Pijakan atau sendal merupakan satu hal paling fundamental bagi manusia. Selain itu, sandal juga berfungsi untuk menjaga kaki. Namun, kali ini agak berbeda ceritanya. Yasin keliru memakai sendal tersebut, bahkan kekeliruan itu terpaut agak jauh. Sandal kanan bernomor 10 sementara satunya bernomor 6 dan juga warnanya berbeda.
"Saat itu, saya memang pakai sepatu dari rumah. Tapi, jujur, tujuan saya hanya agar ingin tampil sederhana di depan orangtuanya. Namun, saya tidak sadar kalau sandal yang saya pakai itu beda. Karena saya terlalu fokus pada satu hal, saya harus datang tepat waktu," ucapnya lirih.
Alih-alih ingin tampil sederhana agar mendapat poin lebih di hadapan calon mertua. Yasin justru menerima respon negatif. Kesedihan yang kelak akan menjadi sejarah luka yang tak tertanggungkan.Â
Ibu Rohmah merupakan orangtua dari Putri, kekasih Yasin. Ia terkenal sebagai Ibu yang ramah dan teliti dalam urusan apapun. Tapi, kali ini Ia justru harus menelan ludah melihat anaknya dipeluk oleh begundal seperti Yasin.Â
"Dalam urusan hal sekecil ini saja masih luput, bagaimana kau akan mengurus anakku kelak?" damprat Ibu Rohmah, saat Yasin baru datang di kediaman rumah Putri.Â
Alasan Ibu Rohmah masuk akal. Karena itu, ia memiliki pandangan berbeda dalam urusan ini. Tak ada tujuan hidup lain selain membiasakan diri untuk tampil apa adanya. Tak perlu dibuat-buat.Â
"Cih.. Bagaimana bisa sandal menjadi letak kesederhanaan seseorang? Dan ini bukan soal sendal belaka, lebih dari itu. Ini soal harga diri anakku," tandas Ibu Rohmah dengan suara yang amat menghentak.Â
Yasin tak akan pernah tahu, akan berakhir di mana alur dari riwayat hubungannya. Tapi, seluruh omongan Ibu Rohmah yang pernah ia dengar langsung saat itu membuatnya terkejut.Â
Menanggung MaluÂ
Lekas setelah itu, Yasin pulang dengan menanggung malu dan rasa pedih yang tak terelakkan. Hunjaman kata-kata dari calon mertua amat begitu membekas. Putri tak merespon apa-apa. Sementara perasaan Yasin berkecamuk sampai mendamik dada.Â
Tibanya di rumah. Yasin mewedarkan kejadian ini di hadapan Ibunya. Dengan wajah memelas ia memeluk sembari pipi dibanjiri airmata.Â