Mohon tunggu...
Iga Ayu Saputri
Iga Ayu Saputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat

Sarjana Keperawatan yang saat ini menempuh pendidikan lanjut Magister Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Toilet Seat Sanitizer, Pentingkah Keberadaannya?

29 Mei 2024   21:00 Diperbarui: 30 Mei 2024   23:36 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Toilet umum merupakan fasilitas publik yang sangat penting. Indonesia menganut budaya timur, dimana toilet jongkok lebih sering digunakan dan disukai di Indonesia (Martosenjoyo, 2016; Mafra et al., 2020). Kebiasaan menggunakan toilet jongkok di Indonesia membuat kloset jongkok lebih populer daripada kloset duduk, sehingga awareness penggunaan toilet seat sanitizer masih rendah.

Penggunaan toilet jongkok yang telah menjadi bagian dari budaya Indonesia sejak lama mulai mengalami perubahan. Dengan semakin meningkatnya modernitas dan globalisasi, penggunaan toilet duduk mulai digunakan lebih luas. Kini penggunaan toilet duduk sudah banyak ditemukan di tempat-tempat umum seperti pusat perbelajaan, kantor, sekolah, universitas, dan fasilitas umum lainnya.

Namun, hal itu menimbulkan adanya masalah baru. Masyarakat Indonesia sering salah menggunakan toilet duduk menjadi toilet jongkok. Penyalahgunaan toilet duduk dengan jongkok di atas kubikal toilet duduk membuat kubikal toilet menjadi kotor dengan bekas alas kaki yang tercetak di atasnya. Orang akan enggan untuk menggunakan toilet tersebut karena kotor. Hal ini dapat meningkatkan risiko terkena penyakit, seperti kurangnya konsumsi cairan dan menahan untuk buang air kecil untuk menghindari buang air di toilet tersebut. Studi menunjukkan penggunaan toilet duduk lebih meningkatkan risiko terkena Urinary Track Infection (UTI) karena tingginya kontak antara bagian tubuh dengan toilet (Jelly et al., 2022; Parasuraman et al., 2016). Sanitasi yang buruk juga dapat menyebabkan penyakit diare, kolera, shigellosis, tipus, dan malaria (Mourad et al., 2019).

Oleh karena itu, perlu mengambil langkah untuk membuat kebijakan penggunaan toilet seat sanitizer di toilet umum di Indonesia agar meningkatkan kesehatan masyarakat. Menurut Asosiasi Toilet Indonesia, syarat kubikal toilet adalah adanya sanitizer untuk mensterilkan kloset dan seat sanitizer untuk mensterilkan kubikal kloset (Asosiasi Toilet Indonesia, 2016). Penyemprotan toilet sanitizer dilakukan sebelum toilet diduduki untuk membantu membunuh bakteri di toilet (Reddy, 2020). Penyemprotan toilet seat sanitizer berguna untuk membantu membunuh bakteri di toilet sehingga dapat mengurangi tranmisi pathogen (Abney et al., 2021).

Penerapan kebijakan ini dapat dilakukan oleh pemerintah, khususnya Kementerian Kesehatan.  Kebijakan ini pelaksanaannya diharapkan dapat dilakukan oleh penyedia fasilitas toilet umum seperti pusat perbelanjaan, kantor, sekolah, stasiun, dan tempat lainnya. Dalam penerapannya, kebijakan tersebut perlu diatur regulasinya agar pelaksanaannya dapat dilakukan dengan baik. Beberapa regulasi yang perlu diatur diantaranya kandungan produk, cara penggunaan produk yang benar, pengawasan, penyediaan, serta pendidikan dan kampanye.

Dengan adanya kebijakan penggunaan toilet seat sanitizer, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebersihan toilet dan mengurangi risiko penyebaran penyakit melalui kontaminasi silang pada kubikal toilet. Kebijakan ini juga diharapkan dapat membantu masyarakat dalam menjaga kebersihan toilet secara teratur dan efektif, serta mengurangi biaya yang terkait dengan pengobatan penyakit yang disebabkan oleh kontaminasi silang pada kubikal toilet.

Daftar Pustaka

Abney, S. E., Bright, K. R., McKinney, J., Ijaz, M. K., & Gerba, C. P. (2021). Toilet hygiene—review and research needs. In Journal of Applied Microbiology (Vol. 131, Issue 6, pp. 2705–2714). John Wiley and Sons Inc. https://doi.org/10.1111/jam.15121

Asosiasi Toilet Indonesia. (2016). Standar Pedoman Toilet Umum Indonesia.

Jelly, P., Verma, R., Kumawat, R., Choudhary, S., Chadha, L., & Sharma, R. (2022). Occurrence of urinary tract infection and preventive strategies practiced by female students at a tertiary care teaching institution. Journal of Education and Health Promotion, 11(1), 122. https://doi.org/10.4103/jehp.jehp_750_21

Mafra, R., Alifa Zahra, S., Apis Bahtiar, M., Romdani, R., Jend Yani, J. A., Palembang, U., & Selatan, S. (2020). Perilaku Pengguna Toilet Umum. Arsir, 4(1).

Martosenjoyo, T. (2016). Budaya Bertoilet: Duduk atau Jongkok? Jurnal Etnosia, 01(01), 44–59.

Mourad, K. A., Habumugisha, V., & Sule, B. F. (2019). Assessing students’ knowledge on WASH-related diseases. International Journal of Environmental Research and Public Health, 16(11). https://doi.org/10.3390/ijerph16112052

Parasuraman, S., Wen, L., Sam, A., Christapher, P., & Kumar, K. (2016). Analysis of correlation between defecation posture and risk of urinary tract infections among adolescent populations. Environmental Disease, 1(2), 77. https://doi.org/10.4103/2468-5690.185305

Reddy, Dr. K. R. (2020). National Service Scheme Opportunities in Community Development. Blue Rose Publishers.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun