Mohon tunggu...
Ighna Amalia
Ighna Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Just an ordinary women who wants to have a happy life.

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (NIM : 21107030041)

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Wisata Sejarah Benteng Van Den Bosch Ngawi

14 Juni 2022   10:57 Diperbarui: 14 Juni 2022   11:23 2104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokpri (Wisata Benteng Van Den Bosch)

Ketika Ngawi berhasil diduduki Belanda pada 1825, berdirilah Benteng Van den Bosch. Begitulah asal mula berdirinya Benteng Van den Bosch ini. 

Benteng Van den Bosch atau yang biasa dikenal dengan istilah Benteng Pendem Ngawi ini adalah salah satu peninggalan dari Belanda. Benteng Pendem dibangun pada abad ke-19. Pada saat itu, Ngawi memang dikenal sebagai salah satu pusat perdagangan dan pelayaran di Jawa Timur dan juga sebagai pusat pertahanan Belanda di daerah Madiun dan sekitarnya.

Mengapa pemerintah Belanda membangun benteng pendem? Tujuan Benteng Pendem dibangun oleh Belanda adalah untuk mempertahankan kekuasaannya. 

Benteng ini dibangun oleh seorang arsitek Belanda yang bernama Jacobus von Dentzsc, dimana pembangunannya dimulai sejak tahun 1839. 

Benteng Van den Bosch selesai dibangun pada tahun 1845 dan digunakan sebagai hunian bagi 250 prajurit tentara Belanda dan 60 pasukan kavaleri yang dipimpin oleh Gubernur jenderal ke-43 Hindia Belanda yang bernama Johannes Van den Bosch. Di dalam Benteng Van den Bosch juga terdapat enam Meriam api yang diletakkan pada beberapa sudut benteng.

Sumber: Dokpri (Wisata Benteng Van Den Bosch)
Sumber: Dokpri (Wisata Benteng Van Den Bosch)

Kamu bingung mau berwisata kemana? Mungkin Benteng Van den Bosch ini bisa jadi tempat tujuanmu. Dengan mengunjungi Benteng Van Den Bosch ini, kamu akan di sajikan pemandangan bangunan benteng peninggalan penjajahan Belanda yang unik dan bersejarah. Karena di Benteng Van den Bosch ini, selain kamu bisa berwisata bersama keluarga atau teman-temanmu, kamu juga bisa sekaligus belajar sejarah loh kompasianer!

Lokasi Benteng Van den Bosch ini sangat strategis karena berada tepat di kawasan pertemuan antara Sungai Bengawan Solo dan Sungai (Bengawan) Madiun. Dahulu, Sungai Begawan Solo menjadi salah satu jalur transportasi penting yang menghubungkan pesisir utara dengan wilayah pedalaman Pulau Jawa. 

Dipilihnya lokasi itu untuk pembangunan Benteng Van Den Bosch karena Sungai Bengawan Solo dan Bengawan Madiun kala itu merupakan jalur perdagangan strategis, dimana jalur lalu lintas sungai yang dapat dilayari oleh perahu-perahu yang cukup besar sampai ke bagian hulu. 

Kala itu perahu-perahu tersebut memuat berbagai macam hasil bumi berupa rempah-rempah dan palawija dari Surakarta-Ngawi menuju Gresik, demikian juga Madiun-Ngawi dengan tujuan yang sama. 

Mengapa disebut sebagai Benteng Pendem? Pendem adalah Bahasa jawa dimana dalam Bahasa Indonesia yaitu berarti terpendam. Benteng Van den Bosch disebut sebagai Benteng Pendem di karenakan posisi benteng tersebut yang memang sengaja dibuat lebih rendah dari tanah sekitarnya, sehingga membuat Benteng Van den Bosch terlihat terpendam. 

Umunya, benteng dibangun dengan posisi yang lebih tinggi dari daratan atau di wilayah perbukitan. Namun beda halnya dengan Benteng Pendem Ngawi.

Sumber: Dokpri (Wisata Benteng Van Den Bosch)
Sumber: Dokpri (Wisata Benteng Van Den Bosch)

Jika ingin mengunjungi, dimana sih alamat benteng Van den Bosch ini? Benteng yang biasa di sebut Benteng Pendem ini beralamatkan di Jl. Untung Suropati No.II, Pelem II, Pelem, Kec. Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. 

