Di dalam benteng ini juga terdapat makam Kyai Haji Muhammad Nursalim, beliau adalah salah satu pengikut Pangeran Diponegoro yang ditangkap oleh Belanda. Kiai Haji Muhammad Nursalim merupakan seorang utusan dari Pangeran Diponegoro yang sangat setia. Selain itu, ia juga mengajarkan ajaran islam kepada masyarakat Ngawi dan memberi memotivasi perlawanan terhadap Belanda.
Konon Kiai Haji Muhammad Nursalim juga memiliki kekuatan yang kebal terhadap peluru dan senjata. Sehingga membuat pasukan Belanda merasa terdesak saat utusan Pangeran Diponegoro tersebut melakukan perlawanan bersama pasukannya.Â
Maka akhirnya Belanda membuat siasat untuk mengubur Kyai Haji Muhammad Nursalim hidup-hidup di dekat benteng Van Den Bosch. Lokasi makam tersebut bertempat di ruang utama benteng, tepatnya berada di sebelah museum mini yang dibatasi dengan kaca.
Benteng Van den Bosch ini buka setiap hari mulai pukul 08.00 sampai 17.00. Untuk explore keindahan, sudut terbaik dan spot anti mainstream di Benteng Van Den Bosch ini kamu perlu membayar tiket masuk seharga Rp.5.000/orang. Dan bagi yang membawa kendaraan berupa kendaraan roda dua atau roda empat akan di kenakan biaya parkir Rp.3000/kendaraan.
Benteng Pendem Ngawi atau Benteng Van den Bosch saat ini tengah dipugar oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) guna menjaga agar bangunan tidak semakin rusak. Benteng Van den Bocsh ini di perkirakan akan selesai pada awal 2023. Kendati demikian, gaya bangunan khas Eropa benteng ini masih dapat dinikmati keindahannya hingga sekarang.
Bagaimana? Tertarik mengunjungi Benteng van Den Bosch?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H