Mohon tunggu...
Money

"Sarjana Tidak Menyelesaikan Masalah, Mari Berwirausaha"

2 Maret 2019   21:31 Diperbarui: 2 Maret 2019   21:46 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

"Dari Miqdam RA, dari Rasul SAW bersabda: tidaklah seseorang makan makanan yang lebih baik daripada makan hasil kerjanya sendiri dan sesungguhnya Nabi Daud AS makan dari hasil buah tangan (pekerjaan) nya sendiri" (HR. Al-Bukhari).

Rasulullah SAW memberi pelajaran kepada ummatnya melalui hadist diatas dan juga hadist 'amaliyah (perbuatan). Banyak yang tidak mengetahui, bahwa selain penggembala domba, Nabi Muhammad SAW merupakan seorang entrepreneur ulung. Beliau berdagang semenjak remaja bersama pamannya, jika diniatkan dengan baik, membuka usaha sendiri untuk menjadi seorang entrepreneur layaknya Nabi akan bernilai ibadah. Rasulullah bersabda yang artinya:

"Rifa'ah bin Rafi' RA, sesungguhnya Nabi SAW ditanya: apa pekerjaan yang paling utama atau baik?". Rasul menjawab, "Pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya dan setiap jual-beli yang baik." (HR al-Bazar dan dibenarkan al-Hakim).

Data Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (KEMENRISTEKDIKTI) mengungkapkan bahwa sebanyak 8,8% dari 7 juta pengangguran di Indonesia merupakan lulusan dari perguruan tinggi atau sarjana, sekitar 630.000 pengangguran dengan gelar sarjananya.

Mengingat telah datangnya Revolusi Industri 4.0, maka persaingan di dunia kerja juga akan semakin ketat. (PikiranRakyat,2018). Pemerintah saat ini sedang gencar mendesak para generasi mllenial untuk berwirausaha, selain dapat menaikkan pendapatan Negara dari sektor ekonomi, juga dapat menyerap tenaga kerja yang signifikan.

Menurut Yusof, Permula, dan Pangil (2005) bahwa ada empat alasan mengapa para wirausaha (entrepreneurs) penting di dalam masyarakat, yaitu: Pertama, Untuk mendayagunakan faktor-faktor memproduksi seperti tanah, modal, teknologi, informasi dan berbagai sumber daya manusia (SDM) di dalam memproduksi tugas-tugas yang efektif (producing effective tasks).

Kedua, Mengidentifikasi berbagai peluang di dalam lingkungan dengan meningkatkan aktivitas yang akan memberikan manfaat kepada setiap orang (beneficial to everyone). Ketiga, Untuk memilih pendekatan yang terbaik dalam mendayagunakan semua faktor produksi agar meminimalkan pemborosan di dalam berbagai kegiatan kewirausahaan (minimize wastage in entrepreneurial activities). Keempat, Untuk kemanfaatan generasi mendatang (benefit of the future generation). 

Berdasarkan pendapat Yusof, Permula, dan Pangil di atas dapat dijelaskan bahwa entrepreneur atau kewirausahaan sangat penting utamanya bagi pembangunan ekonomi nasional, namun sayangnya hal ini sangat minim disadari oleh masyarakat pada umumnya, khusunya anak muda. Generasi muda saat ini lebih suka berkompetisi untuk menjadi pegawai, masuk ke instansi idaman dan bekerja disana.

Hal ini harus cepat kita selesaikan bahwa menjadi pegawai justru akan membebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Peggy A Lambing & Charles R Kuehl (dalam Hendro dan Chandra, 2006) menyatakan bahwa setiap wirausahawan (entrepreneur) yang sukses memiliki empat unsur pokok, yaitu: pertama, kemampuan (hubungannya dengan IQ dan skill). Kedua, keberanian (hubungannya dengan Emotional Quotient dan mental). Ketiga, keteguhan hati (hubungannya dengan motivasi diri) dan keempat, kreatifitas yang memerlukan sebuah inspirasi sebagai cikal bakal ide untuk menemukan peluang berdasarkan intuisi (hubungannya dengan experience).

Seorang pakar pendidikan Ivan Illich (1972) telah jauh-jauh hari meramalkan bahwa pengangguran terdidik akan meledak jumlahnya suatu hari nanti. Menurutnya, pendidikan tidak terlalu optimal dan tidak begitu berguna dikehidupan nyata yang hanya mencetak pemalas yang tidak terampil yang hanya menginginkan pekerjaan formal yang ringan dan instan.

Untuk mengejar angka 14% di Negara maju dari jumlah penduduk yang berwirausaha, Indonesia tentunya memerlukan percepatan di bidang entrepreneurship. Tentu saja usaha disini yang inovatif, mampu bersaing di pasar bebas, memiliki pangsa global dan dapat menyerap tenaga kerja dengan jumlah yang besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun