1.Apa itu kanker serviks (leher rahim) ?
Kanker serviks merupakan kanker yang primer berasal dari serviks (kanalis servikalis dan/atau porsio). Serviks adalah bagian ujung depan rahim yang menjulur ke vagina.
Kanker serviks (kanker leher rahim) merupakan kanker yang banyak menyerang wanita dan merupakan masalah kesehatan yang penting bagi wanita di seluruh dunia. Saat ini kanker serviks menduduki urutan kedua dari penyakit kanker yang menyerang wanita di dunia dan urutan pertama untuk wanita di negara yang sedang berkembang. Kanker serviks juga merupakan salah satu penyebab utama kematian perempuan yang terkait dengan kanker.
Menurut laporan World Health Organization (WHO) pada tahun 2008, tercatat kanker serviks merupakan kanker terbanyak kedua yang diderita wanita di seluruh dunia dan 80% dari jumlah ini berasal dari negara berkembang termasuk Indonesia. Kankerserviks menjadi penyebab lebih dari 250.000 kematian pada tahun 2005. Kurang lebih 80%-83% kematian tersebut terjadi di negara berkembang. 3,5,6 Diperkirakan setiap tahun dijumpai sekitar 500.000 penderita baru di seluruh dunia dan umumnya terjadi di negara berkembang.
2.Apa saja yang termasuk faktor risiko kanker serviks??
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks, antara lain adalah :
1)Perilaku seksual: usia pertama kali berhubungan seks atau pernikahan pertama kali.
Pada penelitian lain di temukan jika usia pertama berhubungan seks <15 tahun maka risiko untuk terkena kanker serviks meningkat > 10 kali, hal tersebut juga dibuktikan dengan hasil penelitian lain yaitu < 16 dan < 17 tahun risikonya adalah 16 kali, 16-19 tahun 3 kali dan > 19 tahun 1 kali.
2)Perilaku seksual: jumlah pasangan seks.
Studi epidemiologi mengungkapkan bahwa jumlah pasangan seksual yang ditunjukkan pula oleh jumlah pernikahan dan perceraian merupakan faktor risiko terjadinya kanker serviks. Dilaporkan bahwa risiko tersebut meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah pasangan. Pada beberapa penelitian yang pernah dilakukan diperoleh hasil bahwa wanita yang menikah lebih dari 1 kali akan meningkatkan risiko kanker leher rahim (serviks) sebesar 1,99 kali dan 1,5 kali, sedangkan jika pasangan seksualnya lebih dari 4 maka risikonya yaitu 3,6 kali.
3)Jumlah Paritas.
Paritas (jumlah seorang wanita melahirkan) yang tinggi (multiparitas) merupakan salah satu faktor risiko kanker serviks. Kanker serviks jarang ditemukan pada wanita yang belum pernah melahirkan, dibandingkan dengan wanita yang melahirkan anak banyak.
Penelitian di Bali pada tahun 2000 menunjukkan 32 % penderita kanker serviks ditemukan pada paritas lebih dari empat. Peneliti lain juga menyatakan paritas lebih dari tiga mengakibatkan naiknya frekuensi kanker serviks menjadi 3 kali, multiparitas juga berkaitan dengan usia menikah yang umumnya ditemukan pada usia muda.
4)Merokok.
Wanita perokok memiliki risiko 2 kali lebih besar terkena kanker serviks dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok. Penelitian menunjukkan, lendir serviks pada wanita perokok mengandung nikotin dan zat-zat lainnya yang ada di dalam rokok. Zat-zat tersebut akan menurunkan daya tahan serviks di samping merupakan ko-karsinogen infeksi virus. 1-3
5)Defisiensi zat gizi.
Ada beberapa penelitian yang menyimpulkan bahwa defisiensi asam folat dapat meningkatkan risiko terjadinya displasia ringan dan sedang, serta mungkin juga meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks pada wanita yang makanannya rendah beta karoten dan retinol (vitamin A). Beta karoten dan vitamin A berfungsi memperbaiki integritas dan fungsi sel epitel dan beraksi sebagai antioksidan dan memperbaiki sistem imun.
6)Trauma kronis pada serviks seperti persalinan, infeksi, dan iritasi menahun
7)Pemakaian DES (dietilstilbestrol)
Pemakaian DES merupakan salah satu faktor risiko kanker serviks dan vagina. DES banyak digunakan oleh 2-3 jutaibu hamil pada tahun 1946-1971 untuk mencegah abortus spontan. Wanita yang ibunya memakai DES diketahui mempunyai gejala sisa yang berkaitan dengan saat perkembangan embriologis selama pemakaian obat tersebut.
8)Gangguan sistem kekebalan
9)Usia pertama melahirkan
10)Pemakaian pil KB.
11)Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun
12)Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu menjalani Pap smear secara rutin)
3.Pemeriksaan apa yang bisa dilakukan untuk mendeteksi pra kanker serviks ??
Pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendeteksi pra kanker serviks yaitu dengan melakukan pemeriksaan IVA.
4.Apa itu IVA??
Inspeksi Visual Asam asetat (IVA) dalam bahasa Inggris yaitu Visual Inspection of the uterine cervix with acetic acid (VIA) adalah inspeksi porsio dengan mata telanjang dan dinyatakan positif apabila setelah 20 detik pengolesan dengan asam asetat 3-5 % tampak daerah berwarna putih (white epithelium). IVA disebut juga servikoskopi.
Pemeriksaan IVA pertama kali diperkenalkan oleh Hinselman (1925) dengan cara mengusap serviks dengan kapas yang telah dicelupkan ke dalam asam asetat 3%. Adanya tampilan ”bercak putih” setelah pulasan asam asetat kemungkinan diakibatkan lesi prakanker serviks.
kelebihan dari tes yang menggunakan asam asetat adalah tes tersebut menggunakan teknik yang mudah, berbiaya rendah dan tingkat sensitivitas tinggi
5.Apa Tujuan Pemeriksaan IVA?
Untukmengetahui adanya lesi pra kanker serviks
6.Apa saja Manfaat Pemeriksaan IVA?
Dapat diketahui secara dini jika ada lesi pra kanker serviks, dan segara dilakukan penatalaksanaan yang cepat dan tepat.
7.Dimana bisa mendapatkan pelayanan IVA?
Rumah sakit, Puskesmas, klinik bersalin, bidan praktik mandiri dan sarana kesehatan lainnya.
8.Bagaiamana Hasil IVA dan penatalaksanaannya?
TabelTemuan Hasil IVA danTindakan Rujukan yang dianjurkan
TEMUAN IVA
TINDAK RUJUKAN
Perempuan yang dicurigai menderita kanker serviks
Segera dirujuk ke fasilitas yang dapat memberikan pengobatansecara memadai
Perempuan dengan hasil positif dengan lesi menutup lebih dari 75% serviks, meluas ke dinding vagina atau meluas 2 mm lebih dalam daripada probe krioterapi termasuk ujung dari probe
Rujuk untuk asesmen dan pengobatan di fasilitas terdekat yang melayani LEEP atau biopsi konus. Jika perjalanan ke fasilitas lain tidak mungkin atau tidak dapat dilakukan, beri konseling tentang keunggulan dan kekurangan pengobatan. Rujuk ke fasilitas terdekat yang melayani pengobatan sesuai pilihan si ibu/klien.
Perempuan dengan hasil tes positif yang menginginkan tes (atau diagnosa) lebih lanjut yang tidak tersedia di fasilitas
Rujuk ke fasilitas terdekat yang melayani kolposkopi dan biopsi
Perempuan dengan hasil tes positif yang menolak menjalani pengobatan
Beri konseling tentang kemungkinan berkembangnya penyakit dan prognosis. Anjurkan untuk berkunjung kembali setelah satu tahun untuk melakukan tes IVA untuk menilai status penyakitnya.
Deteksi dini prakanker serviks (leher rahim) dengan pemeriksaan IVA sangat penting untuk dilakukan oleh setiap wanita yang sudah pernah berhubungan seksual, karena sangat mudah, murah dan sederhana. Pelayanan tersebut (tes IVA), bisa didapatkan ditempat Praktik Bidan (BPS/RB), klinik, Puskesmas dan Rumah Sakit terdekat. Keuntungannya selain mudah, murah, juga hasil pemeriksaan bisa segera didapat beberapa saat setelah pemeriksaan. Pemeriksaan lain yang bisa dilakukan berkaitan dengan deteksi kanker serviks yaitu pemeriksaan Pap smear. Pemeriksaan Pap smear dapat dilakukan di Rumah sakit atau klinik yang menyediakan pelayanan tersebut. Segera hubungi tenaga kesehatan terdekat untuk mendapatkan pelayanan pemeriksaan IVA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H