Mohon tunggu...
Iqbal Iftikar
Iqbal Iftikar Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Wannabe

Nothing was never anywhere

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Terbang Bersama Pesawat Jadul di Aviodrome

2 Juni 2018   10:00 Diperbarui: 5 Juli 2018   07:22 2043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kartu pos bergambar kokpit Boeing 747-206B dari Aviodrome. (www.postcrossing.com/postcards/NL-4111677)

Saya selalu ingat cita-cita pertama saya: menjadi pilot. Walau akhirnya tidak kesampaian karena berbagai alasan, sampai saat ini saya masih menikmati segala sesuatu tentang penerbangan dan mempelajari hal baru tentang dunia aviasi. Kartu pos yang saya terima ini seakan membangkitkan kenangan masa kecil saya.

Dalam kartu pos yang saya terima dari Belanda ini, terlihat gambaran sebuah kokpit pesawat. Di belakang kartu pos, tercantum keterangan yang menyatakan bahwa ini adalah kokpit Boeing 747-206B. Sebagai informasi, pesawat Boeing seri 747 merupakan pelopor 'jumbo jet' dengan kabin model double-decker di bagian depan. Sejak tahun 1970, seri 747 memegang rekor pesawat jet berkapasitas terbesar selama 37 tahun dengan total maksimum 660 penumpang.

Adapun seri 747-200 yang diproduksi antara tahun 1971-1991 (terlihat dari kokpitnya yang masih menggunakan banyak panel) merupakan salah satu seri tersukses di masanya. Seri ini terdiri dari 4 model: 747-200B (untuk penumpang), 747-200F (untuk kargo), 747-200C (model konvertibel; dapat diubah dari pesawat penumpang ke pesawat kargo) dan 747-200M (campuran penumpang dan kargo).

Lebih spesifik lagi, model 747-200B merupakan salah satu model yang paling mutakhir. Teknologi terbaru yang ditanam di 747-200B menjadikan pesawat ini memiliki jarak jelajah lebih jauh dan muatan lebih besar. Tercatat 225 unit pesawat terjual selama 20 tahun, mengalahkan pendahulunya, Boeing 747-100.

Hari ini, hampir semua armada Boeing 747-200 sudah dipensiunkan. Kehadiran seri yang lebih baru dengan teknologi lebih banggi menarik maskapai untuk meninggalkan 747-200 mereka. Beberapa armada yang masih memiliki kondisi cukup baik disimpan di beberapa museum penerbangan seperti di Belanda, Jerman, Australia dan Jepang.

Untuk yang ada di kartu ini, Boeing 747-206B bekas milik KLM (maskapai Belanda) ini disimpan di Aviodrome, museum penerbangan Belanda yang terletak di Bandara Lelystad.

Berkunjung ke Aviodrome

Pintu masuk Aviodrome. Foto oleh Libema123 (sumber: triposo.com)
Pintu masuk Aviodrome. Foto oleh Libema123 (sumber: triposo.com)
Aviodrome adalah nama sebutan untuk museum dan taman bermain bertema penerbangan yang terletak di Bandara Lelystad. Museum ini memiliki nama lengkap Nationaal Lucthvaart-Themapark Aviodrome (terjemahan bebas: taman bermain bertema penerbangan nasional Aviodrome). Sebelum menggunakan Bandara Lelystad, Aviodrome terletak di Bandara Schipol, Amsterdam sampai tahun 2003.

Pembangunan museum penerbangan di Belanda dipelopori oleh maskapai nasional mereka, KLM, dan produsen pesawat Belanda, Fokker. Pada tahun 1960, Aeroplanorama dibuka untuk umum di Bandara Schipol namun tutup pada tahun 1967 karena kekurangan koleksi. Empat tahun berselang, Aviodome diresmikan sebagai pengganti Aeroplanorama. 

Di masa ini, koleksi Aviodome makin bertambah dan berkembang. Hingga pada 2003, karena tidak ada tempat perluasan museum di Bandara Schipol yang terus berkembang, Aviodome dipindahkan ke Bandara Lelystad dan dinamai ulang Aviodrome.

Sempat dilanda masalah finansial pada tahun 2011 dan dinyatakan bangkrut di akhir tahun, Aviodrome kembali dibuka untuk umum setelah diambil alih oleh Libema Group.

Merujuk pada situs resmi museum, Aviodrome saat ini memiliki 17 pesawat yang dipamerkan. Pesawat tersebut dipamerkan di 3 tempat berbeda: di lapangan terbuka, gedung khusus dan hangar T2 di Bandara Lelystad. Pesawat yang dipamerkan beraneka ragam mulai dari Wright Flyer A (salah satu pesawat pertama di dunia), pesawat perang dunia II (kebanyakan Fokker) sampai armada KLM zaman dahulu.

Koleksi yang paling menarik di antara pesawat-pesawat tersebut mungkin adalah Boeing 747-206B. Walaupun masih layak terbang, pengiriman pesawat ini ke Bandara Lelystad tidak dilakukan lewat udara karena landas pacu bandara yang terlalu pendek untuk jumbo jet. Akhirnya, pesawat ini dipreteli dan diangkut dengan perahu melalui kanal dari Amsterdam ke Lelystad.

Proses pengiriman Boeing 747-206B ke Aviodrome. Foto oleh Christiaan Visse (sumber: triposo.com)
Proses pengiriman Boeing 747-206B ke Aviodrome. Foto oleh Christiaan Visse (sumber: triposo.com)
Selain 747-206B, Aviodrome juga menjadi rumah bagi Lockheed L-749 Constellation "Connie" yang sempat saya bahas. Ada juga pesawat Fokker Friendship yang dibangun pasca perang sebagai tanda perdamaian.

Jangan Hanya Melihat, Ikutlah Terbang

Selain menikmati dan melihat-lihat pesawat jadul, ada banyak kegiatan lain yang dapat dilakukan di Aviodrome. Hal yang paling menarik adalah masuk ke Boeing 747-206B. Pesawat tersebut bahkan bisa disewa untuk mengadakan pertemuan atau bahkan pesta pernikahan.

Pengunjung pun bisa merasakan menjadi pilot dengan menggunakan fasilitas simulator penerbangan yang terletak di luar dan di dalam bangunan museum. Ada juga teater 4D yang memutarkan film sejarah penerbangan, ruangan sejarah KLM, gardu pandang untuk melihat ke landas pacu Bandara Lelystad, taman bermain untuk anak-anak, pelatihan pilot dan pramugari untuk anak-anak serta ruang radio dengan radio komunikasi zaman dulu.

Namun, atraksi paling menarik di Aviodrome mungkin adalah kesempatan untuk terbang bersama pesawat-pesawat jadul. Pengunjung bisa melakukan reservasi khusus untuk terbang bersama salah satu dari empat armada pilihan: Cessna 172, Fokker Four, DC-3 Dakota atau Catalina. Beberapa kali dalam setahun, Aviodrome bahkan memberi kesempatan pengunjung, terutama anak-anak, untuk ikut menerbangkan pesawatCessna 172 dengan bimbingan pilot ahli.

Tertarik untuk berkunjung ke Aviodrome? Cek info lebih lanjut di situs resmi mereka. Anda ingin? Saya juga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun