara dan membela yang benar, apalagi jika kaum minoritas yang benar, kita harus berani mengambil tindakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H