Hasil karya lukis keramiknya dipamerkan di berbagai kesempatan. Koran lokal pun meliput Natalina sebagai orang yang luar biasa. Liputan tersebut menarik VDMFK (organisasi AMFPA Jerman) untuk mengajak Natalina bergabung. Akhirnya, di tahun 1989 Natalina mendapat pembiayaan dari VDMFK untuk melukis di atas kanvas dan menjadi anggota murid dari AMFPA.
Di AMFPA, Natalina 'naik pangkat' dari anggota murid menjadi anggota asosiasi di tahun 1993. 3 tahun kemudian, Natalina diangkat menjadi anggota penuh AMFPA. Setelah menjadi anggota penuh, Natalina mulai aktif memamerkan karyanya di berbagai pameran AMFPA. Bahkan, pameran pertamanya merupakan pameran tunggal yang memamerkan seluruh karyanya sejak melukis di atas keramik.
Seorang kritikus seni mengatakan bahwa karya Natalina menghadirkan kombinasi antara lukisan dan puisi. Gaya lukisannya yang berwarna-warni dan realistik seakan menyampaikan semangat untuk menjalani hidup. Goresan kuasnya yang tegas dan detail menunjukan ketegaran dirinya dalam menghadapi keterbatasan.
Selain lukisan kupu-kupu di kartu pos ini, Natalina juga membuat ratusan lukisan lainnya. Lukisannya menggambarkan objek sehari-hari, kebanyakan bunga dan suasana kota kelahirannya. Contoh beberapa karyanya dapat dilihat di situs IMFPA.Â
Terbatas memang bukan alasan untuk membatasi diri. Keterbatasan harusnya menjadi dorongan untuk melampaui batas tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H