Kelompok Palestina Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober, dengan ratusan angkatan bersenjata menyusup ke lingkungan sipil yang tinggal di dekat Jalur Gaza. Setidaknya 1.400 warga Israel tewas, sementara militer Israel mencatat 203 tentara dan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, dibawa ke Gaza sebagai sandera. Lebih dari 5.000 warga Palestina di Gaza tewas akibat serangan udara dan artileri yang dilakukan Israel, sebagai respons terhadap serangan Hamas sebelumnya.
Pasukan Israel kini berkumpul di sepanjang perbatasan Gaza dan warga Palestina sedang mempersiapkan operasi darat besar-besaran yang akan diluncurkan Israel. Pada saat yang sama, Israel memberlakukan blokade total terhadap Gaza, menghentikan pasokan makanan, bahan bakar, dan kebutuhan dasar lainnya ke wilayah tersebut. Konflik antara Israel dan Palestina yang terjadi baru-baru ini merupakan yang terbaru dari serangkaian perselisihan antara kedua pihak yang terjadi selama tujuh dekade terakhir. Sepanjang sejarah, kawasan ini telah dilanda serangkaian konflik bersenjata, termasuk beberapa perang yang menentukan dinamika hubungan Israel-Palestina. Berikut sejarah dan permasalahan utama konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina.
Bagaimana konflik dimulai?
 Inggris menguasai wilayah yang dikenal sebagai Palestina setelah mengalahkan Kesultanan Utsmaniyah yang menguasai Timur Tengah pada Perang Dunia Pertama. Wilayah ini dihuni oleh minoritas Yahudi dan mayoritas Arab, serta sejumlah kecil kelompok etnis lainnya. Namun, ketegangan antara dua etnis yang tinggal di wilayah tersebut meningkat, sehingga komunitas internasional memberi tugas kepada Inggris untuk mendirikan "rumah nasional" bagi orang-orang Yahudi di Palestina. Keputusan ini mengacu pada Deklarasi Balfour yang ditandatangani pada tahun 1917, kesepakatan antara Menteri Luar Negeri Inggris saat itu, Arthur Balfour, dan komunitas Yahudi di Inggris. Deklarasi ini tertuang dalam mandat Inggris atas Palestina dan didukung oleh Liga Bangsa-Bangsa -- cikal bakal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) -- yang baru dibentuk pada tahun 1922. Bagi kaum Yahudi, Palestina adalah rumah nenek moyang mereka, namun bangsa Arab Komunitas di Palestina juga mengklaim wilayah tersebut dan menentang klaim sepihak komunitas Yahudi di sana.
Antara tahun 1920-an dan 1940-an, jumlah orang Yahudi yang tiba di Palestina terus meningkat. Banyak dari mereka yang melarikan diri dari penganiayaan yang mereka alami di Eropa, khususnya Holocaust yang dilakukan oleh Nazi di Jerman dan sekitarnya pada Perang Dunia Kedua. Perselisihan antara komunitas Yahudi dan Arab, serta pemerintah Inggris juga meningkat. Pada tahun 1947, PBB melakukan pemungutan suara dan memutuskan untuk membagi Palestina menjadi negara-negara Yahudi dan Arab, dan Yerusalem menjadi kota internasional. Rencana ini diterima oleh para pemimpin Yahudi, namun ditolak oleh para pemimpin Arab dan tidak pernah dilaksanakan.
Mengapa Israel dibentuk?
Pada tahun 1948, karena tidak mampu menyelesaikan perselisihan antara komunitas Yahudi dan Arab di Palestina, Inggris menarik diri dan para pemimpin Yahudi mendeklarasikan pembentukan negara Israel. Kawasan tersebut dimaksudkan sebagai tempat yang aman bagi komunitas Yahudi yang mengalami penganiayaan, sekaligus sebagai kampung halaman mereka.
Pertempuran antara milisi Yahudi dan Arab semakin intens selama berbulan-bulan. Sehari setelah Israel mendeklarasikan dirinya sebagai sebuah negara, lima negara Arab menyerang wilayah tersebut.
Mungkinkah kemerdekaan Palestina menjadi tanda bahwa akhir zaman sudah dekat?
Perbincangan mengenai Palestina merdeka yang menjadi tanda kiamat kini tengah marak sejak muncul kabar Israel kembali menyerang Palestina. Pengeboman yang terjadi pada konflik ini menimbulkan banyak korban jiwa.
Sekitar 4.300 korban meninggal dunia, dan 18.000 orang luka-luka. Gaza memang menjadi salah satu tempat yang menjadi fokus bom Israel. Gara-gara serangan tersebut, banyak netizen yang mempertanyakan apakah dunia akan kiamat jika Palestina merdeka.