Mohon tunggu...
Iqbal Iftikar
Iqbal Iftikar Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Wannabe

Nothing was never anywhere

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengenal Vexillologi, Ilmu Tentang Bendera

18 Juli 2018   21:06 Diperbarui: 18 Juli 2018   21:41 3038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semenjak kecil, saya sangat terobsesi pada bendera. Saya sering menggambar dan mewarnai bendera berdasarkan gambar bendera yang ada di balik buku atlas. Sidang pembaca juga mungkin pernah mengalami masa ketika melakukan tebak-tebakan bendera negara bersama teman berbekal buku atlas. 

Orang yang suka dengan bendera, entah karena hobi atau sekedar mengagumi, disebut vexillofili. Nama tersebut diambil dari nama ilmu yang membahas tentang bendera, vexillologi. Tulisan saya sebelumnya tentang bendera Finlandia merupakan salah satu contoh pembahasan vexillologi. Orang yang menekuni bidang ilmu ini disebut vexillologis. Sedangkan orang yang mendesain bendera disebut vexillografer.

Sebelum menjadi disiplin tersendiri, vexillologi merupakan salah satu cabang dari studi heraldik. Studi heraldik sendiri adalah studi yang berfokus pada lambang-lambang kerajaan (heraldy) termasuk di dalamnya logo kerajaan dan unsur-unsurnya, tata cara penggunaannya dan bendera yang digunakan oleh kerajaan tertentu.

Kata vexillologi sendiri berasal dari bahasa latin vexillum yang berarti bendera dan logos (ilmu). Istilah tersebut diciptakan oleh peneliti asal Amerika Serikat yang mendalami tentang bendera, Whitney Smith, pada tahun 1957. Namun, publikasi tentang vexillologi baru terbit pada tahun 1959. Dalam publikasi tersebut, Smith menuliskan:

"Walaupun penggunaan bendera sudah dimulai sejak awal peradaban manusia, studi tentang penggunaannya dalam gaya yang lebih serius sangat baru diperkenalkan dan istilah untuk itu (vexillologi) ... belum pernah muncul dalam penerbitan apa pun sampai tahun 1959" (sumber)

Pada tahun 1961, Smith menerbitkan publikasi The Flag Bulletin. Selain itu, semasa hidupnya Smith juga menjadi pelopor Kongres Vexillologi Internasional pertama serta mendirikan Asosiasi Vexillologi Amerika Utara dan Federasi Internasional Asosiasi Vexillologi (Fédération internationale des associations vexillologiques/FIAV).

Contoh keterlibatan vexillologi dalam dunia keilmuan antara lain publikasi tentang latar belakang sosiologis, sejarah, desain dan aspek-aspek lainnya dalam bendera. Setiap dua tahun sekali, FIAV mengadakan Kongres Internasional Vexillologi (International Congress of Vexillology/ICV) yang diikuti oleh 55 asosiasi dan institusi vexillologi dari seluruh dunia.

Dasar-dasar Vexillologi

Untuk mempelajari vexillologi, kita harus mengetahui dahulu tentang vexillum (bendera). Bendera adalah selembar kain yang memiliki desain dan warna tertentu yang digunakan sebagai simbol, alat pemberi tanda (komunikasi), atau dekorasi. Penggunaan bendera sebagai alat komunikasi jamak digunakan ketika komunikasi elektronik terbatas (seperti komunikasi maritim dengan menggunakan semapur).

Dalam vexillologi, bendera memiliki beberapa elemen yang menentukan desain bendera. Elemen yang paling mudah dimengerti adalah panjang dan lebar bendera. Jika kita membagi bendera menjadi dua di sisi panjang, maka kita akan mendapat dua bagian. Bagian yang dekat dengan tiang disebut sisi kerekan (hoist side) sedangkan sisi yang lain disebut sisi kibar (fly side).

Separuh bagian atas dari sisi kerekan adalah kanton. Dalam beberapa bendera, kanton memiliki desain khusus seperti Union Jack di bendera Australia atau bulan sabit dan matahari di bendera Malaysia. Garis yang memisahkan antara dua warna atau membatasi pinggiran bendera disebut fimbriasi (seniman menyebutnya lis).

Jika bendera memiliki lambang negara, lambang negara tersebut disebut badge. Adapun jika bendera memuat simbol yang bukan lambang negara, simbol tersebut disebut charge. Charge biasanya berupa emblem (lambang yang bersifat heraldik seperti daun mapel di bendera Kanada).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun