Mohon tunggu...
Iftitahdian
Iftitahdian Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Demokrasi Kaum Khawarij

28 September 2018   08:58 Diperbarui: 28 September 2018   09:24 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1.Khawarij

Khawarij secara bahasa di ambil dari bahasa arab "khowarij", secara harfiah memiliki arti mereka yang keluar, menurut istilah khawarij ialah istilah umum yang mencakup sejumlah aliran dalam islam yang pada awalnya mengakui kekuasaan khalifah Ali bin Abi Thalib lalu menolaknya. Pertama kali muncul pada pertengahan abad ke -7, berpusat di daerah yang kini terletak di bagian irak selatan dan merupakan bentuk yang berbeda dari kaum sunni dan syiah.

Disebut atau dinamakan khawarij karena keluarnya mereka dari kepemimpinan khalifah Ali bin Abi Thalib. Aliran khawarij dipergunakan oleh kalangan islam untuk menyebut sekelompok orang yang keluar dari kepemimpinan Ali bin abi Thalib karena kekecewaannya yang telah menerima tahkim dari kelompok muawiyah yang di komandani oleh 'Amr bin Ash dalam perang shiffin (37 H/657 M).

2. Latar belakang

Kemunculannya di latar belakangi oleh pertikain politik antara Sayyidina Ali dan Sayyidina Muawiyah, Muawiyah menolak memberikan baiat kepada Ali yang sebagai khalifah, karena Ali tidak kunjung melakukan kisas terhadap para pembunuh usman bin affan.

Keadaan semakin panas, karena Ali mengerahkan bala tentara untuk memerangi Muawiyah. Muawiyah juga mengumpulkan pasukan untuk menghadapi Ali. Kedua pasukan itu lalu bertemu di suatu tempat yang bernama shiffin. Dalam pertempuran ini pihak Ali memperlihatkan tanda-tanda akan menang dan berhasil mendesak pasukan Muawiyah.

Pada mulanya Ali bin Abi Thalib tidak mau menerima tawaran untuk berdamai dengan kelompok Muawiyah tersebut. Tetapi karena di desak oleh sebagian pengikutnya, Dalam perundingan ini, Ali bin Abi Thalib mengutusAbu Musa Al-Asy'ari sebagai juru runding.

Seiring dengan berjalannya waktu, kaum khawarij menyusun kekuatan dan memperoleh banyak pengikut. Menurut keyakinan mereka, Ali dan Muawiyah serta semua yang menyetujui tahkim telah menyimpang dari ajaran islam. Karena itu, mereka harus di tantang dan dijatuhkan.

Ketika gerakan mereka berkembang menjadi aksi anarkis, maka Ali bin Abi Thalib memutuskan melakukan pemberantasan terhadap mereka. Pertempuran ini berakhir dengan kemenangan tentara Ali bin Abi Thalib dan hampir seluruh kekuatan khawarij dapat dimusnahkan.

Kekalahan total di Nahrawan tidak membuat kaum khawarij patah semangat, hal itu justru semakin mengorbankan semangat mereka untuk menjatuhkan Ali. Akhirnya, salah seorang diantara mereka yang bernama Abdurrahman bin Muljim berhasil membunuh Ali pada tanggal 17 Ramadhan 40 H/24 Januari 661 m.

Sepeninggal Ali, kaum khawarij menyusun kembali barisan mereka dan melakukan pemberontakan terhadap penguasa islam yang resmi baik di zaman Dinasti Bani Umayah maupun Bani Abbasiyah. Mereka menganggap bahwa para penguasa itu dianggap telah menyimpang dari ajran islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun