Mohon tunggu...
Iqbal Iftikar
Iqbal Iftikar Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Wannabe

Nothing was never anywhere

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Prangko, Makin "Langka" Makin "Mahal"

24 April 2018   17:28 Diperbarui: 25 April 2018   00:00 3160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keberagaman prangko yang berpusat di kantor pos besar di suatu provinsi membuat prangko, terutama seri terbaru, menjadi lebih mahal untuk dimiliki jika kita menghitung biaya yang harus kita keluarkan untuk mendapatkan satu keping prangko tersebut. Terutama untuk para kolektor atau pengguna yang tinggal di luar kota besar.

Namun, Pos Indonesia tidak semudah itu menghilangkan prangko dari peredaran. Demam Dilan 1990 yang mewabah di kalangan pemuda-pemudi Indonesia dijadikan momentum untuk mengkampanyekan prangko kembali. Pidi Baiq, penulis buku Dilan 1990 yang juga desainer beberapa seri prangko, mendesain prangko Prisma Dilan 1990. Bahkan, Pos Indonesia membuat alamat khusus bagi fans Dilan untuk berkirim surat kepada Dilan dan Milea.

Semoga saja prangko bisa menjadi pilihan masyarakat umum untuk kembali berkorespondensi. Karena dengan sekeping prangko, kita bisa memberikan kabar yang tidak bisa disampaikan oleh sentuhan jari di layar ponsel.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun