KKN Back To Village 3 Universitas Jember
DPL : Ns. Ana Nistiandani, S.Kep., M.Kep.
Febrian Ghali Firdauz/181510601115
Harga pakan pabrikan untuk peternakan unggas melambung tinggi pada masa pandemi. Tentunya sangat berdampak bagi peternak telur puyuh di Desa Paowan yang sudah menjalani bisnis peternakan tersebut selama 7 tahun. “Keuntungan dari hasil ternak puyuh ini tidak bisa diharapkan, pendapatan yang kita peroleh biasanya jauh dari yang di harapkan”, ujar Pak Wage pemilik peternakan telur puyuh. Selain bisnis kuliner seperti warung makan, kedai, outlet makanan dan lainnya, bidang peternakan unggas, perikanan, dan sebagainya juga terkena dampak dari pandemi Covid-19 karena sektor tersebut merupakan pemasok bahan baku menu makanan pada warung makan. Konsumen atau masyarakat yang mulai mengurangi mobilitas demi memutus rantai covid-19 juga mulai jarang untuk membeli makanan diluar. Mereka lebih baik memasak masakan sendiri dirumah.
Untuk itu, diperlukan adanya pemberdayaan pada peternak telur puyuh UD Bumi Unggas Farm milik Pak Wage agar meningkatkan laba pada kegiatan peternakannya. Pemberdayaan dilakukan dengan memanfaatkan hasil panen telur puyuh untuk dijadikan sebuah produk agroindustri. Agroindustri yaitu kegiatan untuk memberikan nilai tambah pada hasil panen telur puyuh contohnya dijadikan sebagai bisnis kuliner skala rumahan. Salah satu mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember yang bernama Febrian Ghali Firdauz, memilih sasaran peternakan burung puyuh milik Pak Wage untuk dijadikan objek dari program kerja selama melaknakan kuliah kerja nyata.
Dalam menjalankan kegiatan program kerjanya, Febrian memiliki rencana kegiatan seperti mengadakan pelatihan pengolahan inovasi agroindustri telur puyuh serta pembuatan logo, pamflet, dan sosial media untuk kegiatan pemasaran produknya. Kegiatan di minggu kedua, Febrian telah menyelesaikan perijinan kepada Pak Wage untuk mengolah lebih lanjut pada hasil telur puyuh. Beliau menyarankan dalam kegiatan inovasi ide bisnis telur puyuh tersebut untuk dikomunikasikan lebih lanjut kepada karyawannya yang bernama Kevin karena lebih berpengalaman dalam pengolahan masakan. Kevin menyanggupi arahan dari Febrian dan Pak Wage dan segera memulai kegiatan pelatihan.
Pelatihan yang pertama kali dilakukan yaitu pengenalan materi tentang agroindustri dan inovasi menu makanan telur puyuh. Febrian sudah menyiapkan beberapa menu masakan seperti telur puyuh balado, cilok telur puyuh, sate telur puyuh kecap yang nantinya akan diolah dan dipasarkan. Pemenuhan bahan baku terbilang sangat mudah yaitu hanya menyiapkan telur puyuh dari hasil panen peternakan dan membeli bahan pendamping lainnya di pasar. Selain karyawan, Febrian juga mengajak masyarakat sekitar peternakan untuk memilih ide bisnis ini untuk menambah pendapatan rumah tangga. Masyarakat diajak untuk bermitra dengan peternak Pak Wage dalam memperoleh bahan baku telur puyuh dan mulai menjalankan bisnisnya. Maka denga hal itu, kedua pihak sama-sama memperoleh benefit dalam menjalankan kegiatan mitra.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H