Ada-ada saja kelakuan Google hari ini. Saat membuka browser Chrome saya pagi ini, logo Google berubah menjadi doodle seorang pebulu tangkis wanita men-smash huruf E terakhir dari Google. Saat menaruh kursor di atas doodle, muncul tulisan "Ulang Tahun Minarni Soedarjanto ke-75".
Sebagai generasi yang lahir tahun 1995, nama tersebut sangat asing di telinga saya. Jika berkaitan dengan bulu tangkis wanita, nama yang tebersit pertama kali adalah Susi Susanti, peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992.Â
Wajar saja, selain Susi berhasil menorehkan emas pertama Indonesia di pesta olahraga dunia tersebut (bersama Alan Budikusuma), sampai hari ini dia masih aktif di dunia bulu tangkis nasional.
Ternyata, gara-gara Google Doodle hari ini, saya dan mungkin banyak orang akhirnya mengenal bahwa sebelum Susi Susanti ada ratu bulu tangkis lain. Dialah Minarni Soedarjanto.
Minarni lahir di Pasuruan hari ini, 10 Mei, tahun 1944. Dia mulai bermain bulu tangkis sejak umur 13 tahun. Di umur 15 tahun, dia menjuarai Kejuaraan Nasional Bulu Tangkis yang diadakan di Malang. Akibat performanya di kejuaraan tersebut, dia dipanggil untuk mengikuti pelatnas bulu tangkis.
Prestasi pertama Minarni di panggung internasional didapat dari ajang Malaysia Terbuka tahun 1960. Prestasi demi prestasi terus diraih. Pada perhelatan Asian Games Jakarta 1962, Minarni mampu menyapu bersih semua medali emas cabang bulu tangkis wanita (tunggal putri, ganda putri bersama Retno Koestijah, dan beregu putri bersama Retno, Goei Kiok Nio, Happy Herowati, dan Corry Kawilarang).Â
Satu demi satu prestasi ditorehkan Minarni pada dekade 60-an. Selain Asian Games 1962, Minarni berhasil meraih emas di Kejuaraan Asia di tahun yang sama. Di Asian Games Bangkok 1966, Minarni meraih medali di semua nomor yang diikuti: emas untuk ganda putri dan perunggu di nomor tunggal putri, beregu putri, dan ganda campuran.
Di kancah kompetisi bulu tangkis tertua di dunia, All England, Minarni menjadi pemain wanita Indonesia pertama yang mencapai babak final. Pada kejuaraan All England 1968, Minarni meraih juara di nomor ganda putri bersama Retno Koestijah. Di nomor tunggal putri, Minarni melaju sampai final sebelum ditaklukkan Eva Twedberg.
Dekade 60-an juga merupakan tahun perjuangan tim putri Indonesia di Piala Uber. Walau tidak lolos babak utama di tahun 1960, Indonesia mampu melaju ke final di tahun 1963. Sayangnya, langkah Indonesia dipatahkan tim Inggris.Â
Pada edisi selanjutnya, Indonesia ditekuk Jepang di semi final. Sejak saat itu, rivalitas antara tim putri Indonesia dan Jepang dimulai.
Piala Uber 1969 menjadi kesempatan pertama Indonesia bertemu Jepang di Piala Uber. Sayangnya, Indonesia belum berhasil mengalahkan Jepang. Tiga tahun kemudian, Indonesia kembali bertemu Jepang di final dan kembali gagal merebut juara.Â
Saat itu, Minarni tidak ikut memperkuat tim Indonesia. Baru pada tahun 1975, saat Minarni kembali memperkuat tim, Indonesia berhasil mencuri Piala Uber dari Jepang. Gelar tersebut menjadi gelar pertama dari tiga Piala Uber Indonesia sampai saat ini.
Piala Uber 1975 menjadi gelar terakhir yang disumbangkan Minarni sebelum memutuskan untuk gantung raket di usia 31 tahun. Setelah pensiun, Minarni tetap aktif melatih pelatnas dan menjadi pengurus PB PBSI. Minarni menghembuskan nafas terakhirnya empat hari setelah ulang tahunnya yang ke-59 di Jakarta.
Selamat ulang tahun ratunya ratu bulu tangkis Indonesia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H