Mohon tunggu...
Ifran
Ifran Mohon Tunggu... Mahasiswa - Conten Creator

Pasti Tapi Pelan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konflik Israel-Palestina, Jika Palestina Merdeka Apakah Tanda Kiamat?

26 Oktober 2023   11:24 Diperbarui: 26 Oktober 2023   11:24 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelompok Palestina Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober, dengan ratusan angkatan bersenjata menyusup ke lingkungan sipil yang tinggal di dekat Jalur Gaza. Setidaknya 1.400 warga Israel tewas, sementara militer Israel mencatat 203 tentara dan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, dibawa ke Gaza sebagai sandera. Lebih dari 5.000 warga Palestina di Gaza tewas akibat serangan udara dan artileri yang dilakukan Israel, sebagai respons terhadap serangan Hamas sebelumnya.

Pasukan Israel kini berkumpul di sepanjang perbatasan Gaza dan warga Palestina sedang mempersiapkan operasi darat besar-besaran yang akan diluncurkan Israel. Pada saat yang sama, Israel memberlakukan blokade total terhadap Gaza, menghentikan pasokan makanan, bahan bakar, dan kebutuhan dasar lainnya ke wilayah tersebut. Konflik antara Israel dan Palestina yang terjadi baru-baru ini merupakan yang terbaru dari serangkaian perselisihan antara kedua pihak yang terjadi selama tujuh dekade terakhir. Sepanjang sejarah, kawasan ini telah dilanda serangkaian konflik bersenjata, termasuk beberapa perang yang menentukan dinamika hubungan Israel-Palestina. Berikut sejarah dan permasalahan utama konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina.

Bagaimana konflik dimulai?


  Inggris menguasai wilayah yang dikenal sebagai Palestina setelah mengalahkan Kesultanan Utsmaniyah yang menguasai Timur Tengah pada Perang Dunia Pertama. Wilayah ini dihuni oleh minoritas Yahudi dan mayoritas Arab, serta sejumlah kecil kelompok etnis lainnya. Namun, ketegangan antara dua etnis yang tinggal di wilayah tersebut meningkat, sehingga komunitas internasional memberi tugas kepada Inggris untuk mendirikan "rumah nasional" bagi orang-orang Yahudi di Palestina. Keputusan ini mengacu pada Deklarasi Balfour yang ditandatangani pada tahun 1917, kesepakatan antara Menteri Luar Negeri Inggris saat itu, Arthur Balfour, dan komunitas Yahudi di Inggris. Deklarasi ini tertuang dalam mandat Inggris atas Palestina dan didukung oleh Liga Bangsa-Bangsa -- cikal bakal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) -- yang baru dibentuk pada tahun 1922. Bagi kaum Yahudi, Palestina adalah rumah nenek moyang mereka, namun bangsa Arab Komunitas di Palestina juga mengklaim wilayah tersebut dan menentang klaim sepihak komunitas Yahudi di sana.

Antara tahun 1920-an dan 1940-an, jumlah orang Yahudi yang tiba di Palestina terus meningkat. Banyak dari mereka yang melarikan diri dari penganiayaan yang mereka alami di Eropa, khususnya Holocaust yang dilakukan oleh Nazi di Jerman dan sekitarnya pada Perang Dunia Kedua. Perselisihan antara komunitas Yahudi dan Arab, serta pemerintah Inggris juga meningkat. Pada tahun 1947, PBB melakukan pemungutan suara dan memutuskan untuk membagi Palestina menjadi negara-negara Yahudi dan Arab, dan Yerusalem menjadi kota internasional. Rencana ini diterima oleh para pemimpin Yahudi, namun ditolak oleh para pemimpin Arab dan tidak pernah dilaksanakan.


Mengapa Israel dibentuk?


Pada tahun 1948, karena tidak mampu menyelesaikan perselisihan antara komunitas Yahudi dan Arab di Palestina, Inggris menarik diri dan para pemimpin Yahudi mendeklarasikan pembentukan negara Israel. Kawasan tersebut dimaksudkan sebagai tempat yang aman bagi komunitas Yahudi yang mengalami penganiayaan, sekaligus sebagai kampung halaman mereka.
Pertempuran antara milisi Yahudi dan Arab semakin intens selama berbulan-bulan. Sehari setelah Israel mendeklarasikan dirinya sebagai sebuah negara, lima negara Arab menyerang wilayah tersebut.

Mungkinkah kemerdekaan Palestina menjadi tanda bahwa akhir zaman sudah dekat?


Perbincangan mengenai Palestina merdeka yang menjadi tanda kiamat kini tengah marak sejak muncul kabar Israel kembali menyerang Palestina. Pengeboman yang terjadi pada konflik ini menimbulkan banyak korban jiwa.
Sekitar 4.300 korban meninggal dunia, dan 18.000 orang luka-luka. Gaza memang menjadi salah satu tempat yang menjadi fokus bom Israel. Gara-gara serangan tersebut, banyak netizen yang mempertanyakan apakah dunia akan kiamat jika Palestina merdeka.

Lantas, benarkah kemerdekaan Palestina merupakan tanda kiamat sudah dekat? Baca pembahasannya dibawah ini untuk menemukan jawabannya.
Apakah kemerdekaan Palestina merupakan tanda berakhirnya dunia?
Masyarakat beranggapan jika Palestina berhasil memperoleh kembali kemerdekaannya maka dunia akan kiamat atau dengan kata lain akan terjadi kiamat. Anggapan ini muncul karena masyarakat beranggapan jika Palestina akhirnya bisa merebut kembali Baitul Maqdis, berarti kiamat akan terjadi.

Baitul Maqdis merupakan kota suci di Timur Tengah, tepatnya di negara Palestina. Anggapan tersebut semakin menguatkan keyakinan masyarakat ketika muncul hadis riwayat Auf bin Malik Radhiyallahu. Menurutnya, Rasulullah SAW bersabda: Artinya: Aku bertemu dengan Nabi Muhammad SAW, pada waktu Perang Tabuk, ketika aku berada di tenda yang terbuat dari kulit samak. Nabi bersabda, "Hitunglah enam hal yang akan muncul menjelang akhir dunia. Kematianku, pembebasan Baitul Maqdis, kematian yang menyerangmu seperti penyakit yang menyerang kambing hingga mati, harta yang berlimpah, hingga ada yang dikasih seratus dinar tapi tetap saja marah.

Ada fitnah agar tidak ada satu pun rumah Arab yang dimasuki, dan perjanjian antara kamu dengan bangsa Bani Al-Ashfar, kemudian mereka mengkhianati perjanjian tersebut dan kemudian mereka mengepung kamu di bawah delapan bendera perang yang masing-masing berjumlah dua belas ribu. personel." (HR Bukhari).

Pada dasarnya hadis di atas tidak bisa dijadikan patokan, karena pendapat tersebut tidak sepenuhnya benar. Hadits di atas memang menjelaskan tentang pembebasan Baitul Maqdis, namun tidak jelas dalam menjelaskan apa itu pembebasan, pembebasan apa, pembebasan dari apa, dan kolonialisme seperti apa yang dimaksud.

Akhir dunia atau hari kiamat hanya diketahui oleh Allah SWT. Kami hanyalah manusia biasa yang tidak mengetahui kapan kiamat benar-benar akan terjadi. Namun, sebagai umat Islam, kita sudah mempelajari tanda-tanda kiamat di sekolah. Hal ini tertulis dalam surat Al-Araf ayat 187:
Artinya: "Mereka bertanya kepadamu tentang Hari Kiamat: "Kapankah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya ilmu tentang Hari Kiamat ada di sisi Tuhanku; tidak ada yang dapat menjelaskan kapan datangnya kecuali Dia. Kiamat akan sangat menyulitkan mereka yang ada di surga dan di bumi.

Hari Kiamat tidak akan datang kepadamu melainkan datangnya secara tiba-tiba." Mereka bertanya kepadamu seolah-olah kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya ilmu tentang hari kiamat itu ada di sisi Allah, namun kebanyakan manusia tidak mengetahuinya."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun