Mohon tunggu...
Ifla Maulana
Ifla Maulana Mohon Tunggu... Jurnalis - Ruang belajar

Sedang mengembangkan bakat melamun.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Warung Ari Resto: Menjemput Kenangan

10 Juni 2022   17:31 Diperbarui: 10 Juni 2022   18:41 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu mahasiswa seperti saya, kadang sedikit terhentak saat dijatuhi pertanyaan tersebut. Karena saya orang yang amat malas untuk membaca, saat itu. Pun kalau berkumpul, saya cenderung pendiam jika sudah bahas buku. Merasa tidak memiliki referensi untuk masuk dalam pembahasan, mau tidak mau saya hanya duduk menyimak sambil menghabiskan kopi dan rokok saja.

Dari situ stimulan pertama saya, untuk sedikit mencoba membaca. Buku pertama kali yang saya beli, saat itu Il Prince karya Niccolo Machiavelli. Awalnya saya tak tahu siapa penulis tersebut, tetapi setelah membaca dan mencarinya di internet. Ternyata buku itu menjadi pedoman wajib bagi diktator, bahkan Napoleon Bonaparte pernah tidur di atas buku tersebut. Saya membelinya saat ada bazar di at-taqwa.

Setelah itu, mulai muncul benih-benih bibliofil dalam diri untuk melahap semua buku. Ya meskipun masih sering tidak paham terhadap isi bukunya, saat itu saya hanya berpegang, "Yang penting baca, urusan paham atau tidak itu lain soal. Jatuh cinta saja lebih dulu terhadap buku."

Tiap bulan saya menargetkan, harus menyisihkan uang jajan untuk membeli buku meski itu hanya satu. Perlahan saya mulai ikut nimbrung ketika sedang berkumpul lalu membahas buku. Meskipun argumen yang saya lontarkan hanya sampah, tetapi ini menjadi satu langkah untuk saya berani bicara.

Saat itu, ada banyak sekali bahan untuk dibahas. Bahkan, di tempat ini pula DILAWAN terbentuk. Sebuah komunitas kecil pecinta sastra yang terdiri dari tiga orang; DIas, LAna, iWAN. Kami seringkali membahas buku sastra dari penulis luar maupun lokal. Sampai kami pernah menoreh sebuah pencapaian paling agung selama kuliah. Ya, selama kuliah. Mendatangkan penulis-penulis yang kami suka.

Bulan Oktober tahun 2017, awal mula kami mencetuskan program Pekan Literasi. Meski saat itu, Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) menjadi wadah kita untuk dapat mendatangkan penulis seperti; Fauz Noor (Penulis Trilogi Tapak Sabda) dan Sanghyang Mughni Pancaniti (Penulis trilogi Perpustakaan Kelamin). Karena jika mengundang atas nama DILAWAN kami tidak memiliki kemampuan secara finansial, kami bertiga tergolong lelaki yang dompetnya sering ditindas. Untungnya, saat itu kami tak melupakan pula jasa seorang Fajar Rahmawan, seorang lelaki asal tanah Sunda yang sering menamai dirinya sendiri; Fajar Leter Z.

Lalu, tahun 2018 kami pun sukses pula mendatangkan satu penulis fenomenal. Ya, fenomenal. Kenapa? Ia seorang penulis buku Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur, Muhidin M Dahlan. Kami merasa puas saat itu, juga ada beberapa nama penulis sastra yang sudah kami catat sebagai tamu di Cirebon. Namun, karena terkendala oleh waktu, akhirnya kami tak dapat menunaikannya.

Maka, akhir dari menulis ini. Saya menyimpulkan bahwa Warung Ari Resto saat ini hanya menjadi tempat yang penuh kenangan. Jika masih diberi waktu untuk dapat nongkrong dan berkumpul kembali di sini. Itu hanya semata-mata untuk menyambung tali silaturahmi. Hanya itu. Pembahasan buku telah tiada, dan saya meyakini pembahasan yang akan di suguhkan hanya berupa soal realita pekerjaan, hiruk pikuk keluarga atau hanya menikmati ngopi santai (lagi) sambil mendikte kendaraan lewat. Ya, hanya itu.

Jadi, kapan kita ngopi lagi di sini?

Ditulis sore ini, di tempat Warung Ari Resto. 

Cirebon, 10 Juni 2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun