Mohon tunggu...
Ighniza Ridhoni
Ighniza Ridhoni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi membaca novel dan mendengarkan lagu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kisah Perjuangan Seorang Penjual Asongan di Malioboro

4 Desember 2023   22:01 Diperbarui: 4 Desember 2023   23:52 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PenjuaI Minuman Asongan di Malioboro. Dokpri

YOGYAKARTA - Malioboro adalah salah satu tempat yang ramai dikunjungi oleh wisatawan di Yogyakarta. Di sepanjang jalan Malioboro, kita sering melihat ibu-ibu penjual asongan berjejer dengan dagangan mereka. Mereka adalah ibu-ibu yang bekerja keras untuk mencari nafkah demi keluarga mereka.

" Sejak berusia 18 tahun, saya telah menjalani profesi sebagai penjual minuman, dan saat ini usia saya telah mencapai 80 tahun." ujar Bu Siti


Setiap pagi, Ibu Siti bangun lebih awal untuk menyiapkan dagangannya. Meskipun dagangannya sederhana, Ibu Siti selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk pelanggannya. Ia menjual berbagai macam minuman yang bervariasi. Meskipun kadang-kadang dagangannya tidak laku, Ibu Siti tetap tegar dan pantang menyerah.


Meskipun hidupnya tidak mudah, Ibu Siti selalu tersenyum dan berusaha memberikan kehidupan yang layak bagi anak-anaknya. Ia tidak pernah menyesali nasibnya, dan justru selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi keluarganya.

Ibu Siti juga tidak lupa untuk selalu berterima kasih kepada pelanggannya. Ia percaya bahwa rasa bersyukur merupakan kunci kebahagiaan. Meskipun hidupnya penuh dengan kesulitan, Ibu Siti selalu berusaha untuk melihat sisi positif dari segala hal.


Kisah Ibu Siti adalah contoh nyata tentang kekuatan seorang ibu. Meskipun harus berjuang sendirian, Ibu Siti tetap tegar dan berusaha memberikan yang terbaik bagi keluarganya. Kisahnya menginspirasi banyak orang di sekitarnya, termasuk para pelanggannya yang merasa tergerak untuk membantu Ibu Siti dalam usahanya. Ibu Siti adalah bukti bahwa kebahagiaan sejati bukanlah tentang seberapa banyak harta yang kita miliki, melainkan tentang bagaimana kita bersyukur dan mampu memberikan yang terbaik bagi orang-orang yang kita cintai.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun