Saya selalu ingat cita-cita pertama saya: menjadi pilot. Walau akhirnya tidak kesampaian karena berbagai alasan, sampai saat ini saya masih menikmati segala sesuatu tentang penerbangan dan mempelajari hal baru tentang dunia aviasi. Kartu pos yang saya terima ini seakan membangkitkan kenangan masa kecil saya.
Dalam kartu pos yang saya terima dari Belanda ini, terlihat gambaran sebuah kokpit pesawat. Di belakang kartu pos, tercantum keterangan yang menyatakan bahwa ini adalah kokpit Boeing 747-206B. Sebagai informasi, pesawat Boeing seri 747 merupakan pelopor 'jumbo jet' dengan kabin model double-decker di bagian depan. Sejak tahun 1970, seri 747 memegang rekor pesawat jet berkapasitas terbesar selama 37 tahun dengan total maksimum 660 penumpang.
Adapun seri 747-200 yang diproduksi antara tahun 1971-1991 (terlihat dari kokpitnya yang masih menggunakan banyak panel) merupakan salah satu seri tersukses di masanya. Seri ini terdiri dari 4 model: 747-200B (untuk penumpang), 747-200F (untuk kargo), 747-200C (model konvertibel; dapat diubah dari pesawat penumpang ke pesawat kargo) dan 747-200M (campuran penumpang dan kargo).
Lebih spesifik lagi, model 747-200B merupakan salah satu model yang paling mutakhir. Teknologi terbaru yang ditanam di 747-200B menjadikan pesawat ini memiliki jarak jelajah lebih jauh dan muatan lebih besar. Tercatat 225 unit pesawat terjual selama 20 tahun, mengalahkan pendahulunya, Boeing 747-100.
Hari ini, hampir semua armada Boeing 747-200 sudah dipensiunkan. Kehadiran seri yang lebih baru dengan teknologi lebih banggi menarik maskapai untuk meninggalkan 747-200 mereka. Beberapa armada yang masih memiliki kondisi cukup baik disimpan di beberapa museum penerbangan seperti di Belanda, Jerman, Australia dan Jepang.
Untuk yang ada di kartu ini, Boeing 747-206B bekas milik KLM (maskapai Belanda) ini disimpan di Aviodrome, museum penerbangan Belanda yang terletak di Bandara Lelystad.
Berkunjung ke Aviodrome
Pembangunan museum penerbangan di Belanda dipelopori oleh maskapai nasional mereka, KLM, dan produsen pesawat Belanda, Fokker. Pada tahun 1960, Aeroplanorama dibuka untuk umum di Bandara Schipol namun tutup pada tahun 1967 karena kekurangan koleksi. Empat tahun berselang, Aviodome diresmikan sebagai pengganti Aeroplanorama.Â
Di masa ini, koleksi Aviodome makin bertambah dan berkembang. Hingga pada 2003, karena tidak ada tempat perluasan museum di Bandara Schipol yang terus berkembang, Aviodome dipindahkan ke Bandara Lelystad dan dinamai ulang Aviodrome.
Sempat dilanda masalah finansial pada tahun 2011 dan dinyatakan bangkrut di akhir tahun, Aviodrome kembali dibuka untuk umum setelah diambil alih oleh Libema Group.
Merujuk pada situs resmi museum, Aviodrome saat ini memiliki 17 pesawat yang dipamerkan. Pesawat tersebut dipamerkan di 3 tempat berbeda: di lapangan terbuka, gedung khusus dan hangar T2 di Bandara Lelystad. Pesawat yang dipamerkan beraneka ragam mulai dari Wright Flyer A (salah satu pesawat pertama di dunia), pesawat perang dunia II (kebanyakan Fokker) sampai armada KLM zaman dahulu.