Kamu bisa mengunjunginya dengan menggunakan kendaraan pribadimu baik roda dua atau roda empat karena akses menuju Benteng Van den Bosch ini cukup baik. 

Jika kamu bingung dimana letak lokasi Bnenteng Van den Bosch ini, kamu bisa mencarinya dengan aplikasi google maps di smartphonemu, ketik saja Benteng Van den Bosch, google map akan membantumu menuju lokasi yang kamu tujukan.

Kira-kira apa sih yang menarik dari wisata sejarah Benteng Van den Bosch ini? di Benteng Van den Bosch ini terdapat beberapa hal yang menarik untuk kamu ketahui loh kompasianer! Mari perhatikan ulasan di bawah ini, supaya kamu lebih tertarik lagi untuk mengunjungi wisata Benteng Van den Bosch ini.

Benteng Van den Bosch adalah bangunan berukuran 165 meter x 80 meter dan dibangun di atas lahan seluas 15 hektare. Di bagian sebelah selatan bangunan benteng Van Den Bosch terdapat dua buah sumur yang konon katanya digunakan oleh Belanda untuk membuang jenazah korban tahanan dan para pekerja rodi sehingga menjadi kuburan massal pada masa itu. Sumur itu memiliki kedalaman 100 sampai 200 meter. Dan ada juga yang mengatakan bahwa sumur itu juga digunakan sebagai kuburan massal pada saat masa pemberontakan PKI.

Di sana juga ada sebuah bangunan peninggalan Belanda yang menyimpan banyak sejarah perjuangan Indonesia terkait dengan tercapainya kemerdekaan dari para penjajah. Sampai akhirnya beberapa peninggalan yang masih tersisa dikemas menjadi satu di Museum Swadaya yang dibuat oleh Yonarmed 12/155/AY/1/2 atas prakarsa Danyonarmed 12/155/AY/1/2, Letkol Arm Ronald F. siwabessy.

Sumber: Dokpri (Wisata Benteng Van Den Bosch)
Sumber: Dokpri (Wisata Benteng Van Den Bosch)

Museum Swadaya ini dibuat agar masyarakat yang berkunjung mengetahui sejarah di balik bangunan yang berdiri megah di pusat Kota Ngawi tersebut. 

Di dalam benteng ini juga terdapat makam Kyai Haji Muhammad Nursalim, beliau adalah salah satu pengikut Pangeran Diponegoro yang ditangkap oleh Belanda. Kiai Haji Muhammad Nursalim merupakan seorang utusan dari Pangeran Diponegoro yang sangat setia. Selain itu, ia juga mengajarkan ajaran islam kepada masyarakat Ngawi dan memberi memotivasi perlawanan terhadap Belanda.

Konon Kiai Haji Muhammad Nursalim juga memiliki kekuatan yang kebal terhadap peluru dan senjata. Sehingga membuat pasukan Belanda merasa terdesak saat utusan Pangeran Diponegoro tersebut melakukan perlawanan bersama pasukannya. 

Maka akhirnya Belanda membuat siasat untuk mengubur Kyai Haji Muhammad Nursalim hidup-hidup di dekat benteng Van Den Bosch. Lokasi makam tersebut bertempat di ruang utama benteng, tepatnya berada di sebelah museum mini yang dibatasi dengan kaca.

Benteng Van den Bosch ini buka setiap hari mulai pukul 08.00 sampai 17.00. Untuk explore keindahan, sudut terbaik dan spot anti mainstream di Benteng Van Den Bosch ini kamu perlu membayar tiket masuk seharga Rp.5.000/orang. Dan bagi yang membawa kendaraan berupa kendaraan roda dua atau roda empat akan di kenakan biaya parkir Rp.3000/kendaraan.

Benteng Pendem Ngawi atau Benteng Van den Bosch saat ini tengah dipugar oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) guna menjaga agar bangunan tidak semakin rusak. Benteng Van den Bocsh ini di perkirakan akan selesai pada awal 2023. Kendati demikian, gaya bangunan khas Eropa benteng ini masih dapat dinikmati keindahannya hingga sekarang.

Bagaimana? Tertarik mengunjungi Benteng van Den Bosch?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun