Kedekatan AOC dengan partai Demokrat makin erat saat dia menjadi salah satu pelaksana kampanye calon presiden Bernie Sanders tahun 2016.Â
Setelah kampanye usai, AOC dinominasikan oleh saudaranya untuk menjadi bagian dari gerakan Brand New Congress yang diprakarsai oleh para pendukung Bernie Sanders. Brand New Congress merupakan usaha internal partai Demokrat untuk kaderisasi politisi progresif.
Berjuang dari akar rumput, AOC berkampanye dari bar ke bar. Ia menyambangi satu per satu kios makanan pinggir jalan dan mendekati calon konstituennya.Â
Saat primary diadakan, media arus utama terkejut saat melihat petahana yang telah memenangkan 10 pemilihan berturut-turut dan tidak pernah mendapat penantang dari internal partai sejak 2004 dikalahkan oleh seorang perempuan muda yang bahkan namanya belum pernah terdengar di media.
Setahun berlalu setelah AOC menjabat di kongres, banyak wacana kebijakan yang ia lontarkan. Topik utama yang sering ia angkat adalah masalah lingkungan lewat "Green New Deal", kebijakan pajak marginal 70% untuk pendapatan di atas 10 juta USD, imigrasi (termasuk rumah singgah dan imigran ilegal), jaminan kesehatan, kesetaraan LGBTQ, serta status Puerto Rico.
Hal yang membuat AOC terlihat menonjol adalah keberaniannya untuk berbicara pada forum-forum kongres dan media. Tidak jarang ia mengkritik kebijakan yang dikeluarkan oleh pembesar partainya sendiri.Â
Selain itu, ia juga lantang menentang kebijakan pemerintah dan mayoritas yang tidak sesuai dengan apa yang ia perjuangkan. Cara penyampaiannya yang lugas dan tegas menjadi tontonan menarik bagi pemerhati kebijakan publik Amerika.
Cerita panjang lebar tentang AOC tersebut membuat saya berkhayal tentang sosok serupa di Senayan. Seorang politisi muda yang lahir dari rakyat biasa.Â
Terjun ke politik tanpa latar belakang keluarga politisi. Bebas dari kepentingan politisi dan membawa kepentingan politik yang lebih besar.Â
Lantang menyuarakan idealismenya tanpa takut mendapat cibiran. Menjadi pelopor dan yang terdepan dalam mengkritisi pemerintah. Dekat kepada konstituen tanpa perlu mengeluarkan modal finansial.
Sebenarnya, ada banyak calon legislatif pada pemilu April lalu yang (mungkin) memenuhi kriteria tersebut di atas.Â