Sekedar catatan pendek melihat bagaimana pulau C/D berpotensi memiliki impak LH yang cukup serius, apalagi jika dibandingkan dengan pulau G. Disini, hanya aspek hidrologi berdasarkan bentuk geometris pantai dan pulau reklamasi yang akan dibahas.Â
Sebagai disklaimer, saya tidak mempunyai hubungan apapun dengan pihak-pihak yang berkepentingan dalam proyek reklamasi.
Hal yang menyolok dalam perbandingan ketiga foto adalah
1. Perubahan aliran sungai Kamal (panah kuning di Barat) dan sistem drinase Cengkareng (panah kuning di Timur)
Kedua sungai ini mengalami pembelokan arah aliarn yang menciptakan daerah aliran kecepatan rendah yang berpotensi meningkatkan sedimentasi di sekitar muara. Pengamatan foto menunjukan kemungkinan sisi selatan pulau D dibangun lebih dekat ke muara sistem drainase Cengkareng.
2. Perubahan sistem aliran air di hutan bakau akibat C/D dibangun menyatu
Saya tidak terlalu mengerti mengapa tim Rizal Ramli tidak menggangap pembangunan C/D sebagai satu pulau sebagai kesalahan serius, meskipun jelas-jelas melanggar rencana acuan proyek reklamasi seperti dicantumkan dalam peta DHI. Yang jelas pulau C/D yang menyatu merubah sistem aliran pasang surut (panah kuning putus-putus) secara drastis. Hal ini berpotensi untuk memberi pengaruh negatif bagi hutan bakau yang merupakan cagar alam.
3. Pendangkalan
Perairan antara pantai Jakarta di dekat muara Kali Kamal dan pulau C tampak sekali menjadi jauh lebih dangkal apabila dibandingkan sebelum reklamasi. Apakah ini memang bagian dari rancangan pulau D atau kesalahan teknis pengurugan ? Yang jelas, pendagkalan ini berpotensi memberi efek serius terhadap hutan bakau. Pengerukan teratur mungkin sangat dibutuhkan, namun kegiatan ini akan dapat memberi efek negatif ke ekosistem hutan bakau. Harus pula diingat bahwa kegiatan pengerukan teratur membutuhkan beaya yang tidak sedikit