Mohon tunggu...
Igarca  Bomen
Igarca Bomen Mohon Tunggu... Jurnalis - Have fun aja ya

Nama saya Igarca Bomen asal jakarta selatan pancoran

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kupas Tuntas Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata

26 Februari 2018   21:21 Diperbarui: 26 Februari 2018   21:24 1834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

         Sang pemimpi adalah novel kedua dari tetralogi Laskar Pelangi. Novel karya Andrea Hirata ini adalah salah satu novel terpopular yang berbasis atau bertemakan pendidikan. Novel ini dapat di jadikan sebagai motivasi dalam menempuh pendidikan dan mencapai cita-cita. Novel ini menceritakan tiga orang remaja yang berjuang setelah lulus SMP dan di terima di SMA demi mimpinya. Tiga remaja tersebut adalah Arai,Ikal, dan Jimron. Mereka tinggal di pulau Magai Balitong Kalimantan. Hebatnya, mereka bertiga mampu sekolah hingga jenjang SMA dan berada di SMA Negeri Balitong yang baru ada setelah 40 tahun Indonesia merdeka. "Setelah empat puluh tahun bumi pertiwi merdeka, akhirnya Belitong Timur, negeri yang kaya rayatimah itu, memiliki sebuah SMA Negeri."

            Ikal merupakan tokoh utama yang berperan sebagai "Aku". Ikal memiliki wawasan pengetahuan yang luas. "lebih tidak masuk akal lagi karena aku tahu dibalik para-para itu berdiri rumah turunan prajurit hupo, tionghoa paranoid karena riwayat perang saudara".Dari penggalan tersebut, kita tahu bahwa Ikal memiliki pengetahuan tentang lokasi rumah turunan prajurit hupo. Ikal memiliki sikap yang baik hati "diperjalanan aku tak banyak bicara karena hati ku ngilu mengenangkan nasib malang yang menimpa sepupu jauh ku ini."Dari penggalan di atas, kita tahu bahwa ikal memiliki simpati terhadap sepupu jauhnya yang bernasib malang.

             Arai merupakan tokoh yang pandai dan pantang menyerah. "akhirnya setelah sekian lama menanti hasil, semuanya tidak sia-sia. NEM minimal 42 tidak menjadi masalah lagi bagiku." Dari kutipan di atas, kita tahu bahwa Arai anak yang pandai dengan bekerja keras hingga membuat NEM minimal di SMA Negeri Balitong tidak menjadi masalah baginya.

             Jimron merupakan tokoh yang baik hati.  "Bu, bolehkah saya membantu membersihkan dan membereskan toko, ibu tidak perlu membayarku, ibu cukup memberiku makan saja setelah ini."Dalam kutipan tersebut sudah jelas menampilkan sosok Jimron yang berbaik hati ingin membantu dan tidak mau di bayar dengan uang, melainkan hanya dengan makanan.

            Dalam novel ini, pengarang (Andrea Hirata) menyajikan alur campuran yaitu maju dan mundur. Pada alur maju, pengarang memberikan gambaran dari mereka kecil di jenjang SMP, SMA, dan Kuliah hingga mereka dewasa. "setelah menghabiskan waktuku pada desa ini dan Negara ini, sudah saatnya aku berada di masa depanku untuk bangsa dan Balitong."Dari kutipan tersebut sudah jelas bahwa crita tersebut terkandung unsur maju yaitu ketika tokoh Ikal memberi motivasi pada dirinya untuk mengambil bea siswa dan bekerja untuk Negara dan desanya. Selain itu, terdapat alur mundur dalam novel ini. "mereka mengingat betapa susahnya masa itu dan betapa beratnya masa itu untuk makan sesuap nasi." Dalam kutipan tersebut penulis menggambarkan kembali keadaan mereka bertiga ketika masih duduk di bangku SMA dan masih di temani oleh susah dan perihnya hidup. Kesimpulannya, novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata ini merupakan novel yang membawa alur campuran yaitu maju dan mundur. Pengarang menceritakan kisah perjuangan mereka bertiga dari kecil hingga sukses berkuliah di luar negeri. Namun, setelah mereka meraih masa dewasa dan jayanya, pengarang menceritakan kembali sepenggal kerja keras yang mereka alami dulu,

            Novel ini mengambil waktu siang sebagai latarnya. Ikal, Arai,dan Jimron lebih banyak bekerja keras,bersekolah, dan membatu orang lain pada siang hari. Ketika malam mereka bertiga hanya merenung sambil melihat gambar denah belahan dunia dengan harapan mereka dapat pergi ke Paris untuk kuliah dan mereka beristirahat ketika malam hari. "pukul menunjukan tepat pada jam 2 siang dan aku akan bergegas menemui pak mustar untuk meminta izin."Pukul 2 siang telah menunjukan latar waktu yang dominan pada novel ini. Selain itu, Sang Pemimpi merupakan novel kebanyakan aktivitasnya berada di sekolah lebih tepatnya SMA Negeri Belitong. Arai,Ikal,danJimron merupakan murid SMA Negeri Belitong. Oleh karena itu, mereka lebih banyak beraktivitas di sekolah dalam sehari dari pada di luar atau rumah. "Arai Jimron ayo kita ke kantin untuk beristirahat."Dalam kutipan tersebut terdapat salah satu contoh aktivitas mereka di sekolah ketika istirahat tiba dari hari senin hingga sabtu.

            "Arai mungkin dua ribu rupiah (Rp.2000) ini cukup untuk kita belikan satu bungkus nasi untuk kita berdua" ujar Jimron. Pada penggalan tersebut, latar sosial Novel tersebut pada tahun 1990-an dan sangat lah berbeda dengan era 2000-an. Pada saat itu mereka bisa membeli nasi sebungkus dengan harga 2000 rupiah saja. Namun, sekarang 2000 rupiah mungkin hanya mendapatkan nasi putih saja belum beserta lauknya. Novel ini memiliki judul Sang Pemimpi, dari judulnya saja kita tahu bahwa novel ini menceritakan tentang sebuah mimpi dan perjuangan. Dari kerja keras lah mimpi-mimpi Arai,Ikal,dan Jimoron dapat terwujud. Ketidak mampuan dalam ekonomi bukanlah menjadi alasan dalam Novel karya Andrea hirata ini.

            Amanat selalu tersaji dalam sebuah kisah atau cerita. Novel Sang Pemimpi ini memiliki amanat dalam segala aspek yang ada dalam hidup. Amanat dari novel ini adalah teruslah bermimpi dan jangan pernah sekali kali takut untuk bermimpi. "demikian indahnya nikmat tuhan yang bertahu tahun telah memeluk mimpi kami di atas langit."Dari penggalan tersebut, pengarang memberikan gambaran rasa syukur Arai,Ikal,danJimron atas nikmat tuhan dalam mewujudkan mimpi mereka bertiga. Selain itu, Andrea Hirata ingin memberikan titik terang kepada setiap manusia untuk selalu memiliki mimpi dan terus bermimpi walaupun terganjal oleh segala kekurangan dan keterbatasan. Tidak terlepas dari sudut pandang, Novel ini menyajikan sudut pandang (orang pertama pelaku utama). Hal ini karena dalam novel Sang Pemimpi ini, Andrea Hirata menokohkan dirinya sebagai Ikal dengan menggunakan "Aku" di dalam cerita tersebut. "aku gugup,jantungku berayun-ayun seperti punchbag yang di hantam berkali-kali oleh seorang petinju."Dari kutipan tersebut, pengarang memberikan tokoh aku yang sedang merasa gugup dan mengibaratkannya seperti punchbag yang di pukul berulang-ulang oleh petinju. Oleh karena itu, sudah jelas bahwa novel Sang Pemimpi ini membawa Sudut pandang orang pertama pelaku utama.

            Novel Sang Pemimpi menjadi salah satu novel terpopuler di dunia yang tidak terlepas dari seorang pengarang yaitu Andrea Hirata. Andrea Hirata lahir pada tanggal 24 Oktober di Belitong. Andrea Hirata sukses merilis novel pertamanya yang berjudul Laskar Pelangi . Andrea menempuh S1 di UI dan mendapatkan beasiswa Uni Eropa untuk studi Master Of Science di Universite Paris, Sorbonne Prancis dan Sheffield Hallam University United Kingdom. Teasis Andrea dalam bidang Ekonomi telekomunikasi membuat dirinya mendapatkan penghargaan dari kedua universitas tersebut dan dia lulus sebagai cum laude. Tesis tersebutlah diadaptasi dalam bahasa indonesia dan merupakan buku teori ekonomi telekomunikasi pertama yang ditulis oleh orang indonesia. Buku itu telah beredar luas sebagai referensi ilmiah. Andrea Hirata ingin menyajikan suatu novel yang menceritakan perjuangannya dan kedua sahabatnya. Namun, Andrea Hirata juga menyajikan moral dalam beragama di dalam novel Sang Pemimpi ini.

           Arai,Ikal,danJimron pernah belajar di sebuah pesantren yang memiliki aturan-aturan islam dan petuah-petuah kyai yang begitu hormat mereka patuhi. "terimakasih atas nasihatnya hari ini ustadz Hanim, insyaallah kami bertiga akan melakukan apa terdapat dalam ajaran islam."Kutipan tersebut menjelaskan moral sosial yang mereka bertiga patuhi dalam novel Sang Pemimpi ini. Andrea Hirata juga menyajikan adat istiadat Indonesia dalam novel ini. Andrea Hirata ingin menyampaikan kepada pembaca di seluruh dunia bahwa Indonesia memiliki adat yang baik antara Guru dan muridnya yaitu murid selalu mencium tangan gurunya sebelum meninggalkan kelas ketika istirahat maupun ketika jam pelajaran berakhir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun