Mohon tunggu...
Iqbal Iftikar
Iqbal Iftikar Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Wannabe

Nothing was never anywhere

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Kitesurfing, Olahraga Ekstrem 7 in 1

7 Mei 2019   11:27 Diperbarui: 7 Mei 2019   11:31 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah kartu pos yang mendarat di rumah saya beberapa hari lalu memiliki gambar sebuah pantai. Di pantai tersebut, berjajar puluhan benda aneh berbentuk seperti tenda dengan rangka melengkung. Di lepas pantai, terlihat beberapa layangan terbang. Layangan tersebut dikendalikan oleh seseorang yang berada di atas permukaan laut.

Di balik kartu pos, terdapat penjelasan singkat tentang lokasi dan kegiatan yang sedang dilakukan. Pantai di kartu pos ini adalah Pantai Waddell di Santa Cruz, California. Adapun kegiatan yang sedang dilakukan di sana adalah kitesurfing.

Mengenal Kitesurfing

Kegiatan kitesurfing (sumber: Wikimedia Commons)
Kegiatan kitesurfing (sumber: Wikimedia Commons)

Kitesurfing (selancar layang) adalah olahraga ekstrem yang menggabungkan unsur dari wakeboarding (seluncur arus), snowboarding (seluncur salju), windsurfing (selancar angin), surfing (selancar air), paragliding (paralayang), skateboarding (papan seluncur), dan sailing (olahraga layar). Seorang kitesurfer memanfaatkan kekuatan angin menggunakan layang-layang untuk menarik dirinya melewati laut maupun daratan.

Jika dibandingkan dengan olahraga berbasis layar serupa, kitesurfing relatif lebih murah dan mudah. Keunikan lain dari olahraga ini adalah efisiensi penggunaan kekuatan angin. Layangan yang digunakan mampu mengubah energi besar dari volume udara yang lebih besar.

Ide kitesurfing muncul sebagai pemberi traksi alternatif pengganti kuda pada abad 19. Pada masa itu, untuk menghindari "pajak kuda", orang-orang menggunakan layangan besar untuk menarik kereta mereka. Di tahun 1903, pionir penerbangan Samuel Cody merancang dan menerbangkan layangan pengangkat manusia. Cody berhasil menyebrangi Selat Inggris dengan alatnya tersebut.

Di abad 20, konsep traksi layang-layang mulai dikembangkan untuk menarik kendaraan di medan yang sulit untuk mendapat traksi dari permukaannya (seperti salju, pasir, air, dll). Paten yang digunakan untuk mengembangkan konsep kitesurfing hari ini dibuat oleh Legaignoux bersaudara pada tahun 1984. Desain dalam paten tersebut menggunakan layangan yang dapat dikembangkan dengan udara sebagai pemberi traksi.

Olahraga ini mulai populer di tahun 1996 saat Laird Hamilton dan Manu Bertin, peselancar ombak besar, mendemonstrasikan kitesurfing di pantai Maui, Hawaii. Beriringan dengan makin populernya kitesurfing, Legaignoux bersaudara mengembangkan desain mereka, termasuk menambahkan ujung sayap pada layangan dan desain layangan busur (bow kite).

Kompetisi kitesurfing pertama diadakan di Maui tahun 1998 dan dimenangkan oleh Flash Austin. Di tahun 2000, Red Bull menjadi sponsor utama untuk kejuaraan kitesurfing. Usulan untuk menjadikan kitesurfing olahraga Olimpiade sempat muncul sebelum Rio 2016. Namun, tidak mendapat persetujuan dari anggota Federasi Olahraga Layar Internasional (ISAF).

Rekor Dunia Kitesurfing

Sebagai olahraga ekstrem, kitesurfing memiliki rekor dunia yang menanti untuk dipecahkan. Rekor lompatan tertinggi dengan kitesurfing kini dimiliki oleh Nick Jacobsen dengan tinggi 28,6 meter dari permukaan air. Rekor tersebut dicatat dengan kecepatan angin 40 knot dan waktu terbang 8,5 detik. Untuk waktu terbang terlama, rekor dipegang Jesse Richman yang mampu melayang dengan layangannya selama 22 detik.

Rekor kecepatan kitesurfing terbaru dicetak di Prancis 13 November 2017. Alex Caizergues mengendarai angin dengan seluncur layangnya dengan kecepatan maksimal 57,97 knot atau 107,36 km/jam.

Alex Caizergues, pemegang rekor kecepatan kitesurfing (Sumber: Wikimedia Commons)
Alex Caizergues, pemegang rekor kecepatan kitesurfing (Sumber: Wikimedia Commons)
Selain lompatan dan kecepatan, kitesurfing juga memiliki rekor jarak tempuh. Rekor pertama kitesurfing jarak jauh dicatatkan oleh Kristy Jones, kitesurfer wanita dari Wales, pada tahun 2006. Dia menggunakan seluncur layangnya menyebrangi lautan dari Lanzarote, Kepulauan Canary lepas pantai Maroko menuju Tarfaya, pesisir Maroko, sejauh 225 km.

Rekor dunia jarak kitesurfing terjauh yang ditempuh individu tanpa jeda adalah 874 km. Rekor tersebut tercatat atas nama Francisco Lufinha yang berselancar menyebrang lautan dari Lisbon ke Madeira. Dia mematahkan rekor sebelumnya yang ia cetak, yaitu 569,5 km berselancar sepanjang pesisir Portugal.

Beberapa perjalanan jarak jauh dengan kitesurfing juga tercatat. Di musim panas 2010, Louis Tapper menyusuri pesisir Brazil dari Salvador ke Sao Luis sejauh 2.000 km. Perjalanan tersebut dilakukan Louis sendirian (dengan diikuti kru pendukung) dan menghabiskan waktu 24 hari.

Perjalanan kitesurfing paling fenomenal mungkin adalah perjalanan lintas Atlantik. Perjalanan tersebut dilakukan oleh enam kitesurfer: Filippo van Hellenberg Hubar, Eric Pequeno, Max Blom, Camilla Ringvold, Ike Frans, dan Dennis Gijsbers, dari 20 November-17 Desember 2013. Perjalanan dimulai dari Kepualaun Canary ke Kepulauan Turks dan Caicos, Karibia. Setiap peselancar berselancar 4 jam sehari dengan 2 jam per sesi. Setiap harinya, mereka berselancar 24 jam non stop.

Di Indonesia, olahraga kitesurfing bisa dinikmati di Bali, Lombok, dan beberapa pantai wisata lainnya yang memiliki angin kencang dan fasilitas pendukung lainnya. Karena olahraga ini relatif mahal untuk orang Indonesia, kebanyakan penikmat kitesurfing di Indonesia adalah wisatawan mancanegara yang berkunjung.

Ingin mencoba?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun