Kemarin siang sebelum acara makan siang bersama dengan keluarga untuk merayakan hari ulang tahun putra sulung saya yang sudah memasuki usia ke-32 tahunnya.Â
Saya memberikan sedikit petuah kepada anak-anak mengenai filosofi orang-orang Tionghoa terkait dengan perayaan ulang tahun.
Begitulah cara saya untuk menyampaikan filosofi leluhur saya kepada anak-anak pada saat berkumpul, apakah itu pada saat makan bersama di rumah, sambil menyetir mobil atau pada kesempatan tertentu yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan.
Masyarakat Tionghoa memang banyak memiliki filosofi hidup yang sudah menjadi tradisi sejak ribuan tahun yang lalu.Â
Tradisi tersebut sudah dipraktekkan turun temurun sejak lama, di mana orang tua berkewajiban untuk mengajarkan sekaligus mempraktekkan perilaku atau norma hidup orang Tionghoa di manapun berada.
Filosofi tersebut mengajarkan kita untuk hidup lebih menghargai dan menghormati orang yang lebih tua, menjaga keharmonisan dengan orang lain, bekerja keras untuk mencapai kesuksesan, mengikuti aturan yang sudah ditetapkan dan menjaga kepercayaan, kejujuran dan integritas.
Terkait dengan perayaan ulang tahun, di masyarakat Tionghoa berlaku ada 5 hari ulang tahun yang dirayakan secara besar bersama dengan sanak keluarga, teman-teman, tetangga dan orang-orang terdekatnya, selebihnya hanya perayaan biasa saja.Â
Orang Tionghoa dari Suku Khek atau Suku Hakka menyebutnya "co che" atau "co thai che" atau jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berarti "perayaan besar".
Perayaan ulang tahun memiliki arti tersendiri bagi orang-orang Tionghoa terutama pada saat mencapai tahapan tertentu. Dalam tradisi Cina, kehidupan ini dibagi menjadi beberapa tahapan. Mulai dari saat seseorang dilahirkan ke dunia ini hingga ia meninggal dunia.
Namun untuk perayaan ulang tahun biasanya hanya sampai kepada tahapan yang kelima saja, terkecuali jika anak cucunya memiliki kecukupan uang dan ingin merayakan hari ulang tahun orang tua atau kakek neneknya untuk menunjukkan rasa cinta dan rasa hormatnya kepada orang tua.
Kelima hari ulang tahun tersebut menunjukkan tahapan kehidupan yang harus dirayakan dan diketahui oleh orang lain atau semacam "mendeklarasikan"Â kepada orang lain untuk menyatakan bahwa seseorang sudah mencapai tahapan tertentu dalam hidupnya.
Tahap pertama adalah tahapan pertumbuhan. Yaitu seseorang yang baru dilahirkan hingga mencapai usia 1 tahun.Â
Di usia ini seseorang belum bisa melakukan apapun dan harus selalu mendapatkan bantuan orang lain sehingga pada ulang tahun pertamanya patut untuk dirayakan oleh orang tuanya untuk memperkenalkan anggota keluarga yang baru kepada sanak keluarga dan orang-orang terdekat.
Tahap kedua adalah tahap pembelajaran. Dimulai dari seseorang yang baru mulai belajar berjalan, berbicara, sekolah, bekerja dan bahkan baru memulai merintis usahanya yang masih dikategorikan sebagai tahap belajar.
Batas usia belajar ini waktunya cukup panjang yaitu mulai dari umur 1 tahun hingga berumur 33 tahun sehingga pada ulang tahun yang ke-33 harus dirayakan dengan mengundang orang lain untuk menyatakan bahwa ia sudah selesai masa belajarnya dan dianggap sudah dewasa serta sudah siap untuk terjun ke tengah masyarakat dengan tanggung jawab sosial yang lebih besar.
Tahap ketiga adalah tahapan untuk mencapai kesuksesan hidup. Seseorang wajib untuk bekerja keras untuk meraih kesuksesan dengan ditandai misalnya dengan membeli rumah, kendaraan pribadi, melakukan perjalanan jarak jauh, berinvestasi, menjadi pemimpin di sebuah organisasi atau perusahaan dan banyak hal lainnya yang bisa dilakukan untuk menuju kemapanan hidup.Â
Pada usia tersebut seseorang berada pada usia paling produktif, memiliki tenaga yang kuat dan biasanya sudah memiliki karier yang cukup bagus di dalam pekerjaannya.
Tahap keempat adalah tahapan menikmati keberhasilan yaitu jika seseorang sudah memasuki usia ke-51.Â
Pada usia tersebut biasanya seseorang sudah memiliki kematangan dalam hidup atau masa "keemasan", baik dalam hal karier di pekerjaan maupun dalam hal finansial sehingga dia berhak untuk menikmati hasil jerih payahnya yang sudah dilakukannya sejak pada usia muda.
Pada ulang tahun yg ke-51 tersebut wajib untuk dirayakan dan mengundang orang lain untuk ikut merayakan kesuksesannya, karena setelah itu dia akan mengurangi segala aktivitas kerjanya seiring dengan kemampuan fisik yang juga sudah mulai menurun.Â
Juga ada tradisi di masyarakat Tionghoa untuk mulai mewariskan tugas-tugas yang selama ini diembannya kepada orang-orang yang lebih muda.
Tahapan kelima adalah tahapan menjaga kesehatan diri sendiri di mana seseorang tidak lagi beraktivitas untuk mencari nafkah untuk keluarganya tetapi lebih berfokus kepada menjaga kesehatan diri sendiri.Â
Tahapan ini dimulai pada usia yang ke-66 dan biasanya dihadiri dan dirayakan oleh anak cucunya, sanak keluarga, kerabat dan orang-orang terdekatnya. Atau pada usia ini orang tersebut sudah memasuki usia pensiun dari segala aktivitas pekerjaannya.
Tahapan keenam adalah tahapan beristirahat yang dimulai pada usia yg ke-71 di mana banyak orang yang sudah tidak memiliki tenaga yang kuat untuk menopang dirinya sendiri dan memerlukan bantuan kepada anak cucunya.
Tidak ada kewajiban baginya untuk merayakan ulang tahunnya secara besar-besaran karena pada umumnya mereka pada usia tua ini sudah tidak memiliki kemampuan secara finansial lagi. Tetapi tergantung kembali kepada anak cucunya jika mereka merasa mencintai dan menghormati orang tuanya maka biasanya mereka tetap merayakannya.
Tahapan berikutnya adalah tahapan mencapai usia ke-81, 91 dan seterusnya. Bagi orang-orang Tionghoa ini hanya merupakan bonus hidup yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Boleh dirayakan dan boleh juga tidak dirayakan tergantung dengan kemampuan masing-masing.
Itulah tahapan kehidupan yang biasanya dirayakan oleh orang-orang Tionghoa secara besar-besaran dengan mengundang orang-orang terdekatnya untuk ikut merayakan ulang tahunnya.
Lantas apakah hari ulang tahun selain pada tahapan-tahapan tersebut di atas tidak boleh dirayakan? Seperti ulang tahun ke-17 misalnya?
Tentu saja boleh dirayakan dengan mengundang orang lain asalkan seseorang tersebut memiliki kemampuan finansial yang cukup. Namun sebenarnya tidak ada kewajiban baginya untuk merayakannya karena tidak ada selebrasi filosofis untuk merayakan pencapaian hidupnya. Mungkin cukup dirayakan di lingkungan keluarga inti saja.
Selain tradisi perayaan ulang tahun berdasarkan tahapan usia tersebut di atas juga ada tradisi orang-orang Tionghoa untuk makanan yang tidak boleh ditinggalkan pada setiap perayaan ulang tahun yaitu mie ulang tahun, bisa dengan mie goreng atau misoa kuah atau rebus dan yang juga tidak boleh ketinggalan adalah telur ayam rebus yang diberi dengan warna merah serta kue lapis legit dan kue moci.Â
Makna dari makanan-makanan tersebut melambangkan harapan diberikan umur yang panjang, bertambahnya rezeki dan kemakmuran bagi yang berulang tahun serta kebersamaan dengan orang-orang yang ada di sekitarnya.
Selamat ulang tahun yang ke-32 buat Ardy, semoga panjang umur, sehat walafiat selalu dan ingat sebentar lagi kamu akan segera memasuki tahapan kehidupan yang ketiga yaitu waktunya untuk membangun keluarga yang kuat, membina karier yang baik, bekerja keras untuk meraih kesuksesan dan fokus kepada tujuan hidup.(***)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H