Jalur dari Mareeba ke Ravenshoe memang cukup menanjak. Jalan rel yang dibangun saja memiliki kemiringan maksimal 3% (perubahan 3 meter elevasi setiap 100 meter jarak). Alhasil, jalur yang sejatinya digunakan untuk transportasi timah berubah menjadi transportasi masyarakat. Sayangnya lagi, tidak banyak penduduk dari pesisir, terutama dari Cairns yang berminat pindah ke pedalaman. Akibatnya seluruh perjalanan kereta antara Mareeba dan Ravenshoe ditiadakan sejak 1988 dan jalur tersebut resmi ditutup tahun 1990.
Mengenang Jasa Para Relawan
Rencana jalan raya yang tidak bisa diubah membuat tim relawan terbagi ke dalam dua grup: grup pertama mengurus pemugaran jalur Atherton-Herberton, grup kedua bertugas di Ravenshoe. Grup Ravenshoe sempat berhasil memugar beberapa stasiun dan lokomotif tua, namun hari ini sudah tidak ada yang beroperasi.
Di sisi lain, tim dari Atherton berhasil menjalankan kembali lokomotif uap C17 bernomor seri 812 (seperti terlihat di kartu pos) dan beberapa lokomotif lainnya. Selain lokomotif, mereka juga merestorasi rolling stock yang ditinggalkan di stasiun Atherton dan Herberton seperti kereta penumpang, kereta tidur, gerbong barang dan kereta tebu.
Kerja keras para relawan di tahun 90-an sempat terputus di tahun 2000 karena masalah internal relawan. Rekonsiliasi relawan terjadi kembali tahun 2003 dan mereka terus bekerja sampai sekarang.
Proyek yang mereka jalankan selain memugar sarana dan prasarana kereta api di Atherton-Herberton antara lain membuka museum kereta api kecil di dua kota, membangun taman Platypus di stasiun Atherton yang dilengkapi dengan cafe dan restoran serta menyusun sistem manajemen keselamatan.
Program kerja yang terakhir disebut dilakukan untuk memenuhi syarat dari Badan Keselamatan Jalan Rel Queensland untuk menjalankan kereta api. Pada tahun 2013, pemerintah Queensland memberikan izin kepada Atherton Herberton Heritage Railway (AHHR), grup relawan ini, untuk menjalankan kereta wisata di jalur yang sudah mereka restorasi.
Kerja keras para relawanlah yang akhirnya bisa menghidupkan kembali jalur yang sempat mati suri ini. Semoga suatu saat kita bisa berkunjung ke sana.
Sumber: Situs resmi AHHR
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H