"Benar kan...seperti aku bilang ke kamu dulu bahwa harapan selalu terbuka untuk orang-orang yang mau berusaha," kataku kepada istriku sambil tersenyum.
Ia pun tampak begitu bahagia setelah bisa berkumpul kembali.
"Belum tentu orang-orang yang sudah membuat kita susah dulu hidupnya lebih baik, jangan-jangan mereka sekarang hidupnya jauh lebih susah dari sebelumnya. Tuhan maha melihat," kataku.
Karirku di perusahaan dari tahun ke tahun terus meningkat. Mulai dari posisi Supervisor, setahun kemudian diangkat menjadi Manager di departemen spareparts kemudian pindah ke departemen workshop remanufacturing hingga kemudian menjabat sebagai Manager Business Development.
Setelah berkarir cukup lama di perusahaan alat berat tersebut, aku pun mendapat tawaran di salah satu perusahaan asing lainnya yang memproduksi komponen alat berat yang juga dipakai di industri pertambangan dengan posisi sebagai General Manager untuk wilayah Indonesia dan Asia. Dan selanjutnya beberapa tahun kemudian ditunjuk sebagai Direktur di perusahaan tersebut.
Waktu bergulir begitu cepat. 20 tahun sudah berlalu sejak peristiwa kerusuhan Mei 1998 di Jakarta, Tangerang dan Bekasi. Trauma kemungkinan masih terus menghantui orang-orang yang masih belum bisa move-on. Tapi bagi kami kejadian tersebut adalah bagian dari perjalanan hidup kami untuk melangkah jauh lebih baik lagi.
"Sayang...percayalah...masih ada secercah harapan untuk kita yang mau terus berjuang!"
Kataku sambil menggenggam tangan istriku.
Ia tersenyum lalu merebahkan kepalanya di pundakku.
Kereta cepat terus bergerak maju menuju Kota Guangzhou, kota terbesar di sebelah Selatan daratan Tiongkok. Hanya membutuhkan sekitar 1 jam perjalanan saja untuk tiba di Guangzhou South Station.Â
Aku dan istri begitu menikmati perjalanan liburan di Hong Kong dan beberapa kota di Tiongkok lainnya seperti di Guangzhou, Guilin dan Nanning selama 2 minggu sekaligus reunian dengan saudara-saudara sepupu kami yang saat ini tinggal menetap di sana.