Mohon tunggu...
Ifyar Adhita Yahya
Ifyar Adhita Yahya Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ada Hikmah di Balik Bencana

20 November 2010   04:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:27 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tidak kenal Indonesia? Negara yang terhampar dari Sabang sampai Merauke ini mempunyai berjuta kekayaan alam yang melimpah, gemah ripah loh jinawi, toto tentrem kerto raharjo. Kata inilah yang mampu menggambarkan kekayaan Indonesia. Selain kaya budaya, bahasa, agama dan adat istiadat, ternyata belakangan ini bumi pertiwi juga tercatat sebagai negara yang kaya akan musibah bencana alam. Hal ini, disebabkan oleh posisi Indonesia yang terletak pada daerah pertemuan tiga lempeng besar yang aktif, yaitu lempeng Pasifik, lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia.

Beberapa tahun terakhir merupakan tahun musibah bagi bangsa Indonesia, di mana rakyat Indonesia ditimpa dengan berbagai bencana alam (banjir, tanah longsor, gempa bumi, tsunami) yang hampir merata diseluruh pelosok tanah air. Kondisi alam inilah yang memaksa masyarakat berdesak-desakan di wilayah pengungsian, berjuang melawan ketidaknyamanan untuk mempertahankan hidup, sambil menunggu bantuan yang akan diberikan oleh saudara-saudaranya.

Berawal dari peristiwa tsunami di Aceh yang menelan korban 285.000 jiwa, disusul gempa di Jogja, Jawa Barat dan Sumatra Barat. Bencana geologi terkini adalah bencana gunung merapi dan tsunami mentawai yang menimpa.

Dua Macam Bencana
Bencana apapun yang dipandang buruk oleh manusia sebetulnya tidak terlepas dari dua macam.
Pertama: bencana yang memang merupakan sunatullah. Contohnya adalah gempa bumi, tsunami, meletusnya gunung merapi, kekeringan dalam jangka waktu lama, dan lain-lain. Bencana ini dapat menimpa siapapun. Bencana alam dalam kategori ini semata-mata dimaksudkan untuk menunjukkan kemahakuasaan Allah.
Kedua: bencana yang diakibatkan oleh tangan-tangan manusia. Contohnya adalah banjir yang diakibatkan oleh penebangan hutan secara liar, wabah kemiskinan dan kelaparan di tengah-tengah kekayaan alam yang melimpah ruah akibat kekayaan tersebut diserahkan kepada pihak asing, merajalelanya kemaksiatan dan kriminalitas akibat hukum-hukum Allah tidak dilaksanakan, mewabahnya penyakit kelamin (seperti AIDS) akibat pergaulan bebas, dan lain-lain.

Sikap Kita
Menyikapi musibah bencana yang pertama, yang merupakan sunatullah, manusia sebetulnya hanya perlu tiga hal:
Pertama: keimanan, sehingga kita wajib meyakini bahwa musibah apapun yang terjadi memang telah digariskan oleh Allah SWT.
Kedua: kesadaran, segala bentuk bencana alam yang merupakan sunatullah itu merupakan bukti kemahakuasaan Allah. Dengan itulah, kita seharusnya menyadari betapa manusia ini sangat lemah dan tidak berdaya di hadapan kemahakuasaan Allah.
Ketiga: kesabaran. Dengan bencana alam yang Allah ciptakan, Allah sebetulnya hendak menguji kesabaran manusia. Lalu Dia menciptakan berbagai macam bencana seperti wabah kelaparan akibat kurangnya makanan, wabah kekeringan, hilangnya harta bahkan nyawa akibat bencana alam, dsb.

Adapun untuk menyikapi musibah bencana yang kedua yang terjadi akibat ulah manusia, selain keimanan, kesabaran dan kesadaran di atas, manusia juga perlu satu hal lain, yakni bertobat dan kembali secara total pada hukum Allah, dengan kembali melaksanakan syariat-Nya dalam kehidupan ini. Sebab, dengan bencana jenis kedua ini, Allah memang menghendaki agar manusia mau kembali ke jalan-Nya.

Terakhir, marilah kita sama-sama berdoa kepada Allah, semoga memberikan rahmat kepada korban yang meninggal, dan memberikan ketabahan kepada keluarga yang ditinggalkan. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun