Gangguan skizofrenia tidak disebabkan oleh satu faktor tunggal, tapi oleh berbagai faktor seperti faktor genetik dan abnormalitas struktur otak; faktor psikosial diataranya peristiwa traumatis (anak korban kekerasan fisik maupun seksual, korban kerusuhan), masalah hubungan interpersonal (konflik dengan pasangan dan orang terdekat), faktor keluarga (pola asuh, orang tua bercerai), kondisi sosial ekonomi, dan pekerjaan (misalnya: pengangguran, PHK). Gangguan skizofrenia kadang berawal pada masa kanak-kanak tapi biasanya gejalanya akan terlihat jelas pada akhir masa remaja atau awal masa dewasa.
Peran Keluarga dalam Penanganan Orang Dengan Skizofrenia (ODS)
Apabila salah satu anggota keluarga atau orang terdekat Anda mengalami gejala-gejala seperti yang telah disebutkan sebelumnya, sebaiknya segera melaporkan ke petugas kesehatan terdekat agar segera mendapatkan penanganan. Namun, tidak cukup hanya dengan penanganan dari petugas kesehatan dan pemberian obat-obatan. Keluarga adalah pendukung utama yang memiliki peran penting dalam proses penyembuhan dan untuk mencegah terjadinya kekambuhan pada ODS. ODS yang tinggal dengan keluarga yang menunjukkan sikap penolakan dan tidak peduli akan sulit untuk sembuh sekalipun rutin menjalani pengobatan. Begitu pula dengan lingkungan keluarga yang keras dan suka mengkritik, akan meningkatkan resiko kekambuhan.
Pada kasus Happy, salah satu gejala yang muncul yaitu halusinasi. Ada halusinasi pendengaran dan juga halusinasi penglihatan. Selain pemberian obat-obatan antipsikotik dan psikoterapi, Happy membutuhkan lingkungan keluarga yang bisa memberikan rasa nyaman dan penerimaan, serta memberikan dukungan emosional. Dukungan emosional yang dapat dilakukan oleh keluarga adalah bersedia menjadi teman untuk bercerita. Memiliki teman untuk bercerita bisa mengurangi intensitas bahkan menghentikan halusinasi.
Salah satunya keluarga bisa menanyakan “Dari mana asal suara yang kamu dengar? Apa yang dia katakan? Kalo kamu tidak mendengarkannya, bagaimana responnya? Dengan siapa kamu berbicara? Dimana orangnya?” Dengan demikian perlahan-lahan bisa membangkitkan kesadaran pasien bahwa apa yang dia dengar dan yang dia lihat tidak nyata. Keluarga juga berperan untuk mengingatkan saat waktunya minum obat, dan bersedia mengantar untuk kontrol ke layanan kesehatan. Apabila dukungan semacam ini tidak ada, maka keberhasilan penyembuhan dan pemulihan pasien sangat berkurang (Friedman, 2010).
Dukungan keluarga selama masa penyembuhan memberikan pengaruh yang besar terhadap pemulihan pasien. Oleh karena itu keluarga perlu untuk mengetahui lebih dalam mengenai gangguan skizofrenia agar keluarga tahu bagaimana menghadapi penderita misalnya tentang gejala-gejala kekambuhan dan cara pencegahan kekambuhan sehingga ketika ODS sudah mulai menunjukkan gejala-gejala kekambuhan, keluarga bisa bertindak cepat untuk membawa ODS ke layanan kesehatan untuk mendapatkan penanganan.
Hidup dengan ODS memang tidak mudah. Merawat ODS dalam jangka waktu yang lama bisa menimbulkan stres bagi keluarga. Dampak stres dapat berupa keluhan fisik dan emosional. Keluhan fisik contohnya sakit kepala, sulit tidur, gangguan pencernaan, sedangkan keluhan emosional contohnya mudah marah dan tersinggung. Apabila mulai merasakan keluhan tersebut, disarankan untuk segera berkonsultasi ke petugas kesehatan agar keluhan tidak berlanjut.
Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi pembaca. Salam sehat jiwa.
Daftar Pustaka
Fauziah & Widuri. 2007. Psikologi Abnormal Klinis Dewasa. Universitas Indonesia: Jakarta.
Friedman, M. 2010. Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik. Jakarta: EGC.