Keempat, mungkinkah kalau penerbangan JT610 mengalami permasalahan muatan -- terlalu berat atau memiliki lokasi titik berat yang salah. Terus terang pemberitaan ke kemungkinan ini nyaris tidak ada.
Dalam 15 detik terkahir, pesawat kembali menukik yang tampaknya memberikan energi kinetik yang memungkinan pesawat untuk mendaki secara ekstrem.
Pendakian ini hanya berlangsung sesaat sehingga tidak menunjukkan kenaikan ketingian yang berarti, namun tampaknya berakhir dengan stall yang sangat serius (deep stall) .Â
Data ADS-B berakhir dengan pesawat terbang ke arah bumi dengan kecepatan 30.000 kaki per menit.
Dengan kecepatan setinggi ini (sekitar 160 meter per detik atau 40% kecepatan suara -- mach 0.4) pesawat terbang layaknya jatuh seperti batu yang berakhir dengan benturan kecepatan tinggi.
Hal ini tampaknya didukung dengan foto-foto dan pemberitaan yang melaporkan kepingan-kepingan kecil yang relatif terkumpul di satu tempat.
Analisis FDR akan memberikan penjelasan yang lebih pasti. Untuk saat ini kita hanya dapat berdoa bagi para korban dan keluarganya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H