Mohon tunggu...
Iqbal Iftikar
Iqbal Iftikar Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Wannabe

Nothing was never anywhere

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Sulitnya Mencari Kartu Pos di Indonesia

27 April 2018   16:20 Diperbarui: 28 April 2018   08:47 4343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kartu Pos TTS (sumber: http://contoh.in/)

Adapun kartu pos yang tersedia luring di Indonesia lebih beranekaragam. Pertama yang diproduksi oleh Pos Indonesia: ada kartu pos 500-an dan kartu pos yang terbit bersama prangko. Tempat lain untuk membeli kartu pos adalah toko buku. Sepengetahuan saya, Periplus dan Books and Beyond menyediakan kartu pos bergambar Indonesia.

Periplus menjual merek Impact seharga Rp 5.000 sedangkan Books and Beyond menjual kartu pos ilustrasi kota Indonesia seharga Rp 8.000. Sebelumnya, Gramedia juga menjual kartu pos merek Barong seharga Rp 3.000, namun sekarang sudah jarang saya temukan lagi.

Selain itu, kartu pos bisa juga didapatkan di toko-toko suvenir di kota besar (walau makin jarang ada). Setahu saya di Yogyakarta, toko-toko suvenir (bukan pedagang kaki lima) sepanjang Malioboro masih ada yang menjual kartu pos. Jika beruntung, pedagang alat tulis yang sering mangkal depan kantor pos besar juga menjual kartu pos, seperti yang saya temukan depan kantor pos Asia Afrika Bandung dan di barat kantor pos Yogyakarta.

Selain membeli, kartu pos juga bisa kita dapatkan secara gratis. Biasanya sebuah brand membagi kartu pos sebagai bahan promosi. Contoh brand yang membagi kartu pos secara gratis, setahu saya, adalah Maxx Coffee. Jaringan bioskop Cinemaxx juga sempat rutin menerbitkan kartu pos film yang tengah diputar di bioskop. 

Sayangnya, menurut pengakuan teman-teman, sudah jarang ditemukan kartu pos film di Cinemaxx. Ada juga beberapa hotel yang memberikan kartu pos kepada tamunya, sekali lagi, sebagai bahan promosi.

Mencari kartu pos di Indonesia memang makin sulit. Selain karena destinasi wisata lebih memilih cara promosi yang lebih murah lagi efektif (media sosial), penggemar kartu pos pun kian berkurang. Belum banyak orang yang bisa menikmati waktu yang terlewat untuk menanti sebuah kartu pos tiba di tujuan dan menanti beberapa lembar diantarkan petugas berbaju oranye ke pintu rumah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun